Part 7 ("Married") - END

5.9K 395 48
                                    


~~~

~~~

Ben kini menunggu di depan altar menunggu pengantinnya datang untuk mengikat janji suci mereka. Tapi pertama-tama ia ingin mencubit pipi milik gadisnya karna telah berani membohongi dan membodohinya. Pria itu hampir gila karna gadis itu.

'oh tidak... aku akan memberinya pelajaran di ranjang nanti...'

'itu juga yang tengah ku pikirkan.. kenapa kita bisa berpikiran sama Ben?'

'itu karna memakai otak yang sama saat berpikir bodoh....'

'beraninya kau memanggilku bodoh... aku adalah dirimu, itu berarti kau mengatakan dirimu sendiri bodoh.. bodoh!!!'

Ben dan wolfnya terus bekelahi di dalam pikiran mereka hingga pengantin wanitanya memasuki aula pernikahan. Berjalan di atas karpet merah dengan menggandeng lengan ayahnya yang nampak sangat tampan.
Bryan tersenyum melihat istri cantiknya di sana tersenyum polos dan lucu dengan perutnya yang buncit. Bryan mengedipkan matanya kepada istrinya seolah merekalah yang saat ini yang sangat bahagia di bandingkan pasangan yang akan menikah ini. Tia ikut tersenyum manis pada suaminya dan menatap sendu putrinya. Namun tangan hangat putranya yang tampan kini mengenggam tangannya. Dan itu cukup membuat rasa sedih ditinggal putrinya menikah sedikit berkurang.
Sedangkan satu-satunya orang yang tidak terlihat suasana hatinya adalah Dena dengan tudung yang menutupi wajahnya, meskipun terlihat samar tapi itu masih tidak cukup jelas.

"ini dia sayang..." bisik Bryan pada putrinya.

"jaga putriku Ben, aku akan tetap mengawasimu..." ucap Bryan saat menyerahkan tangan putrinya ketangan Ben.

"akan kuingat seumur hidupku..."

"jangan hanya ingat. Lakukan...." tegas Bryan yang membuat Ben menyeringai.

Kini tangan Dena tengah digenggam erat oleh Ben. Pria itu seakan merindukan gadis nya sehingga ia meraba kulit punggung tangan Dena yang ditutupi sarung tangan itu. Namun ia tidak menyerah untuk menyentuh kulit kekasih yang akan menjadi istrinya itu.
"kau berhutang banyak penjelasan padaku sayang. Dan semua masalah itu akan kita selesaikan di atas ranjang" bisik Ben menggoda

.

.

.

.

Pria itu sangat merasa tidak diacuhkan sama sekali oleh istrinya itu. bahkan Dena tidak berbicara sepatah katapun padanya dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa dengan mereka. Dan kini mereka sudah berada di kamar mereka untuk menikmati malam sebagai sepasang suami istri baru.

"katakan... aku dulan mandi atau kau?" tanya Dena cepat lalu menunggu jawaban Ben.

Ben menghela nafasnya berat, "bagaimana jika kita mandi berdua?" tawar Ben menggoda namun dengan ekspresinya yang masih semberut kesal.

"kalau begitu aku akan mandi dulu..." ucap Dena lalu berlalu. Dan hal itu membuat Ben menghela nafasnya kesal.

Bel kamar hotel mereka yang berbunyi dengan nyaring harus membuat Ben kembali melangkahkan kakinya yang ia rasa lelah sekali. Mungkin lelah itu akan hilang jika Dena sedikit saja bersikap manis padanya. Tapi, Dena tetaplah Dena. Dia gadis ohhh bukan lagi gadis, dia adalah wanita yang kaku dan keras kepala.

"hai brother in law... apa kabarmu? Kau pasti lelah. Ini adalah koper milik Dena, ia menyuruhku untuk mengantarkannya" ucap seseorang di balik pintu dan itu adalah Daniel. Pria yang tampak begitu tampan. Namun pria yang sangat tampan itu juga terlihat sangat menakutkan dan mengintimidasi.

My Beautiful Ice Mate (MIM Child Sequel)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang