When Your Love Gone Bag.3 [End]

2.3K 171 15
                                    

Semenjak hari dimana Shani memilih mundur dan mengikhlaskan Viny untuk Gracia, Shani semakin menjauh dari Viny dan Shani sama sekali tidak mau menatap mata Viny jika bertemu ataupun saat ia harus berbicara dengan Viny. Dan Viny pun kembali kepada Gracia karna permintaan Shani. Mungkin jika Shani tidak memintanya untuk kembali kepada Gracia, ia akan lebih memilih mengejar Shani saat itu juga.

Jangan salahkan Gracia jika sekarang ia lebih mengekang Viny karna kejadian itu. Gracia seakan tidak mau membiarkan Viny dan Shani berdekatan satu centi pun. Seperti sekarang, disaat mereka sedang latihan dan sedang mendengarkan intruksi sensei, Gracia bertukar posisi dengan Viny saat disebelah Viny adalah Shani.

Viny hanya bisa menghela nafas panjang sambil menggenggam tangan Gracia untuk menenangkannya sedangkan Shani menundukkan kepalanya dengan perasaan yang sangat campur aduk.

"Kalian boleh istirahat 10 menit setelah itu kita latihan lagi"

"Iya kaaa!"

Semua langsung bubar dan menuju tas masing-masing untuk mengambil minum dan juga makanan yang sudah tersedia.

Viny menyandarkan tubuhnya di dekat tasnya sambil menunggu Gracia yang mengambil makanan untuk mereka berdua. Ia memutar-mutar botol minumnya sambil menatap kosong ke arah depan. Sejujurnya dalam hatinya ia merasa sangat kehilangan Shani. Ia tak bisa lagi merasakan pelukan hangat milik Shani. Ia tak bisa lagi menatap mata indah milik Shani lebih lama. Ia tak bisa mendengar suara tawa khas milik Shani lagi dan yang terakhir ia tak bisa lagi melihat senyum manis milik Shani yang hanya untuknya.

Viny menghembuskan nafasnya kasar sambil mencengkram erat botol minumnya. Ia ingin Shani berada di sampingnya namun itu tak akan mungkin bisa karna Shani tidak akan mau kembali bersamanya dan ia pun tidak bisa kembali menyakiti Gracia yang sangat mencintainya.

Gracia berjalan riang menghampiri Viny yang duduk seorang diri sambil membawa dua kotak makanan. Namun langkahnya melambat saat melihat Viny sedang melamun dengan wajah sedihnya. Gracia menghela nafas panjangnya. Lagi-lagi ia memergoki Viny yang seperti ini.

"Kakak"panggil Gracia saat ia sudah sampai didepan Viny. Viny masih terdiam dan tak menyadari kehadiran Gracia.

"Kak.." Belum ada jawaban dari Viny. Gracia menghembuskan nafasnya kasar saat rasa kesalnya muncul melihat Viny yang tidak menyadari kehadirannya.

"Ka Viny!!"sentak Gracia yang langsung membuat Viny tersentak kaget. Viny mengerjapkan matanya lalu menatap Gracia yang sedang berdiri didepannya.

"Iya Gre? Kenapa?"tanya Viny menatap Gracia.

"Aku yang seharusnya tanya itu. Kamu kenapa?! Kamu ngelamun terus dan selalu nyuekin aku! Kamu mikirin S...."

"Ah iya aku ngelamun lagi? Maaf ya, tugas kuliah lagi banyak banget apalagi ditambah kerjaan disini. Maaf ya sayang"sela Viny dengan cepat saat sadar apa yang akan diucapkan Gracia selanjutnya. Gracia menatap sejenak mata Viny lalu menganggukkan kepalanya.

"Iya. Jangan keseringan ngelamun, aku ga suka liatnya. Muka kamu jelek"ucap Gracia sambil membuka kotak makannya.

"Jelek jelek juga kamu sayang ini"goda Viny sambil menusuk-nusuk perut Gracia.

"Iihhh kakak geli"rengek Gracia sambil menahan tangan Viny. Viny pun hanya tertawa kecil sambil menepuk kepala Gracia dengan lembut.

***

Sudah dua bulan berlalu semenjak kejadian dimana Shani mengikhlaskan Viny untuk Gracia. Memang sepantasnya seperti itu.

Helaan nafas kasar terdengar dari mulut Shani. Semangatnya dengan tim K3 yang baru luntur seketika. Kesalahannya membuatnya tak hanya kehilangan sang kapten, tapi juga sahabatnya yang sudah seperti adiknya sendiri.

Kumpulan CoretanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang