part 3

6.7K 147 17
                                    

Seperti biasa saat nada alarm pada jam weker milik rara berbunyi, yang bangun adalah penghuni kamar sebelahnya cello, sedang rara masih meneruskan tidurnya. Cello langsung membersihkan diri,tak lupa dengan sholat subuhnya.

"Rara mana ma, belum bangun dia"tanya deni pada istrinya yang sedang mengoleskan selai pada roti dimeja makan

"Ngga tau pa, dia kan hobi banget tidur" jawab hellena "cello udah siap, adikmu mana??belum bagun ya dia"tanya hellena saat melihat cello sudah rapi dan turun dari tangga.

"Nggak tau ma" jawab cello pendek

"Kebiasaan yaa rara selalu bangun kesiangan"omel hellena

"Udah lahh ma biarin aja, dia kan udah besar, biar dirasain sendiri kalo sekolah telat"kata deni menenangkan istrinya"cello kamu kan udah kelas 12 rencana mau kuliah dimana??" tanya deni pada anak laki-lakinya

"Nggak tau pa, cello belum kepikiran"jawab cello

"Papa itu pengen kamu kuliah di inggris, kalo kamu nggak mau di inggris bisa di universitas lain yang bergengsi di luar negri, karna nanti kamu akan meneruskan perusahaan papa"ucap deni pada cello

"Kenapa cello pa, kenapa nggak rara aja, dia kan anak papa"jawab cello

"Kamu juga anak papa, anak laki-laki papa kamu yang seharusnya ngurus perusahan" ucap deni penuh penekanan

"Tapi pa..."belum sempat meneruskan kata-katanya tapi hellena menyela

"Cello, denger mama, mama sama papamu ingin yang terbaik buat kamu, dan mama sama papa udah bicarain ini dengan matang, kalo kamu yang bakal meneruskan perusahaan" ucap helena

"Betul kata mama mu cello" ucap deni. Cello hanya menunduk dan diam hingga ada langkah kaki dari tangga,

"Wihhhh, pada serius banget sih, ngomongin apa, pada ngomongin rara yaa" ucap gadis yang baru mendudukan dirinya di kursi dan memakan rotinya.

"Pd kamu itu ra, orang kita lagi ngomongin presiden kok" jawab hellena

"Berangkat yuk kak, nanti telat !!" ucap rara

"Habiskan dulu rotimu" ucap cello terus menatap rara tanpa berkedip

"Kak ayo. Udah abis nih rotinya"ajak rara "ma, pa, rara berangkat ya, salamualaikum" langsung menggeret tangan cello

Saat di mobil cello banyak diam,dan sesekali mencuri pandang pada rara, cello sangat deg-degan. Dia masih teringat ucapan rara, tadi malam

Flashback on

'Rara udah tidur belum ya' batin cello

"Buku rara pasti ada rumus ini, ini kan pelajaran kelas 10"ucap cello

Cello bangkit dan berjalan ke kamar rara di sebelah kamarnya, saat cello akan membuka pintu, ia mendengar perkataan rara

"Semoga besok perasaan gue ke kakak udah ilang." ucap rara

Saat mendengar perkataan rara,cello mrngurungkan niatnya meminjam buku rara, cello langsung kembali ke kamar, sebelum rara menyadari keberadaan cello di depan kamarnya.

Flashback off

"Kak" kata rara lirih, tapi masih terdengar di telinga cello.

"Hembb.." jawab cello pendek

"Gima...na, ka..lo, rara..ss..uka sama ka....kakak" ucap rara gagap

"Hembb.."jawab cello, setelah itu langsung mengerem mobilnya 'ccciiiittttttttttttt..'

"Kaakkkkkk, ati-ati dong kak" ucap rara

"Iya" ucap cello

'Apa maksudnya iya, iya pelan-pelan, apa iya tentang perasaan gue??, cuek banget sih ni orang' batin rara

"Kak" ucap rara

Kakaknya tetap diam,dan diam hingga mereka sampai di sekolah tetap hening tak ada kata yang keluar dari mulut cello maupun rara, hingga mereka sudah kembali pulang kerumah, mereka masih tetap diam.

Rumah keluarga hanggara

Rara pov

Saat tiba dirumah, rumah sangat sepi tak ada siapapun, mama sama papa juga ngga ada.

'Ting...tong'

"Siapa yang dateng ya, kok nggak ada suara mobilnya"ucap rara, lalu membukakan pintu

"Pesanan pizzanya mbak," kata orang itu

"Saya nggak pesen pizza loo mas"jawabku

"Ini,saya ada suratnya dari pemesan tadi"jawab nya menyodorkan pizza dan suratnya

"Makasih mas"ucapku

Rara,cello mama sama papa lagi ke medan, ada masalah di perusahaan papa disini,maaf mama tidak memberitahu kalian lebih dulu, ini mendadak sekali, makanlah pizza ini untuk makan malam,mama sama papa mungkin akan lama disini sekitar 2 bulan, baik-baiklah kalian,

Mama-papa

"Kok aku di tinggal sih.., dua bulan lagi, hiks..hiks..hiks.."

"Rara kenapa nangis"tanya cello

"Mama, sama papa kak"

"Kenapa mama sama papa kenapa??" tanya cello lalu merebut surat dari tangan rara ,cello membaca surat itu dengan jeli "kamu nangis gara-gara di tinggal mama sama papa ke medan ra"

"Iyaaa..hikss..hiks.."

"Kan mama sama papa cuma sebentar ra"ucap kak cello lalu menghapus air mataku, rasanya sangat luar biasa jantungku berasa ingin keluar dari tempatnya.

"Hikss..hiks..hiks."

"Udah diem, jangan nangis kan ada kakak ra"ucap cello mengelus rambut hitamku "itu pizzanya di makan keburu dingin nati" ucap cello

Saat kami sedang nontin tv, aku memberanikan diri bertanya pada kakak,

"Kak,"

"Hembb,kenapa.??"

"Kayaknya aku suka deh sama kakak"ucap ku

"Rara nggak usah bercanda kaya tadi pagi deh"ucap cello

"Aku nggak bercanda kak, aku serius, aku suka sama kakak, aku sayang sama kakak, bahkan mungkin aku cinta sama kakak, aku nggak pernah bercanda sama perasaanku kak"

"Rara kita sodara,kamu itu adik kakak"

"Tapi rara sayang sama kakak, rara juga nggak tau kenapa harus kakak yang rara sayang,"

"Rara buang jauh-jauh perasaanmu itu"

"Nggak kak, rara bakal perjuangin cinta rara "ucapku "rara sayang kakak"

Kak cello langsung masuk ke kamar, diasempat berkata menyuruhku tidur, tapi aku tetap diam dan malah tertidur di sofaa dengan tv masih menyala.

***

Sorry for typo guys , baca ceritaku selanjutnya ya .. Like comment,

I LOVE my brotherWhere stories live. Discover now