"Kamu yakin? Harus push up, sit up, jogging dan lainnya malam-malam begini?!" Tanya Karen yang tidak percaya pada suaminya yang mengajaknya untuk olahraga malam-malam.

Senyum Oliver luntur seketika. Ia kira Karen tahu betul makna dari 'olahraga' yang dimaksudnya. Istrinya ini masih saja polos. Oliver mengumpat dalam hatinya.

"Ver, jawab! Emang kamu mau jogging malam-malam begini?" Tanya Karen lagi karena Oliver hanya diam saja tidak menjawab pertanyaannya. Ia sampai menggoyangkan lengan Oliver.

"Hmm.. Ya" jawab Oliver.

"Kalau capek, ngapain kamu ngajak aku jogging malam-malam gini?" Tanya Karen. Sudah tau dirinya bakal Capek, tetapi malah mengajaknya olahraga malam. Dasar suami aneh, batin Karen.

"Maksud aku bukan olahraga jogging, sayang" ucap Oliver. Ternyata memang susah ya jika istrinya ini mempunyai sifat polos sejak lahir.

"Lalu apa?" Karen mengernyitkan dahinya tidak mengerti.

"Olahraga yang aku maksud itu..." Oliver mengatur nafasnya terlebih dahulu sebelum menjelaskannya pada istrinya.

"Olahraga melakukan kegiatan suami-istri pada umumnya" ucap Oliver.

Karen mengangguk, namun sedetik kemudian.. Wajahnya berubah menjadi merah seperti kepiting rebus. Ia baru sadar, jika Oliver membicarakan hal itu.

"Lho kok pipi kamu jadi merah gini ya?" Ucap Oliver mengelus kedua pipi Karen yang memerah. Pasti Karen malu padanya. Istrinya ini selalu malu jika mengenai hal itu.

"Aku gak apa-apa, kok" sahut Karen berusaha rileks agar pipinya kembali normal. Oliver sangat gemas sekali pada istrinya yang polos ini.

"Yaudah, ayo!" Ucap Oliver dengan seringaiannya.

"Ayo ma-mau ngapain?" Tanya Karen hati-hati. Kalau Oliver sudah menyeringai padanya, tandanya pertanda tidak baik.

"Olahraga malam" jawab Oliver langsung tanpa berpikir dua kali.

"...Sekalian kita bikin cucu buat mama" lanjut Oliver menantikan jawaban Karen selanjutnya.

"Tapi---" Oliver langsung membukam bibir istrinya dengan bibirnya.

**

"Halo.."

"Halo, Mr. Rossler"

"Jack, apa semuanya sudah siap buat nanti siang?"

"Sudah siap, Mr. Mulai dari jet pribadi anda saya sudah memeriksakannya"

"Great! Thanks for your help"

"With my pleasure, Mr"

Tut tut ...

Sambungan telepon dimatikan Oleh Oliver. Ia pun melanjutkan pekerjaannya kembali. Ia sudah tidak sabar untuk nanti siang. Bagaimana ekspresi istrinya saat siang nanti.

**

Melly berjalan keluar cafe sambil memegang coffee yang baru ia pesan. Saking senangnya dengan coffee itu, Melly menghirup dalam-dalam aroma coffee tersebut sehingga tiba-tiba....

BRUUKKK!!

Coffee Melly tumpah mengenai kemeja seseorang. Melly menutup mulutnya.

"Yah sorry sorry sorry, gue gak sengaja" ucapnya pada pria yang di tabraknya. Terlihat pria tersebut mengeram marah.

My Love CEOWhere stories live. Discover now