Part 16

3.3K 312 23
                                    

Hari senin ada kiriman setangkai mawar merah untuknya di meja kerjanya, begitu juga dengan hari selasa. Krystal meletakkan kedua tangkai mawar itu ke dalam vas kaca bersama dengan mawar-mawar yang ia terima sebelumnya. Ia baru menyadari satu hal, mungkin petugas kebersihan yang secara rutin mengganti air di dalam vas, memotong tangkai, dan membuang jika kelopaknya mulai rontok. ia harus berterima kasih untuk hal ini.

Memilih pakaian yang akan ia kenakan untuk acara lelang nanti malam ternyata sangat membingungkan, dan setelah hampir satu jam mengeluarkan membolak-balik isi lemarinya, akhirnya ia memutuskan untuk memakai dress hitam panjang yang membungkus leher sementara bahunya ia biarkan terbuka.sepatu berhak tinggi menyempurnakan penampilannya. Ia merias wajah dengan cermat serta membiarkan rambut coklatnya tergerai bebas.

Jongin menelepon tepat waktu seperti biasanya, dan Krystal meraih ponselnya sambil menjawab," aku akan turun."

Tak perlu di ragukan lagi, Jongin selalu tampil sensasional dalam setelan jas resminya, kemeja putih dan dasi kupu-kupu berwarna hitam. Benar-benar keren, batin Krystal saat berjalan menghampiri pria itu untuk menyambutnya. Tatapan hangat yang memancar dari mata pria itu ikut menghangatkan hatinya.

"Kalau ku katakan kau sangat cantik, apa kau akan marah padaku?"

"Kenapa harus marah?"

Jongin membantunya masuk ke dalam mobil, sebelum dirinya duduk di belakang kemudi. Jasa valet parking hotel Hilton memungkinkan mereka tiba tepat waktu, lalu masuk ke lobi utama dan langsung ke lantai atas menuju ballroom, tempat para tamu berkumpul.

Untuk kalangan terbatas, batin Krystal sewaktu Jongin memesankan jus jeruk untuknya dan mengambil wine dari nampan yang di tawarkan kepada mereka. Pukul setengah delapan pintu ballroom terbuka, membuat para tamu memiliki kesempatan untuk memgagumi benda-benda yang di pamerkan.

Sistem pengamanannya sangat ketat, hanya orang dengan kualifikasi tertentu yang di perkenankan masuk. Sementara Jongin terus mendampingi Krystal ketika wanita itu beranjak menuju tempat barang-barang dari keramik di pajang. Benda-benda itu terlihat unik dan cantik serta terlihat sangat rumit. Sementara Krystal seperti pengunjung lainnya, mencocokkan dengan katalog.

"Ada yang kau sukai?"

"Lebih mudah bagiku untuk menyebutkan benda-benda yang tidak menarik." Krystal menoleh ke arah Jongin. "Apa ada yang ingin kau lihat?"

Karya seni adalah hal yang sangat di sukai Jongin, jadi tidak heran jika pria itu sebelumnya sudah menandai beberapa foto benda seni di katalognya. Ia memiliki beberapa koleksi benda seni yang terbilang langka dan sulit di dapatkan. hampir setiap satu bulan sekali ia mengunjungi galeri seni atau pameran seni di luar negri.

Keluarga Kang juga merupakan salah satu pengunjung. dan mereka berhenti sejenak untuk saling menyapa sebelum kembali mengamati pameran itu. pada akhir acara lelang akan ada banyak waktu untuk saling bercengkrama lebih lama.

"Kim Jongin, sudah ku duga kau akan datang malam ini."

Krystal perlahan menoleh, matanya bertemu dengan mata Seulgi yang memandangnya dengan sinis. Ia mengenal ayah Seulgi yang berdiri di depannya dan memaksakan diri untuk menyapa dengan sopan. Bahkan ia berhasil tersenyum yang semoga saja terkesan ramah.

"Kami nanti akan berbicara dengan kalian lagi. Ayah ingin melihat -lihat lukisan."

Apa Jongin tahu Seulgi juga akan hadir di acara lelang malam ini?

"Tidak," sahut Jongin pelan sambil berbisik di telinganya, seolah ia bisa membaca isi kepalanya.

Bertemu Seulgi di setiap kesempatan terasa mulai menjengkelkan.

The Marriage ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang