"Kelasmu sudah dimulai dari tadi."

"Mwo?, bagaimana kau tau? apa kau juga dikelasku?"

"Tidak, kelasku di lantai tiga aku juga terlambat, kelasku bahkan dimulai sebelum kelasmu, aku hanya melewati kelasmu tadi dan melihat profesor Kang di sana." Jelasnya panjang lebar.

"Ah sial!"

"Kenapa?"

"Aku tidak bisa masuk kelas, padahal aku sudah berlari mati-matian kesini." Ucapmu sedih.

Kau mempout-kan bibirmu. Dan pemuda itu lalu tertawa.

"Ada apa?"

"Kau lucu!" Serunya.

Sontak wajahmu memerah.

"Hey, bagaimana kalau kita membolos sama-sama?"

"Apa?"

"Ayo ke kantin." Tanpa permisi pemuda itu menarik tanganmu.

"Yya, hey..."

Meskipun protes, kau tetap mengikuti langkahnya.

Dari belakang, kau memperhatikan seluruh penampilan pemuda asing di depanmu.

Secara keseluruhan dia sangat berbeda dari Taehyung. Segala yang ada di diri pemuda didepanmu ini adalah apa yang kau inginkan untuk Taehyung, penampilannya sangat modis, dari ujung kaki hingga kepala semuanya sesuai dengan tipemu.

Kau akhirnya sadar bahwa kau baru saja membandingkan Taehyung dengan orang asing, dan untuk itu, kau mengutuk dirimu sendiri.

***

"Apa yang terjadi?" Tanya pemuda yang tak kau kenal itu sambil meletakkan dua kaleng soda didepanmu.

Dia menarik kursi lain dan duduk didepanmu.

"Apa yang apa?"

"Kenapa kau pucat sekali? Kau terlihat tidak sehat."

Kau menjadi gugup, kau tak menyangka dia akan memperhatikan penampilanmu.

"Ah, aku sedang tidak enak badan." Kilahmu.

"Kau sakit? Kalau begitu, ayo kuantar pulang." Pemuda itu berdiri dari kursinya.

"Ah tidak apa-apa. Aku bisa pulang sendiri."

Drrrttt... drrttt...

Sekali lagi ponselmu bergetar.

"Iya aku sedang di jalan Tae." Kau lalu mematikan ponselmu dan berdiri.

"Jadi bagaimana? Mau kuantar?"

Senyumnya itu...

"Baiklah jika itu tidak merepotkanmu.

***

Pemuda itu mengantarkanmu sampai di parkiran apartemenmu.

Kau segera turun dari motornya dan menyerahkan helm yang kau gunakan sambil merapikan rambutmu.

"Terima kasih. Kau tidak mampir dulu? Mungkin aku bisa berterima kasih dengan menyuguhkanmu minum?" Tawarmu.

"Ah tidak lain kali saja." Tolaknya.

"Baiklah. Sekali lagi terima kasih."
Kau segera berbalik dan menuju lobby apartemen sebelum akhirnya kau berbalik kembali kearahnya.

Pemuda itu masih berdiri disitu memandangmu dengan senyuman di bibir tebalnya yang seksi.

"Ada apa? Kau melupakan sesuatu?"

Kau berjalan menghampirinya dan tersenyum kikuk.

"Ah, tidak aku hanya melupakan sesuatu, kita belum berkenalan."

Kau mengulurkan tanganmu yang langsung di sambutnya.

"Namaku Jimin, Park Jimin."

Tangannya lembut dan hangat kau tersenyum kearahnya.

"Namaku...

"Aku tau!" Potongnya

"Hah?"

"Aku sudah tau namamu." Ucapnya lalu naik ke motornya dan pergi. Meninggalkanmu yang masih bertanya-tanya darimana Jimin memgetahui namamu.

***

Kau masih terus memandangi punggung Jimin yang makin menjauh, saat satu suara mengagetkanmu.

"Siapa itu?" Tanya Taehyung suaranya terdengar menyelidik.

Sontak kau menengok ke asal suaranya. Taehyung berdiri dibelakangmu dan tatapannya mengikuti arah pandangmu.

"Teman kuliah." Jawabmu.

"Aku tidak pernah melihatnya." Ucap Taehyung sedikit dengan nada tinggi.

Kau memutar matamu.

"Tentu saja kau tidak pernah melihatnya, dia tidak di kelas yang sama dengan kita. Ayolah Taehyung tak perlu berlebihan begitu, dia hanya membantu."

Sambil tersenyum entah untuk apa, kau menarik tangan Taehyung masuk keapartemenmu.



_계속_

stupid ; kthحيث تعيش القصص. اكتشف الآن