10● Kecewa

1.4K 97 1
                                    

"Assalamualaikum." Ujar Netta saat masuk ke dalam rumah.

Yanti mendengar suara Netta langsung keluar dari dapur untuk menyambut anak bungsunya itu.

"Tumben pulang telat, kak." Ucap Yanti.

Netta melepas sepatu dan kaos kakinya lalu menaruhnya pada rak yang tersedia di sana.

"Iya mah, tadi ada urusan sebentar."

"Mandi nanti kebawah ya makan, mama udah siapin." Kata mamanya dan Netta hanya mengangguk.

Sesampainya di kamar Netta langsung membanting tas sekolahnya, dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia menatap langit-langit kamarnya seraya menerawang kejadian tadi sore.

Seharusnya Netta tak mengirimi pesan pada Aldi untuk menemuinya di masjid.

Seharusnya Netta tak meminta tolong pada Aldi agar terbebas dari rapat rohis yang hanya 20 menit.

Seharusnya Netta tak langsung pulang melainkan menemui Eza.

Seharusnya Netta menemui Eza dan mengobati luka cowok tersebut.

Netta pun menggaruk kepalanya yang tiba-tiba mendadak gatal, ia menghembuskan nafas kasar.

"Ini gue harus gimana dong?" Ujarnya pada diri sendiri.

Apa gue chat Eza? Batin Netta.

Ia mengeluarkan ponselnya dari dalam saku rok dan membuka aplikasi LINE.

Arnetta: Za?

Netta menggigit bibir bawahnya, cemas, satu kata yang menggambarkan perasaannya saat ini. Jujur, ia cemas dengan keadaan Eza sekarang. Melihat tadi sudut bibir Eza berdarah membuatnya menjadi bersalah. Seharusnya ia menuruti saja kata Eza, untuk rapat rohis yang hanya 20 menit itu, toh akhirnya rapat juga jadi berantakan gara-gara pertikaian tadi.

Netta berguling. Memeluk gulingnya dengan erat, ia memejamkan matanya lalu memijit pelipisnya. Pusing.

Tak lama kemudian ponselnya pun menyala tanda pesan masuk.

Abimana Maheza: knp?

"Alhamdulillah!"

Arnetta: gimana lukanya? Udh diobatin blm?

Arnetta: sori, gue bener2 gatau kl Aldi bakal kayak tadi.

Abimana Maheza: udh. Hm.

Setelah mendapat pesan dari Eza, Netta langsung mengelus dadanya dan bergumam 'Alhamdulillah!' berulang-ulang kali. Walaupun Eza belum memaafkannya tapi kecemasan didadanya sudah berkurang karena luka dipelipis Eza sudah diobati.

Besok Netta akan berjanji untuk menghampiri ke kelas Eza sebelum bel masuk berbunyi.

•••••

"Netta!" Panggil Tya dari ujung koridor seraya berlari menghampiri Netta.

Setelah sampai di depan Netta dengan nafas ngos-ngossan, Tya menepuk pundak Netta dua kali.

Bad Girl Vs Ketua Rohis [ON EDITING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang