Friend, Foe or what? ~ Fanfic Oneshot

Start from the beginning
                                    

"Ali," teriak seseorang perempuan memekakkan telinganya.

"Apalagi sih, Raquel, gue udah bilang ga mau," ucap Ali lemah.

"Anterin gue pulang," ucap Raquel, anak hits di sekolah yang selalu mengejar-ngejar Ali. Prilly mengalihkan perhatiannya saat matanya bertemu dengan Ali.

"Gue pulang sama Prilly," ucap Ali langsung berlari mendekati Prilly.

"Ih, ga dia bohong," bantah Prilly cepat.

Ali menatap tajam Prilly agar mengiyakan tapi tak digubris oleh Prilly. "Ban motor gue kempis, lo liat aja kalau ga percaya, gue mau pulang naik angkot," ucap Ali terus mencari alasan.

"Angkot?" tanya Raquel melepas peganggan tangannya geli mendengar kata angkot.

"Iya, lo ga mau badan lo bau matahari kan, apalagi bau emak-emak dari pasar," ucap Ali lagi membuat Raquel menggeleng.

"Lo pulang sendiri ya, bye," ucap Ali cepat melesat pergi saat melihat angkot berhenti tak lupa ia langsung menarik Prilly bersamanya. Suara teriak Raquel pun tak dipedulikan.

Ali menghembuskan nafas lega. Akhirnya ia bebas dari medusa batinnya. Prilly menatap tajam Ali. "Motor ban lo ga kempis kan?"

"Sorry, Pril, kamu ngertikan situasi terjepit tadi," ucap Ali bersalah.

"Ya, ga apa-apa, Li," ucap Prilly tanpa menoleh pada Ali.

Ali memperhatikan Prilly yang mengangkat handphonenya yang berbunyi. "Ya, Halo, Raka?"

"Gak kok, iya, bisa."

Ali mengernyit bingung, sejak kapan Prilly dekat dengan Raka.

"Raka anak basket?" tanya Ali tanpa basa basi saat Prilly menutup teleponnya.

"Bukan urusan lo."

"Balikan sama dia?"

"Bukan urusan lo juga," ucap Prilly menatap Ali kesal.

"Oke," ucap Ali santai. "Kapan-kapan kita jalan bareng ya, udah lama kali lo ga ngumpul."

Prilly tak mengerti sifat Ali ini. Sudah berkali-kali diketusin tetap saja seperti itu membuat Prilly sebenarnya sedikit luluh. Nggak, tetap tak boleh berdekatan dengan Ali.

Prilly segera turun dari angkot ketika sudah sampai perumahannya. Ali pun ikut turun bersamanya mengikuti gadis itu dari belakang.

"Lo ngapain sih ngikutin?"

"Siapa yang ngikutin?"

"Lo lah, penguntit!"

"Lupa ya, kita tetangga, jadi kalau jalan ya pasti searah, Pril," ucap Ali. Prilly menepuk jidatnya lupa.

"Lo bisa lewat jalan lain kan, ngapain lewat sini," ucap Prilly kesal.

"Lo makin hari makin judes tau gak, kenapa sih, habis kenalan sama macan?" tanya Ali kesal karena terus dimarahi tanpa tahu dirinya salah apa.

"Siapa yang judes, perasaan lo aja kali."

"Gue ga bego kali, beberapa minggu ini lo ngindarin gue, lalu pas gue ajak ngobrol pasti judesnya ga kalah emak-emak PMS, udah gitu gue udah turutin kemauan lo kan, ga manggil lo di sekolah, ya kecuali hari ini sih," ucap Ali panjang lebar.

"Udah?"

Ali terdiam. "Gue mau balik," ucap Prilly segera ditahan oleh Ali.

"Tolong jelasin salah gue," ucap Ali.

"Lo ga salah, gue yang salah," ucap Prilly melepas tangannya dari Ali dan langsung berjalan pergi. Kenapa selalu cowo yang salah batin Ali berdecak kesal.

Aliando Prilly - Fanfic Oneshot SS 1 (END) Where stories live. Discover now