#1 Pilihan

9.1K 273 7
                                    

Seorang wanita menatap pria yang tengah sibuk dengan pekerjaannya dengan kesal. Pasalnya, lebih dari 2 jam ia di anggurkan begitu saja oleh pria itu. Siapa sih yang mau menunggu selama itu? Ia rasa tak akan pernah ada.

“Aku mau kita putus.”

Pria itu menengadah dengan santai, lalu mengerutkan keningnya dengan heran. Memangnya siapa yang mendekati duluan?

“Tidak masalah. Silahkan keluar.”

“Cakka! Kamu keterlaluan!.”

Pria itu kembali pada kesibukannya, tak ada yang lebih penting dari pekerjaannya. Lagi pula, bukannya wanita di dunia ini masih banyak? Tak perlu takut untuk jomblo bukan? Apalagi untuk ukurannya yang terbilang memiliki segalanya.

“Pintunya ada di belakang anda.”

“Cakka!!!.”

“Sebelum saya panggilkan keamanan.”

Wanita itu menghentakkan kakinya kesal kemudian berlalu, bank berjalannya kini telah tiada. Kemudian wanita itu tersenyum miring. Aku yakin kamu pasti akan kembali ke sisiku Cakka.

***

Arkka Mahesa, seorang pria yang begitu banyak di puja oleh kaum hawa. Namun, untuk menjadikan seorang wanita kekasih, Cakka begitu pilih-pilih. Wanita tadi adalah salah satunya. Tapi yang di sesalkan, Cakka tak pernah mendapatkan wanita yang benar-benar mencintainya, itulah kenapa ia tak pernah membawa wanita manapun kerumahnya, apalagi untuk di kenalkan pada orang tuanya. Itu tidak mungkin!.

“Kka...”

Cakka menghentikan langkahnya sebelum menaiki tangga untuk menjangkau kamarnya yang memang berada di lantai kedua. Ia berbalik kemudian mendapati Ibu-nya yang masih sangat rupawan tersenyum padanya dan menepuk sofa agar Cakka mendekat. Tanpa banyak bantahan ia berjalan ke arah Ibu-nya kemudian merebahkan kepalanya di pangkuan Ibu-nya itu.

“Ada apa Bun?”

Nirina, Ibu dari Cakka. Ia mengelus rambut putera satu-satunya itu dengan penuh kasih sayang. Ia tersenyum kecil melihat puteranya itu menguap dan hendak terlelap.

“Bunda cuma kangen aja sama kamu, memangnya gak boleh kangen anak sendiri?”

“Bunda... ya boleh dong.”

Cakka mendudukan dirinya kemudian memeluk Ibu-nya dari samping. Ia membenamkan kepalanya di bahu Ibu-nya itu.

“Bunda entar Ayah cemburu lho...”

“Ada-ada aja kamu. Eh Kka...”

“Kenapa Bun?.”

“Apa kamu gak ada niat untuk segera menikah? Bunda sama Ayah udah semakin tua, Bunda juga pengen banget punya cucu. Kayak tetangga-tetangga. Apa kamu gak kasian sama Bunda? Bunda iri sekali melihat mereka.”

Cakka menghela nafas, ia menegakkan tubuhnya kemudian menghadapkan dirinya ke arah Ibu-nya. Ia mengelus kedua pipi Ibu-nya dengan lembut. Kalau sudah begini ia tidak bisa menolak. Tapi bagaimana cara mendapatkan pendamping yang cocok untuk dirinya dan mendapatkan menantu yang cocok juga untuk Orangtua-nya?. Jika memikirkan hingga ke arah sana tentu saja itu akan sangat sulit.

Prince's Tale Series 1: She is My CinderellaWhere stories live. Discover now