Protective Brother

10.4K 593 38
                                    


Radith mengelus wajah pucat Ayana yang tengah terbaring lemah di kamarnya, setelah kejadian aduh jotos tadi Ayana jatuh pingsan. Yang langsung disambut keterkejutan Bu Ningsih begitu juga Alex yang sudah menangis didekapan Omanya.

Radith sungguh menyesal atas perbuatannya tadi jika tau efeknya akan menjadi seperti ini.

"Mas."

"Ayana." Ujar Radith dengan mata berbinarnya, ia menghela nafas lega begitu melihat Ayana yang telah sadar.

"Maafin Mas." Ujar Radith lalu mendekap Ayana dengan pelukan hangatnya. Dan pecahlah tangis Ayana.

Disamping Radith, Alex dan Ibu Ningsih yang tengah duduk sambil melihat Ayana dengan tatapan khawatir.

Bu Ningsih mengelus kepala Ayana lembut. "Kamu kenapa sayang? Sakit? Kok sampe pingsan gini. Jantung ibu kayak udah mau copot, liat Mas-mu ngendong kamu dalam keadaan pingsan." Jelasnya.

Ayana hanya tersenyum kecut, ia sudah membuat ibunya khawatir.

"Aya gak apa - apa kok bu, mungkin kecapekan. Ibu jangan khawatir." Ujar Ayana sebisa mungkin untuk tersenyum.

Dan di samping Ibunya Ayana, Alex memandang bundanya begitu sedih sambil menangis tersedu - sedu. Mata Ayana menatap Alex yang menangis sambil menundukan kepalanya dan memainkan jari - jarinya.

"Alex." Panggil Ayana, Alex mendongakan kepalanya. Ayana membentangkan tangannya mengisyaratkan Alex untuk memeluknya.

"Sini peluk bunda."

Dan berhamburlah Alex kedalam pelukan Ayana.

"Alex janji bunda, Alex gak bakal nakal. Pasti bunda pingsan karena Alex yang nakal." Ujar Alex sesenggukan. Ayana tersenyum siapa yang ingin menyalakan Alex. Kalau yang membuatnya seperti ini adalah Azka. Ayana memejamkan matanya, ia muak menyebut nama Azka sekalipun itu di dalam hatinya.

Ayana mencium pipi Alex yang basa akibat air mata. "Siapa bilang? Gak kok Alex gak salah."

"Beneran?"

Ayana mengangguk. "Suer." Ujar Ayana sambil membentuk huruf V dari jarinya.

"Dek, kamu istirahat dulu aja Mas mau keluar sebentar." Ujar Radith.

"Jagoan jagain bunda oke." Ujar Radith sambil mengelus puncak kepala Alex. Yang disambut acungan jempol dan cengiran lucu Alex.

-------

Author pov

"Rey? Jadikan kita check-up?"

Derap langkah high heels milik wanita itu membuyarkan lamunan Reynand. Ia tersenyum lembut kepada wanita itu.

"Sebentar Shi, aku lagi beres beres."

"Kan aku udah bilangan dari tadi, aku udah lapar loh Rey nungguin kamu. Mana kita harus check-up." Ujarnya sambil mengelus perutnya yang masih rata.

"Dasar, manja."

"Kayak gak tau aku aja."

--------

Ayana mengikat rambutnya menjadi satu, gerimis. Diluar sedang gerimis padahal ia ingin ke tukang bakso pengkolan yang terkenal kuahnya yang sangat lezat. Membayangkannya saja membuat perut Ayana meronta ronta minta diisi. Dipakainya sweater rajut miliknya dan diambil payung bewarna pink yang terletak di samping nakasnya. Ayana tersenyum melihat Alex yang tertidur lelap dikasurnya, ia dan Alex sudah seperti ibu dan anak kandung.

Ayana keluar dari kamarnya dan turun kebawah siap menerjang gerimis yang sudah menjadi hujan yang cukup deras demi semangkuk bakso. Dari atas Radith melihat Ayana tengah berdiri di depan pintu sambil membuka payungnya.

"Aya mau kemana?"

Ayana memutarkan badannya kebelakang dilihatnya Mas Radith sedang berjalan kearahnya.

"Aya mau beli bakso."

"Mas, temenin."

"Mas, tapi Aya cuma beli bakso dipengkolan itu aja kok. Gak jauh mas."

Radith mengangkat jari telunjuknya dan diarahkannya kekanan dan kekiri. "Tidak ada tapi - tapian tuan putri, tunggu mas ambil kunci mobil dikamar."

Ayana menatap kesal ke arah Radith, Gemas. Yah Ayana gemas dengan tingkah laku Mas-nya itu yang sungguh over protective kepadanya semenjak kejadian tiga hari yang lalu. Ayana sangat senang  jika Radith mengkhawatirkannya tapi kekhawatiran Radith yang sungguh berlebihan membuat Ayana kesal setengah mati. Pasalnya jika Ayana ingin pergi walaupun itu ke minimarket di kompleknya harus ditemani oleh Radith, contohnya saat ini pergi ke tukang bakso saja harus ditemani Radith--bodyguard Ayana--

"Ayo."

Ayana mengerucutkan bibirnya. "Mas Radith kok jadi over banget sama aku, kemarin - kemarin gak tuh." Tanya Ayana disaat mereka sudah duduk di mobil.

"Ini demi keselamatan kamu."

"Ish, Aya sehat sehat gini juga. Mas itu harusnya jangan mikiran Aya aja, Mas mikirin diri kamu juga dong. Cari calon istri kek." Ujar Ayana panjang lebar menasehati Radith yang pastinya masuk kuping kanan keluar kuping kiri.

Radith menjentikkan jarinya ke dahi Ayana.

"Aww, Mas."

"Kamu itu nyerocos aja sekarang yang jadi prioritas Mas adalah kamu, walaupun kamu udah punya Reynand sih yang bisa jagain kamu. Tapi Mas gak mau kalah kamu tetap adik Mas--

Ayana tersenyum lebar mendengar perkataan Radith yang membuat hatinya tenang walaupun ia sudah mempunyai Reynand yang notabennya calon suaminya tetapi Ayana masih membutuhkan perlindungan Radith.

--- dan selagi Reynand gak ada disini mas yang akan jagain kamu. Contohnya kemanapun kamu pergi Mas harus ada disamping kamu, ingat itu Ayana dimanapun, kapanpun." Sambung Radith mengelurkan ultimatumnya. Dan lunturlah  senyum Ayana dan digantikan menjadi tatapan kesalnya kepada Radith.

Sekalian aja Mas sewain aku bodyguard 8 orang.

--------

Aduhh maaf chapter ini pendek banget

Ada yang bisa nebak itu Rey lagi sama siapa?  *ketawasetan*





AffairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang