Dear Club - Special Edition

262 25 13
                                    

Hari ini seharusnya menjadi hari yang baik untuk Dachan tapi sepertinya apa yang ia inginkan tidak sesuai dengan kenyataan. Entah ada angin apa ia yang tidak pernah bangun telat, pagi ini bangun sangat telat sampai-sampai ia tidak bisa masuk kelas pertama, bahkan ia masuk agak telat di kelas kedua.

Saat jam makan siang, ia memeriksa hpnya. Karena terlalu terburu-buru tadi pagi, ia tidak sempat melihat pesan dan pemberitahuan di hpnya. Ia tersenyum membaca ucapan dari keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan para Host. Ya. Ini adalah hari ulang tahunnya jadi tidak salah kalau ia merasa senang menerima ucapan dari orang-orang terdekatnya.

Dachan merasa moodnya sudah membaik dan menurutnya tidak akan ada hal buruk lain yang akan menimpanya hari ini. Tapi ramalannya salah ketika pemilik catering tempatnya memesan makanan untuk para Host menelfonnya dan mengabarkan bahwa ia tidak bisa mengirim bento karena ada pelanggan yang memesan 200 kotak nasi untuk acara seminar. Seketika mood Dachan jadi turun lagi. Ini memang hal yang sepele tapi baginya (yang sejak pagi sudah badmood), membeli 9 kotak bento adalah hal yang mengesalkan. Apalagi kalau ia harus menunggu dan mengantri. Tapi sebagai boss yang baik, ia tetap harus menyediakan makan siang untuk para Hostnya.

Dengan sangat terpaksa, akhirnya Dachan membeli bento di konbini. Walaupun kualitasnya tidak sebagus bento dari tempat catering, tapi rasanya lumayan dan cukup murah. Setelah meletakkan bento-bento tersebut, Dachan langsung beranjak ke ruangannya dan pura-pura tidak tau bila ada Host yang protes tentang bentonya.

"Kok bentonya gak seenak biasanya ya?" komentar Inoo.

"Iya. Biasanya bentonya lebih enak dari ini" tambah Chinen.

"Sepertinya ini bento yang dibeli di konbini" selidik Keito.

"Masa Dachan tega membelikan kita bento konbini. Memangnya pemasukan Club kita lagi turun?" pikir Yuto.

"Setauku pelanggan Club kita semakin banyak" jawab Yabu.

"Udah makan aja, gak usah banyak protes. Udah sukur disediain" seru Daiki untuk mengakhiri perdebatan tidak penting mereka. Mereka mengangguk lalu melanjutkan makan siang mereka.

~

"Dasar Host gak becus!" seorang wanita paruh baya menyiramkan segelas wine ke Takaki. Sontak seluruh Host dan pengunjung kaget, termasuk Dachan dan Ghea yang sedang mengobrol. Dachan buru-buru keluar dari ruangannya dan menghampiri mereka.

"Ada apa ini?!" tanya Dachan panik.

"Heh! Kamu pemilik Club ini ya?!" bentak wanita itu sambil menunjuk Dachan. Dachan berusaha untuk tenang.

"Iya. Saya pemilik Club ini. Ada apa ya sampai anda penyiramkan wine ke Host saya?" tanya Dachan sesopan mungkin.

"Host Club macam apa ini?! Sudah pelayanannya tidak seberapa, harganya mahal, Hostnya jelek-jelek lagi! Ini yang dinamakan Host Club?! Saya tidak mau ke Host Club ini lagi! Rugi! Akan saya sebarkan ke teman-teman saya kalau Club ini tidak bermutu! Minggir!" wanita itu mendorong Dachan dan kabur dari Club. Untungnya Yamada dengan cepat menahan Dachan, kalau tidak ia sudah jatuh.

Karena suasana Club yang sangat kacau, para Host meminta pengunjung untuk pulang secara baik-baik. Mereka tidak bisa melanjutkan pekerjaan mereka karena kekacauan yang disebabkan wanita tadi. Setelah semua pengunjung pulang, Keito memasang tanda close di pintu dan bergabung dengan yang lain.

"Sebenarnya... apa yang terjadi?" tanya Dachan yang pikirannya benar-benar kacau dan hampir menangis. Ghea duduk di sebelahnya dan mencoba menenangkannya.

Dear ClubTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang