Part 6

68.6K 3.7K 57
                                    

Kayna :

Aku melangkah hilir mudik diteras belakang rumah sambil tak henti-hentinya menghisap dan menghembuskan asap rokok cigaret yang kupegang. Oke, ini memang nggak seharusnya kulakukan sekarang. Bisa saja Livia melihat kelakuanku ini, dan jelas-jelas ini bukan perbuatan orangtua yang layak ditiru.

Tapi aku lagi suntuk sekali, dan memang seluruh dunia juga tau kalau padanan yang pas untuk menemani kesuntukan adalah nikotin dan kafein.

“Kay?” satu suara mengusik lamunanku dari arah belakang punggungku.

Hiaaa…ketauan, cepat aku hempaskan rokok ditanganku kelantai teras kemudian kuinjak dengan ujung sandal yang kupakai.

Kuangkat kepalaku dan menemukan dia tengah berdiri menatap padaku dengan tatapan keheranan.

“Trey..” kataku pelan mencoba sedatar mungkin “Ada apa? mana Livia?”.

Dia menggelengkan kepala “Tidak, aku hanya lewat, Livia minta dibuatkan susu” jelasnya padaku.

“Oh” seruku seraya menatapnya terheran-heran menerima kenyataan kalau dia ternyata cukup bertanggung jawab dalam hal mengurus putri kami.

“Kamu merokok?”

Aku langsung kaku ditempat dimana aku berdiri. Aduuuhhh….bener-kan! Aku ketahuan. Aku mengangguk pelan tapi tak berani menatap ke matanya.

“Livia benci bau rokok” katanya lagi “Kalau kau ingin dia bisa menerima-mu kuharap kau mau berhenti melakukannya, paling tidak kau tak melakukannya saat dia ada didekatmu”

Aku mengangguk lagi “Iya, aku salah. Tapi seingatku kau kan juga perokok?”

Dia menggelengkan kepalanya sekilas “Tidak lagi!”

“Karena Livia?” tanyaku ingin tahu

Kulihat dia mengangguk ragu “Aku berhenti merokok sejak….” Mendadak dia menghentikan kalimatnya ekspresi wajahnya berubah dingin. Kutatap dia dengan bingung. Kemudian dia mengalihkan tatapannya kearah dapur “Aku harus segera kembali keatas, via menunggu” katanya sambil berlalu dari hadapanku begitu saja.

Aku meringis pelan melihat kelakuannya itu, kenapa sih dia ?

Aneh sekali. Pertama, mengajak aku bicara baik-baik. Eh, sekarang langsung kabur, seingatku dulu dia bukan tipe laki-laki sok cool dan sok misterius seperti ini. Jadi kenapa sekarang dia mendadak berubah.

????????

“Dasar orang aneh” Aku menggumam kecil-kecil takut dia mendengarkan. Kemudian aku berbalik menuju kelantai atas.

Sesampainya dipuncak tangga teratas aku hendak berbelok lagi menuju kamarku yang berada disebelah kiri tangga, tapi sesuatu menghentikan langkahku.

Aku menoleh kearah kanan, kearah deretan pintu kamar yang setauku salah satunya merupakan kamar Trey. Salah satu pintu kamar itu terbuka, cahaya lampu kamar yang terang benderang menerangi selasar menuju kekamar yang remang-remang.

Trey bilang tadi Livia ada dikamarnya. Bayangan wajah imutnya yang cantik melintasi benakku. Tak dapat menahan rasa penasaran aku melangkah mendekat kekamar itu dan mengintip dari balik pintu, apakah putriku ada disana.

Hal pertama yang aku lihat, adalah sofa duduk santai dan sebuah laptop yang terbuka diatas mejanya. Sementara didinding dibelakang sofa kulihat tiga figura ukuran 10R berderet memajang foto-foto Livia dan Trey dalam beragam pose.

“Masuk saja Kay” tegur suara lain dibelakangku.

Refleks aku menoleh kebelakang. Trey telah berdiri dibelakangku dengan segelas susu ditangan kanannya, menatap padaku sambil tersenyum tipis. Wajahku memanas, malu karena kepergok sedang mengintip “Hmmm..ehhh…a-aku…” aku tergagap kebingungan untuk mencari alasan.

Playboy Monarki The Series - MermaidiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang