Pria itu terdiam sejenak menatap kearah Merlin kemudian kembali menatap pelayan pribadinya. "Tidak, mungkin hanya perasaanku" Jelas Pria itu menghela nafasnya namun Merlin mendengar bahwa pria itu tidak yakin dengan perkataan yang ia berikan kepada pelayan-nya dari helahan nafas pria itu.

"Saya membawa surat dari Lord Lucius, Sir" Gumam Pelayan itu memberikan sepucuk surat kepada pria bertopeng itu.

Pria itu mengambilnya namun ia mengalihkan pandangannya kearah Merlin kembali dan membuat Merlin terkesiap menahan nafasnya.

"My Lord?" Guman Pelayan itu kembali sambil mengalihkan pandangannya menatap kearah yang sama dengan pria bertopeng itu lakukan.

"Maaf Remus" Gumam Pria itu kembali sambil tersenyum kepada pelayan pribadinya. "Apa kau membawa pisau pembuka surat?" Guman Pria itu menatap Remus yang sudah memperkirakan pertanyaannya karena pelayan pribadinya sudah menyodorkan pisau pembuka surat kepadanya.

"Terima kasih" Gumam Pria itu tersenyum ramah dibalik topeng yang ia kenakan, Pria itu mengalihkan pandangannya kembali kearah Merlin sebelum ia mulai membuka surat yang ada ditangannya.

***

"Lin!.. Merlin!!" Teriak seorang pria dari depan pintu kamarnya dengan kencang "Kalau kau tidak bangun sekarang aku sungguh-sungguh akan meninggalkanmu!" Ancam pria itu dari balik pintu.

Merlin sungguh terbangun dari tidurnya karena mendengar suara pria yang membentaknya dari depan kamarnya, Ia memejapkan matanya beberapa kali untuk meyakinkan dirinya bahwa ia sudah bangun.

"Mimpi yang aneh" Batin Merlin mengingat kembali mimpinya, ia merasa mimpi itu seperti nyata.

"Merlin!" Teriak pria itu kembali membuat Merlin mengangkat tubuhnya dari ranjangnya.

"Ya, Sebentar lagi aku akan keluar.." Jawabnya sambil bangkit berdiri dan mulai mengganti pakaiannya dengan cepat.

Merlin berlari menghampiri Arthur yang sedang sibuk merapikan barang bawaannya diatas gerobak kereta milik keluarganya.

"Kau hampir membuatku telat.. " Jelas Arthur ketika ia melihat adik perempuannya sudah berdiri dihadapannya dengan wajah penuh penyesalan.

"Aku minta maaf" Gumam Merlin menunduk mengakui kesalahannya, Arthur hanya menghela nafasnya dan meminta Merlin untuk duduk disampingnya dan ia mulai menjalankan kereta kudanya menuju kota.

Merlin menguap, ia berusaha untuk tetap terjaga mengingat dirinya berada di atas kereta kuda.

Arthur menyengitkan keningnya, tangannya sibuk memegang tali kekang kudanya. "Kau terlihat sangat lelah?"

Merlin hanya tersenyum membalas pertanyaan Arthur, ia tidak ada kekuatan untuk membalas perkataan kakaknya.

"Tidurlah, Aku akan membangunkanmu kalau kita sudah sampai" Jelasnya tanpa menatap Merlin yang hanya terdiam menatap kearah depan memperhatikan jalanan yang masih kosong.

Tidak mungkin ia melewatkan pengalaman pertamanya pergi ke kota pada hari subuh dengan pemandangan jalanan yang sepi dan tenang.

"Tidak, Aku tidak akan tidur Arthur.." Jelasnya sambil menatap Arthur yang terlihat tidak peduli dengan pernyataannya.

Merlin kembali terdiam sejenak sebelum ia mulai mengepang rambutnya yang panjang berantakan karena tertepah angin, Seharusnya ia sudah merapikannya sebelum berangkat tapi ia tidak sempat melakukannya.

"Apa kau ingin menghampiri tempat yang kau katakan kemarin?" Gumannya masih mengendalikan kudanya menunggu jawaban dari Merlin.

Arthur mengalihkan pandangannya kearah Merlin dan melihat jepitan yang tersemat di rambut Merlin "Darimana kau mendapatkan jepitan itu?"

Behind Of The MaskWhere stories live. Discover now