44. Should I Marry My Bestfriend

507 5 0
                                    

"Maaf Om, sebenarnya ada yang mau Genta sampein ke Om dan Tante.." dalam seketika, seluruh mata tertuju pada Genta. Tapi Genta tampak begitu tenang, dia selalu dapat mengatasi segala keadaan.
"Sebenarnya Genta dan Biya datang berdua kesini, karena Genta mau kasih tau ke Om dan Tante kalo kami sebenarnya selama ini punya hubungan khusus. Dan aku pengen untuk kejenjang yang lebih serius sama Biya." Ucap Genta lancar, selancar jalannya kereta express di gambir menurut Biya. Biya langsung menoleh dan menatap lekat-lekat, menunggu apakah sesaat lagi Genta akan tertawa terbahak-bahak karena semua ucapannya itu hanya cara ia untuk melucu di situasi yang rumit ini? Tapi ternyata tidak. Genta tetap tenang dan duduk dengan tegap seperti biasanya. Pandangan Biya beralih ke kedua orang tuanya yang kini menatap dirinya dan Genta dengan penuh selidik. Menari kebohongan di mata sepasang atau lebih tepatnya yang baru mengaku sepasang kekasih itu. Untungnya Biya sadar akan gelagat orangtuannya itu, melihat sikap Genta yang tetap tenang, Biya tidak ingin menghancurkan bantuan sahabatnya ini. Biya langsung bersikap tenang sama seperti yang Genta lakukan. Walaupun ia sebenarnya benar-benar tidak mengerti ia sedang berada dalam permainan macam apa yang dibuat oleh Genta ini.

Shabiya, Genta, Sahabatan, Menikah, lalu?.

Status   :Completed
Penulis :nadiadeviana

Rekomendasi CeritaWhere stories live. Discover now