09. Sweet Revenge

Start from the beginning
                                    

Mark? Ternyata ikut balap liar juga? Sejak kapan?

"Jadi, siapa yang mau eksekusi malem ini?" tanya Luhan ke komplotan mereka.

"Gue sendiri," jawab Lay dengan seringai misteriusnya. Kini tangannya sudah tidak bertengger di pinggang gue, tetapi dimasukan ke dalam saku celananya. Penampilannya malam ini benar-benar mengingatkan gue akan malam pertama kami bertemu, bad boy abis!

Nggak lama kedengeran suara pluit, dan orang yang namanya Jackson tadi udah bawa pengeras suara kecildi tengah-tengah. Jackson sempet ngeliat ke arah kerumunan kami sebelum Tao nyamperin dia dan ngebisikin sesuatu.

"Oke guys! Malam ini akan ada pertandingan seru! Kita punya Mark dan juga Lay sebagai peserta malam ini."

Gue bisa ngedenger sorak sorai disini semakin riuh, yang membuat gue bener-bener ngerasa nggak nyaman. Iim yang sepertinya mengerti kegelisahan gue memilih untuk menarik gue sedikit menjauh dari Lay dan bergabung dengan Joana dan Rara.

"Peserta boleh ketengah untuk salaman," kata Jackson sambil mepersilahkan keduanya dengan tangannya.

Gue ngeliat Lay maju dan Mark juga keluar dari kerumunan di seberang gue.

Gue ngeliat Lay maju dan Mark juga keluar dari kerumunan di seberang gue

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sialan! mantan kalo udah putus emang makin brengsek ya gantengnya.

Mereka berdua saling berhadapan dan tersenyum sinis satu sama lain. Suasana semakin riuh saat kedua pemain itu bersalaman.

"Boleh diubah taruhannya?" tanya Mark tiba-tiba yang bikin suasana seketika hening.

Seringai di wajah Lay perhalan menghilang, digantikan dengan alisnya yang terangkat sebelah.

"Gue nggak mau taruhannya club itu," kata Mark.

"Terus apa mau lo?" tanya Lay sinis.

"Cewek itu," kata Mark sambil nunjuk gue.

Cowok brengsek! Setelah selingkuh malah ngejadiin gue bahan taruhan!

Iim udah ngusap-ngusap bahu gue dari belakang, sementara suasana masih tegang karena nunggu jawaban Lay. Gue tau Lay itu brengsek, tapi gue berharap dia nggak cukup brengsek untuk menjadikan gue bahan taruhan.

"Oke," jawab Lay yang bikin kaki gue lemes.

Ini baru pertamakali gue nginjekin kaki di sini dan udah dijadiin bahan taruhan sama mantan gue sendiri?

Suara orang-orang mulai kedengeran berdengung di kuping gue karna berbagai respon dari mereka mulai dari yang terkejut, bahkan sampai yang ke excited untuk mengetahui kelanjutan balapan ini.

"Tapi dengan satu syarat," lanjut Lay yang bikin suasana kembali hening.

"Kalo gue menang, jangan pernah nunjukin muka lo lagi di depan dia. Ngerti?"

Mark tersenyum sinis ke arah Lay sebelum menganggukan kepalanya sebagai tanda menyanggupi.

"Guys, kalo taruhannya jadi cewek itu buat lo berdua, terus sisa taruhannya gimana guys?!" kata Jackson bingung.

"Tambah orang aja, taruhan yang itu khusus gue sama dia," timpal Lay sambil nunjuk gue. Tangan gue mendadak dingin mendengar penuturan Lay. Jadi gue beneran dijadiin bahan taruhan?! Dasar bad boy! Brengsek semua!

Akhirnya Sehun dan yang namanya Yugyeom dari tim sebrang ikutan balapan buat ngedapetin taruhan klub yang udah dijanjiin di awal tadi.

Gue ngerasa ketar ketir sekarang. Gue sama sekali nggak tau kemampuan Mark ataupun Lay untuk balapan. Gue nggak ada bayangan siapa yang bakal menang. Dan kalo Mark menang, gue bakal diapain?!

Lay pun jalan ke arah gue yang bikin gue semakin mundur. Tapi badan gue udah ditahan sama Kris yang bikin gue nggak bisa mundur lebih jauh.

"Gue bakal bales semua ulah mantan l, ngerti?" ucap dia di depan muka gue.

Gue cuma manggutin kepala gue cepet sebagai jawaban. Gue emang takut sama dia, tapi gue lebih takut kalo Mark yang menang entah kenapa.

Lay setelahnya langsung ngambil posisi dan masuk ke dalem mobilnya. Begitupun dengan Mark, Sehun, dan Yugyeom.

Gue bisa ngedenger suara raungan yang bikin gue makin deg-degan. Dan ketika Jackson nembakin pistolnya ke atas, mobil-mobil itu langsung melesat dengan kecepatan tinggi sampe bannya ngeluarin asep.

 Dan ketika Jackson nembakin pistolnya ke atas, mobil-mobil itu langsung melesat dengan kecepatan tinggi sampe bannya ngeluarin asep

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gue dengan cemas berdoa di dalem hati semoga Lay yang menang. Karena kalo Mark gue nggak akan tau nasib gue gimana. Sebenernya ama Lay juga gue nggak tau nasib gue gimana... tapi seenggaknya gue lebih tenang lah.

"Lay itu kalo balapan gimana?" tanya gue ke Joana mencoba mencari secercah harapan.

"Dia rajanya jalanan..." jawab Kris dengan senyum simpulnya.

Entah mengapa gue ngerasa lega sekarang. Apa lagi saat ngeliat mobil biru Lay ada di tikungan terakhir danan menempati posisi pertama hingga menyentuh garis finish.

Lay pun keluar dari mobilnya dan berlari ke arah gue. Setelahnya gue ditarik kepelukannya dia.

"Cium gue," ucap dia tiba-tiba.

"Hah?!"

Manusia gila! Kenapa minta cium tiba-tiba. Gue baru saja buka mulut ingin protes tetapi bibir Lay lebih dulu membungkam bibir gue bertepatan saat Mark ngebuka pintu mobilnya. Bibir Lay bener-bener ngubek-ngubek bibir gue.

Gue pengen protes karena dia nyium gue di muka umum tapi nggak bisa. Kaki gue udah lemes duluan...

Saat gue beradu pandang dengan Mark yang lagi natap gue, gue mulai memejamkan mata gue dan membalas ciuman Lay.

Kita satu sama kan Mark?

BAD SERIES (Eternal Love)Where stories live. Discover now