Casey tersenyum prihatin. "Mana mungkin semuanya bisa sama ketika semua ini terjadi? Aku benar-benar kecewa pada Papa dan Bunda." balas Casey melepas kasar pelukan Juan lalu melenggang menaiki tangga pesawat.

Diana menatapi punggung Casey yang mulai lenyap. Diana bersalaman dengan Desty, hingga berpelukan. "Maafkan soal kelakuan Casey, dan tolong jaga putriku Carey dengan baik." ujar Diana saat dirinya selesai berpelukan dengan Desty.

Desty menggeleng, "Aku tahu batinnya sedang goyah, jaga Casey ya Diana. Bagaimana pun juga Casey juga putriku, dan jangan khawatir tentang Carey, aku akan menjaganya dengan baik." Diana mengangguk lega.

Lalu ia berpindah memeluk Carey.
"Carey sayang, kau harus berperilaku baik pada Mama Desty ya. Jangan membantah omongan Papa dan juga Mama, Bunda akan selalu menyayangimu dan mendo'akanmu, nak." air mata Diana jatuh, ia benar - benar tak kuasa merelakan Carey untuk tinggal bersama Juan, bagaimana pun rasanya akan terlalu menyakitkan bagi seorang ibu yang berpisah dengan anaknya.

Carey mengangguk, ia juga tak kuasa menahan air matanya. "Bunda, tolong jaga Casey, maaf aku belum bisa menjadi anak dan juga kakak yang baik. Aku akan merindukan Bunda." sela isakan Carey.

Lalu Diana berpindah bersalaman pada Juan. "Tolong jaga Casey, dan salam juga pada Eric. Apa dia akan menyusul ke Indonesia?" Diana mengangguk, "Ya, hari ini juga dia akan berangkat ke Indonesia setelah pekerjaannya selesai. Aku menitip Carey, dan semoga kau bisa bahagia dengan keluargamu kini, Juan." ucap Diana tersenyum.

"Aku juga berharap kau dan Eric segera ke pelaminan."

Setelah Diana pamit pada semuanya, Diana memasuki pesawat pribadi itu. Casey terlihat melamun menatapi layar ponselnya. Ia masih membayangkan kejadian tadi malam.

*Flashback on*

"Besok kau akan pulang?" tanya Alaric.

Mereka kini sedang ada di rooftop hotel.

Casey mengangguk.

"Kau jaga dirimu baik - baik jangan terlalu banyak fake smile dan pura-pura kuat, menangislah karena kau butuh." pesan Alaric.

Casey tertawa, "Aku tidak pernah fake smile, enak saja kau bicara!"

"Kau juga jaga dirimu baik - baik ya. Salam pada keluargamu, terima kasih sudah menampungku semalam." lanjut Casey.

Alaric mengangguk.

"Aku ingin memberimu sesuatu." ujar Alaric kemudian ia merogoh sebuah kotak di saku celananya. Ia lalu memberikan kotak itu pada Casey.

"Apa ini?" tanya Casey hendak membuka kotak itu, namun Alaric menahan gerakan tangannya.

"Besok saja dibuka, saat kau sudah sampai di rumah. Aku balik dulu ya, kau sering - sering main ke Spanyol ya." ujar Alaric sebelum meninggalkan Casey.

*off*

Casey sadar dari lamunannya. Ia mengambil headset dan mengaitkannya pada telinganya. Ia memilih mendengarkan lagu dan berharap ia cepat sampai ke rumah.

∽介∽介∽介

Badan Casey diguncang oleh Diana yang membangunkan tidur lelapnya. Casey terbangun.

"Ayo, Casey bergegas. Kita sudah sampai di Indonesia, lekas ambil barang - barangmu dan jangan sampai ada yang tertinggal." ujar Diana mengambil barang - barang di kabin dengan gesit.

Casey bangkit dan mengambil barang - barangnya. Ia memastikan tidak ada barangnya yang tertinggal satupun.

Setelah memastikan semuanya, ia dan Diana turun sambil membawa barang - barang mereka.

Perjalanan yang sungguh melelahkan bagi Casey dan Diana, untung saja mereka sudah ditunggu oleh sopir pribadi Diana. Jadi mereka tidak perlu menunggu dengan lama. Di perjalanan Casey tertidur di bahu Diana. Diana membenarkan posisi tidur Casey.

Sesampainya mereka di rumah, Diana tidak membangunkan Casey. Ia menyuruh sopir untuk memapah Casey sampai ke kamarnya.

Setelah Casey di tidurkan. Diana mengambil selimut, lalu mengecup dahi Casey.

∽介∽介∽介

Hey, makasih udah baca updatenya MAB ini😍
Hopefully, kalian suka dan Kasih vote buat cerita ini banyak banyak! Jangan lupa ya, tinggalkan jejak.

Find me:
Ig: @elsaadiaz_
Id Line: elsaadiaz_

My Amazing Brother [Completed]Where stories live. Discover now