3

48.8K 2.7K 301
                                    

About Atta

   Saat kecil Atta itu bocah nakal, bandel dan pemberontak. Ayah dan bundanya sampai kewalahan mengurus Atta. Bagaimana tidak, saat SD Atta sering pulang dengan wajah baret bekas cakaran hasil berkelahi dengan teman sekolahnya.

Di sekolah Atta sering nyolong bekal temannya yang ada didalam tas.

Atta pernah mengisi botol minum temannya pakai air kencingnya.

Atta suka sekali menakuti teman-temannya pakai upil yang membuat teman-temannya teriak histeris dan lari-larian.

Atta suka menggebrak-gebrak meja saat jam pelajaran, lompat-lompat diatas meja saat guru sedang keluar, dan suka menghapus tulisan dipapan yang baru saja ditulis sang guru dan baru ditinggal sebentar.

Atta juga hobi sekali menyingkap atau melorotin rok anak perempuan sampai-sampai ibu dari salah satu siswi ada yang menegur bundanya karena anaknya nangis sampai tidak mau sekolah lagi gara-gara Atta melorotin rok anaknya dan semua teman-teman menertawakannya.

Ada satu anak perempuan yang giginya kurang rapih, Atta mengejeknya dengan gigi pokal-pakel.

Ada yang hidungnya pesek, Atta memanggilnya hidung IBAB.

Ada beberapa anak yang memakai kacamata, Atta menyebutnya, geng Mata Ndolor.

Atta itu songong, sok kecakepan dari orok. Pokoknya Atta sangat-sangat meresahkan sekolah sampai akhirnya Atta di keluarkan karena pihak sekolah tidak bisa lagi mentolerir kelakuan Atta yang kelewatan.

Setelah di keluarkan dari sekolah, Atta kembali di masukan ke sekolah swasta Islam, dimana sekolahnya masih satu pagar dengan SMP, SMA dan SMK. Pada awal masuk di sekolah barunya Atta tidak ber-ulah karena Ayah dan Bundanya menegurnya tegas dan habis-habisan.

Disekolah swasta islam itu ada mushola, setiap dhuhur semua murid diwajibkan sholat kecuali anak perempuan yang berhalangan. Atta seperti yang lainnya, menuju mushola saat adzan dhuhur berkumandang, ikut-ikutan wudhu walaupun wudhunya cuma muka di cipratin air, yang penting dikira wudhu aja. Usai wudhu dia masuk ke mushola yang selalu padat dan penuh. Sebisa mungkin Atta ambil posisi yang jauh dari guru manapun. Ketika sholat dimulai, Atta berdiri, kemudian takbir seperti yang lainnya, nah! Kalau sudah takbir, barulah Atta celingak-celinguk lihat posisi aman atau tidak, kalau sudah merasa aman dia langsung nyengir dan duduk atau tiduran, atau tengkurep, padahal yang lain berdiri mengerjakan sholat. Memang, dia tidak mencoba mengganggu yang lain, tapi temannya yang ada didekatnya ya jadi cekakak-cekikik, atau ada yang mendesis menyuruhnya berdiri. "Hust.. berdiri, goblok". Nanti kalau sudah di rokaat akhir dan sudah mau salam, Atta langsung ambil posisi seperti sholat beneran dan ikut salam. Jadi ya.. sholatnya dia cuma ikut takbir, langsung duduk atau tiduran, dan di akhiri dengan salam. Terus langsung dia ngibrit keluar.

Tapi setidaknya hampir tiga bulan ayah dan bundanya tidak mendapat teguran-teguran dan aduan-aduan seperti disekolah sebelumnya. Sampai suatu hari ada anak cowok SMP yang masuk ke kelasnya dan meminta salah satu teman Atta untuk membelikan batagor ke kantin, Atta melarang temannya jangan mau di suruh-suruh. Kira-kira Atta bilang begini. "Jangan mau disuruh-suruh, Gas," teman yang di belanya namanya Bagas. "Emangnya kakak ini kakak elu, bukan kan? Lagian kan kakak ini punya kaki. Ngapain punya kaki sendiri nyuruh-nyuruh. Sekalian aja pincangin,"

"Ngapain lu ikut campur?!" Si anak SMP membentak Atta sambil melotot tajam.

Atta balas membentak "karena lu nyuruh Bagas! Bagas temen gue!"

Atta & Arletta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang