Rio mendengus "apalagi bawel?"

Gabby tersenyum aneh penuh arti. "Temenin gue malem ini"

Rio merasakan sesuatu yang menggelitik didalam perutnya. Dia senang, tak terasa senyuman terukir di bibirnya.
"Gak usah lo minta pasti gue temenin kok" Rio tersenyum mengacak rambut Gabby.

"Makasih" Gabby mencubit pipi Rio dan menuju meja makan.

"Gue gak diajak?"tanya Rio

Tangan Gabby terulur meraih lengan kaus Rio dan menyeretnya ke meja makan.
Sesampainya,  mereka duduk bersebelahan dan bersiap,  Rio sejak tadi sudah menahan air liur nya agar tidak menetes semenjak mencium bau masakan Gabby. Sebentar lagi,  Rio akan mencicipinya. Setelah berdoa mereka mulai makan diiringi canda dan obrolan ringan seputar disekolah maupun dirumah. Kegiatan mereka terhenti ketika Gabby bertanya "Yo, lo tau dari mana kalo gue badmood?"

"Tau lah. Rio"

"Btw, selamat ya, longlast" celetuk Rio. Entahlah Rio seperti tidak ikhlas mengucapkannya, rasanya ada yang mengganjal di hatinya.

"Sama siapa?" tanya Gabby polos.

Rio menghela nafasnya "baru kemarin lusa jadian masa udah lupa"

Gabby nyegir gak jelas "Ehehe. Makasih ya"

"Sama-sama, btw gue juga makasih loh ya di buat in ginian"

"Kan elo yang minta"

"Ck. Tinggal bilang sama-sama apa susahnya sih? "Omel Rio

"Iya-iya. Sama-sama"

"Telat" Rio mengangkut piring bekas tadi dan meletakannya diwastafel.

"Bentar lagi mau ngapain?" tanya Rio. Jujur Rio juga bosan.

"Movie marathon?" tanya Gabby

"Boleh juga. Gue ambil flashdisk dulu"

"Gue siapin laptopnya" Gabby dan Rio berjalan beriringan menuju kamar, Rio udah melompat dari kamar Gabby ke kamar nya mengambil flashdisk. Sedangkan Gabby sudah menyiapkan laptopnya dan snack.

Dugh

Mendengar pijakan kaki yang datang dari arah balkon, Gabby segera mempersiapkan dirinya. Soalnya, filmnya rio horor semua :v. Gabby emang parno-an.

Rio datang dengan senyum menyeringai. 'Duh gawat' batin Gabby. Gabby membalas senyum kearah Rio yang membuat rio malah salah tingkah (?) entahlah wajah Rio bersemu sekarang.

"Kok lo merah si?" Gabby menekan nekan tulang pipi Rio.

Rio mencekal tangan Gabby "gue gigit berubah jadi vampir lo ntar" ancam Rio berhasil membuat nyali Gabby menciut dan menarik tangannya dari genggaman Rio.

"Kita nonton apa?"tanya Gabby

"Mau lo apa?" tanya Rio memberikan laptop yang sudah ditancapi flashdisk rio.

"Engg.. Apaan ya? Yang gak horor aja deh"

"Ini aja"

"Twilight?" Rio mengangguk mengiyakan Gabby.

"Horor gak?"

"Engga bawel."

"Sip itu aja yuk mulai" Gabby melemparkan beberapa bungkus snack ketempat tidur.

30 menit kemudian..

"RIO?! LO SENGAJA BIKIN MATA GUE GAK SUCI LAGI?!"teriak  Gabby membuat Rio menutup telinga sambil berbaring. Sedangkan Gabby ? Jangan ditanya lagi sekarang dia lagi ngadep tembok, mata merem, tangannya nutupin mata.

"Gue juga gak tau Gak. Gue aja baru liat sama lo"

"Skip ah" Suruh Gabby sudah berbalik menghadap arah laptop.

"Udah tuh"

15 menit kemudian..

"Anjirr. Baper"gumam Gabby

"Gue kok pengen jadi bella ya?"

"Kalo lo bela gue edwardnya " sahut Rio.

"Maksud lo?"

"Lo tau maksudnya" Rio tersenyum nakal.

"Ohh. Jadi maksud lo biar lo bisa nempel sama gue terus kayak perangko?"

"Bukan perangko" balas Rik tersenyum.

"Terus apa?"

"Tulang rusuk lo"

Krik krik krik

"Apa?" tanya Gabby

"Gak jadi. Lo budeg sih"

"Skip bego!skip!" Gabby mendorong Rio agar meng skip adegan kiss kedua.  Ini apaan dah?  Perasaan film barat kalo gak ada kiss nya gak berasa ngeh banget gitu ya?. Gue ngomong apaan coba?.

10 menit kemudian...

Gabby sudah tidur bersandar didada Rio. Mereka menonton film tadi dengan posisi bersandar pada punggung kasur. Rio segera mematikan laptop dan meletakannya dinakas sebelah kasur.

Merasa matanya berat,  Rio meringsut kebawah dan memeluk Gabby yang masih ada didadanya. Dan mereka tidur dengan bahagia :v.

***

Kriiiing!!

"Halo?"

"...."

"Gue udah ditempat biasa"

"....."

"Oke gue masuk"

Cowok berpakaian rapi dengan dandanan menawan ditambah kharismanya yang tinggi memasuki salah satu club malam di daerah setempat.

Suara berisik dari dalam menyambutnya, bau alkohol menyeruak menusuk hidungnya, lautan manusia yang menari tak beraturan dilantai dansa diiringi musik DJ bervolume tinggi.

Merasa tenggorokannya kering, Dia memilih menuju bar dan memesan satu Tequila. Rasanya,  sudah lama dia tidak kesini. Maksudnya club, Dia kesini hanya untuk memenuhi janjinya bersama seorang perempuan untuk satu malam ini. Kalian tau lah..

"Hey, kau baru pertama kali datang kesini ya?"tanya perempuan yang pakaiannya hampir menampakan setengah bagian tubuhnya.

"Iya" jawab Sam.

Iya cowok itu Sam. "Pergilah aku sudah ada janji tadi" usir Sam.

Sam memesan satu gelas bir dan menengguknya sampai habis dalam satu tenggukan. Rasanya tenggorokan Sam seperti terbakar, hidungnya tertusuk, kepalanya pusing.

"Hey, Sammy" sapa seorang cewe menghampirinya.

"Hey Ariel. Bagaimana kabarmu?"tanya Sam basa basi.

"Baik. Kau ingin sekarang?" tanya Ariel.

"Sabar dulu babe, kau harus merasakan ini dulu. Minumlah" Sam menyodorkan setengah gelas bir dan ditengguk oleh Ariel dalam beberapa detik.

"Bagaimana Amerika?"

"Tidak ada yang berubah sayang"

"Kau akan pindah disini atau masih akan tetap disana?" tanya Sam

"Aku tetap akan disana Sam. Aku kesini hanya untuk liburan"

"Kau tinggal dimana?"

"Entahlah ahahaha"

"Haha. Kau lucu Ariel. Ayo naik"

Dan mereka berdua pun melakukannya 😓

Cheater✔Where stories live. Discover now