"Ya.. hanya itu."

"For Real?? Itu saja? Tidak ada yang woww gitu"

"Hmmm.." Dave berpikir sejenak

"Hm.. Tidak, tidak ada yang wow. Rasanya seperti sarapan yang biasanya" Dave melanjutkannya yang berhasil membuat Aleyna terbelalak.

"Bagaimana mungkin? Aku sudah belajar sungguh sungguh padahal." Tidak mau membuat Aleyna kecewa, Dave mencoba menenangkannya.

"Tapi ada yang spesial dari masakan ini." Aleyna sudah tak mau mendengar lagi ucapan dari Dave.

"Mau tau tidak?" Aleyna sudah membaringkan kepalanya di atas meja dan tak mempedulikan Dave yang sedang mencoba menyemangatinya dan Dave sudah sadar kalau dia sudah salah ucap. Pelajaran buat hari esok 'Jangan tidak mengghargai usaha istri' kalau sudah cemberut bisa bahaya.

Berdiri dari kursinya dan berjalan ke sebelah Aleyna, Dave menyamakan posisi bibirnya tepat di samping telinga Aleyna.

"Yang spesial itu adalah, dimasak oleh istri yang cantik dengan penuh cinta" mengucapkan kata kata itu dengan pelan dan sensual, Dave menutupnya dengan hembusan pelan ke daun telinga Aleyna yang membuat wanita itu merinding dan spontan mendorong Dave.

Dave tertawa melihat wajah Aleyna yang tambah cemberut.

"oke.. oke aku minta maaf, tapi sebagai konsumen aku memberikan review yang jujur loh untuk meningkatkan kualitas mu" mendengar itu, Aleyna mengangguk dengan bibir mayunnya yang langsung disambar oleh Dave. Melepaskan kecupannya, Dave mengambil handuknya yang telah ditinggalkan Aleyna di kursi.

"Aku siap siap untuk ke kantor dulu ya" Dave berjalan meninggalkan dapur menuju ke kamar yang ternyata diikuti oleh Aleyna yang bahkan lebih cepat darinya. Melewati dave, Aleyna sudah berada di closet mereka dan sudah memilihkan satu stel pakaian yang akan dikenakan oleh suaminya beserta dasi, jam tangan dan sepatu.

"Pilihan terbaik dari istri terbaik" ucap Aleyna. Membantu Dave mengenakan pakaiannya, Aleyna mencoba menjadi istri yang dapat membahagiakan suaminya. Setidaknya tidak menambah stress pria itu dan dapat membantu menguranginya.

"Sangat tampan" begitu kata kata yang keluar dari bibir Aleyna setelah Dave sudah siap dengan pakaiannya dan saatnya untuk menuju kantor.

***

Meraih tas kantornya dari Aleyna, Dave mengecup pipi Aleyna dan berjalan menuju mobil dengan Greg yang sudah menuggu di mobil dengan pintu terbuka.

Melambaikan tangannya ke arah Dave dan disambut pria itu. Greg menutup pintu mobil dan menundukkan kepalanya ke arah Aleyna yang juga dibalas wanita itu.

Masuk ke kursi supir, Greg menghidupkan mesin dan seketika mobil yang membawa suaminya itu melesat ke jalanan.

Aleyna menunggu sampai mobil Dave tak tampak dari pandangannya baru kemudian masuk ke dalam rumah dan mengunci pintu rapat, masih belum sepenuhnya dia melupakan kejadian semalam yang menimpanya saat di market.

Siapa pria itu? Mengapa dia mengatakan hal yang aneh? Pacar? Memilih dia dari pada Dave? Apa maksudnya? Banyak pertanyaan pertanyaan yang berkecamuk di pikiran Aleyna, dan dia ragu apakan harus memberitahukannya pada Dave. Sehingga dia bisa menanyakan hal hal yang membuatnya gundah itu.

Dia yakin Dave akan membantunya.

Mungkin pria itu memang orang yang dikenalnya dulu, tapi saat melihat sikap dan wajah pria itu membuatnya ragu apakah dia memang pernah kenal dan bahkan berteman dengan orang itu?

Bahkan orang itu juga menyebutkan bahwa Aleyna lebih memilih dirinya ketimbang.. Dave? Kalau memang benar, aku yang dulu memang sangat bodoh. Bahkan anak kecil berumur lima tahun saja jika diberikan kesempatan untuk memilih salah satu dari kedua lelaki itu, sudah pasti pilihannya akan jatuh kepada Dave dan sepertinya pria itu tidak punya kesempatan sama sekali. Kalah telak.

Pria itu sangat kurus, bahkan rambutnya juga acak acakan. Tampak seperti orang yang sering mengkonsumsi alkohol dan obat obatan. Dapat Aleyna cium bau alkohol dari nafas yang dikeluarkannya pada saat itu.

A;eyna semakin penasaran dan ingin cepat cepat bertanya kepada Dave.

"Mungkin aku bisa menanyakannya di kantor" Aleyna setuju dengan idenya itu.

***

Ponsel Dave berdering di saku celananya, melihat nama Ale terpampang di layar Dave langsung menggeser tombol hijau itu.

"Ada apa sayang?"

"Apa kau sudah sampai di kantor?" tertawa kecil, Dave menggeleng gelengkan kepalanya saat mendengar pertanyaan Aleyna.

"Ini bahkan belum 10 menit Ale, bagaimana mungkin aku sudah bisa sampai"

"Aku tahu, aku tahu" dapat Dave bayangkan ekspresi Aleyna di seberang yang kembali membuatnya tersenyum menampilkan deretan giginya.

"Aku akan bawa makan siang mu ya ke kantor,"

"tidak perlu Ale, kamu di rumah saja, aku bisa meminta Greg menjemputnya saja nanti"

"Ahh, tidak mau. Aku juga mau pergi lagian ada sesuatu yang mau aku tanyakan"

Sesuatu yang ingin ditanyakan. Sesuatu yang ingin ditanyakan oleh Aleyna membuat Dave tegang. Apa wanita itu mendapatkan bayangan dari kejadian masa lalunya lagi?

"Apa yang ingin ditanyakan Ale? Apa tidak bisa menunggu sampai aku pulang?"

Aleyna kembali merenungkan kata kata Dave, bagaimana kalau saat dia membuka pertanyaan itu malah berdampak ke pekerjaan Dave nantinya? Dia tahu dan sadar bahwa Dave orang yang sibuk, dan dia tidak mau menjadi beban untuknya. Sudah tidak membantu malah mengganggu. Dia tidak mau menjadi seperti itu.

"Hmm, oke deh. Tunggu kamu pulang nanti ya. Makan siang aku titipkan ke Greg saja. Bye Bye"

" Bye sayang". Dave menutup telepon, tatapannya lurus kedepan namun pikirannya kosong.

Setelah beberapa saat, Dave menghela nafas kasar. Greg melirik Tuannya itu dari kaca spion tengah, melihat Tuannya yang walau sudah mendapatkan wanita yang dicintainya itu namun masih saja tidak tenang.

Greg kembali fokus ke jalanan yang mulai macet.

"Jemput makan siang nanti Greg" Dave membaringkan tubuhnya ke tempat duduk.

"Baik Tuan" Jawaban singkat Greg menjadi akhir dari suara yang dihasilkan dari perjalanan itu sampai tiba di gedung perusahaan Dave.


25 Januari 2019


Miraclein6

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 25, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I'm Yours and You're Mine [Versi Baru]Where stories live. Discover now