[1] Introducing

2.7K 136 0
                                    

Iqbaal Dhiafakhri Ramadhan & (namakamu) Fathia Adia, yup mereka adalah sahabat yang saling melengkapi satu sama lain.

Dari sejak mereka duduk dibangku TK, SD, SMP, dan sekarang SMA selalu satu sekolah, bedanya, (namakamu) duduk dibangku kelas 11 dan Iqbaal kelas 12.

Tidak banyak yang tahu bahwa (namakamu) diam-diam menaruh hati pada Iqbaal, hanya teman terdekatnya saja yang mengetahui tentang ini. Benar kata orang bahwa "Persahabatan antara laki-laki dan perempuan tidak akan berjalan mulus, pasti ada salah satu dari mereka yang menaruh hati entah itu perempuan ataupun laki-laki".

"(nam) ayo berangkat kok lu bengong gitu sih?" Ucap Iqbaal sembari menepuk bahu (namakamu).

"Selow aja kali" Ucap (namakamu) sinis dan berlalu lebih dulu menuju motor yg akan membawanya ke sekolah bersama Iqbaal.

Iqbaal hanya menatap (namakamu) dengan tatapan aneh, tidak biasanya (namakamu) bersikap sinis seperti itu padanya, mungkin dia sedang PMS begitu pikir Iqbaal.

"Pegangan" Ucap Iqbaal singkat.

"Gausah males" Balas (namakamu) dingin.

"Yaudah"

Di perjalanan hanya suara kendaraan lain saja yang terdengar di telinga, tidak ada percakapan seperti biasa yang dilakukan oleh Iqbaal kepada (namakamu), sebenarnya Iqbaal ingin bertanya tentang sikap (namakamu) yang cuek padanya, ada rasa khawatir yang terbesit dalam benak Iqbaal saat melihat (namakamu) seperti ini, namun apadaya ia tidak berani menyampaikan semua uneg-uneg itu pada (namakamu).

Setelah sampai di parkiran sekolah, (namakamu) dan Iqbaal turun dari motor, tetapi (namakamu) meninggalkan Iqbaal lebih dulu tanpa meninggalkan sepatah katapun.

Baru saja (namakamu) berjalan beberapa langkah, ia kembali membalikan badannya menghadap Iqbaal, "Gua gabalik bareng lu hari ini." begitu ucap (namakamu) dingin. Singkat, tetapi membuat beribu pertanyaan muncul dari benak Iqbaal.

"Ke--"

Belum sempat Iqbaal membalas perkataan (namakamu), (namakamu) sudah lebih dulu meninggalkan Iqbaal di parkiran sekolah dan berjalan menuju kelasnya.

"Hallo (namakamu)" Ucap Iza ceria, dan hanya dibalas senyuman tipis oleh (namakamu)

"Pasti dia ribut sama Iqbaal lagi nih." Gumam Iza dalam hati.

Iza menghampiri (namakamu) dan duduk dibangku kosong sebelah (namakamu) "(nam..) lo kenapa? cerita kali biasanya juga lo cerita sama gue."

"Mulai hari ini gua mau jaga jarak sama Iqbaal, Za." Ucap (namakamu) singkat namun membuat Iza membelalakkan matanya.

"What? kenapa? lo gila? gue gasalah denger kan?" Tanya Iza bertubi-tubi.

"Enggalah dodol, gue serius" Balas (namakamu) sembari menoyor pelan kepala Iza.

"Heh lo denger gue ya, sampe kapanpun lo ga bakal bisa menjauh dari Iqbaal, dulu lo pernah bilang gitu kan ke gue? tapi apa? lo ga bisa kan? udah deh lo sama dia itu udah ditakdirin bersama untuk saling melengkapi" Ucap Iza panjang lebar.

Namun tidak sadarkah mereka bahwa ada sepasang mata yang memperhatikan mereka sedari tadi?

"Gue sekarang tau alesan lu perlakuin gue kaya tadi pagi, (nam..)" Ucap seseorang dibalik kaca kelas (namakamu).

Bel istirahat sudah berbunyi sejak 3 menit yang lalu, namun (namakamu) hanya berdiam diri dikelas, dan ia berpesan kepada teman-temannya yg pergi ke kantin, "kalo Iqbaal nanyain gue bilang aja gue lagi bantuin Miss Anis ngoreksi ulangan kemarin". Begitulah alasan yang (namakamu) buat untuk menghindar dari Iqbaal.

Sementara Iqbaal sedang berada dikantin dan celingak-celinguk mencari (namakamu), namun nihil, Iqbaal tidak menemukan (namakamu), ia hanya menemukan sekumpulan teman-teman (namakamu), tetapi tidak ada (namakamu) bersama mereka.

Dengan segera Iqbaal berlalu dari kantin dan menuju kelas (namakamu).

"Liat (namakamu) ga?" Tanya Iqbaal kepada salah satu teman sekelas (namakamu) yang diketahui bernama Nidhau.

"Hello emang gue emaknya (namakamu) apa? mana gua tau dia kemana" Ucap Nidhau.

Iqbaal menghembuskan nafas beratnya, berhadapan dengan makhluk seperti Nidhau sungguh membuatnya jengkel. "Gue serius"

"Yayaya tadi gue liat dia keluar, gatau deh kemana" Ucap Nidhau sambil terus memainkan rambutnya.

Mendengar ucapan Nidhau, dengan segera Iqbaal berlari, ia tahu saat ini (namakamu) berada di taman belakang sekolah, yup, tempat itu kerap menjadi tempat favorit keduanya untuk duduk berdua.

Dapat! Iqbaal mendapati (namakamu) yang tengah termenung di bawah pohon rindang itu. Dengan segera Iqbaal menghampiri (namakamu) lalu duduk disamping (namakamu) dan memejamkan matanya.

"Udara disini dari dulu tetep sejuk ya, gaada yang berubah" Ucap Iqbaal masih dengan mata yang terpejam.

"Hmm" (namakamu) hanya membalas ucapan Iqbaal dengan deheman.

Iqbaal membuka matanya dan mengubah posisi duduknya menjadi menghadap (namakamu).

"Lo kenapa hari ini berubah? apa gue punya salah sama lo? please kasih tau salah gue apa, ayolah gue gamau lo jadi ngejauh gini" Ucap Iqbaal dengan tatapan sendu.

Ya kenapa gue selalu gabisa buat jaga jarak sama lo Baal, gue sakit kalau harus terus-terusan deket sama lo kaya gini.

"Lo gaada salah ko sama gue, gue cuma lagi pengen sendiri aja" Ucap (namakamu) diakhiri dengan senyum tipis.

"Tapi lo ga sakit kan? Lo ga kenapa-napa kan?" Ucap Iqbaal dengan tangan yang bergerak untuk memegang kening (namakamu) memastikan bahwa (namakamu) baik-baik saja.

Dengan segera (namakamu) menepis lembut tangan Iqbaal, "gue gapapa, Baal."

"Hm oke, tapi lo beneran gamau pulang sama gue nih? yakin ga nyesel?" Goda Iqbaal.

"Engga, ga akan pernah nyesel." Balas (namakamu) dengan cepat.

"Yaudah" Ucap Iqbaal pasrah.

"Udah yuk ah balik ke kelas, bentar lagi bel" Ucap (namakamu) dan langsung menarik tangan Iqbaal.

"Iya iya sabar" Balas Iqbaal sambil mengacak-ngacak rambut (namakamu) dengan gemas.

• • • •

Yasshhh! ini story gue yg baru yeayyyy!!!

loves,
-pengagumrahasiaale.

Waiting [idr]Where stories live. Discover now