[4] Invented

1.3K 105 0
                                    

"Eh (nam..) gue mau cerita nih." Ucap Iqbaal antusias kepada (namakamu). Saat ini mereka sedang berada ditaman belakang rumah (namakamu).

"Cerita apa hm?" Balas (namakamu) sambil terus fokus kepada handphonenya.

"Kalo orang mau ngomong simpen dulu kek handphonenya." Ketus Iqbaal.

(namakamu) menyimpan handphonenya di meja kecil, "Udah tuh udah gue simpen, apa mau ngomong apa?"

"Lo tau ga?--" belum sempat Iqbaal menyelesaikan bicaranya, (namakamu) sudah berkata, "engga."

"Gue belom selesai ngomong dodol." Ucap Iqbaal kesal.

"Iya terus apa cepet ngomong." Balas (namakamu).

"Gue lagi suka sama cewek nih hehe." Ucap Iqbaal cepat.

Bugh

Hati (namakamu) seperti dihantam ribuan beton saat mendengar ucapan Iqbaal tadi, tapi sebisa mungkin ia mencoba bersikap untuk biasa saja, "Oh ya? siapa?"

"Zidny." Ucap Iqbaal.

"Ko gue baru denger sih? kelas berapa?" Tanya (namakamu).

"Anak kelas XI, (nam..). Kelasnya sebelahan sama kelas gue, emang si dia ga seterkenal kayak lo haha, secara lo kan dari awal masuk aja udah banyak yang suka." Ucap Iqbaal panjang lebar.

Yup, (namakamu) memang salah satu perempuan yang banyak digemari oleh para lelaki di sekolahnya, bisa dibilang primadona di sekolah, karena sifatnya yang baik kepada siapapun, maka tak heran jika banyak lelaki yang menyukainya. Hanya saja, (namakamu) tidak ada niatan untuk membalas perasaan salah satu dari mereka, yang (namakamu) mau hanya satu, Iqbaal seorang.

"Oh gitu, ya kalo lo suka deketin lah." Balas (namakamu).

"Nah itu dia! gue mau minta bantuan lo buat ngasih surprise ke dia besok di sekolah, rencananya gue mau nembak dia, yayaya bantuin gue." Ucap Iqbaal.

Tak mengertikah Iqbaal pada perasaan (namakamu) saat mendengar ucapan Iqbaal? (namakamu) bingung harus bersikap seperti apa agar Iqbaal tau perasaannya yang sebenarnya, mungkin saja Iqbaal tau perasaan (namakamu) padanya lebih dari perasaan seseorang kepada sahabatnya, hanya saja Iqbaal tidak memiliki perasaan yang sama pada (namakamu).

"Ba--bantuin gimana maksud lo?" Ucap (namakamu).

"Jadi besok lo samperin Zidny ke kelasnya, terus lo ajak dia ke lapangan sekolah gimanapun caranya ya." Jelas Iqbaal.

"Oh oke deh." Ucap (namakamu) mencoba tegar.

"Oksip, baik banget sih lo sama gue, udah ya gue balik, doain dong semoga besok berhasil." Ucap Iqbaal semangat.

"Yaudah sana lo balik." Balas (namakamu) dan mendapat anggukan dari Iqbaal.

Dengan segera Iqbaal pergi meninggalkan (namakamu), saat Iqbaal telah pergi dari rumah (namakamu), air mata (namakamu) turun begitu saja mengingat ucapan Iqbaal yang tadi, tapi dia harus membantu Iqbaal, menurutnya, kebahagiaan Iqbaal adalah kebahagiaannya juga.


Hari ini, tanggal 28 Januari 2018 adalah hari yang menyebalkan bagi (namakamu), hari dimana ia harus mengorbankan perasaannya sendiri demi orang yang dia sayang, hari dimana ia harus menyaksikan kebahagiaan orang yang dia sayang bersama orang lain. Meskipun Iqbaal belum menyatakan perasaannya secara resmi kepada Zidny, (namakamu) telah yakin bahwa Zidny akan menerima pernyataan cinta dari Iqbaal, lagipula, siapa yang akan menolak cinta dari lelaki sebaik dan seganteng Iqbaal."

Waiting [idr]Where stories live. Discover now