"Selamat malam, Pak Wardana. Bagaimana kondisinya saat ini? Apa yang bapak rasakan?" tanya si Dokter yang memiliki nama Syahrul itu kepada Dana.


Dana terdiam, tidak ada niatan untuk menjawab pertanyaan Dokter Syahrul. Aku sampai harus menarik tangannya yang tengah menggenggam tanganku perlahan, sebagai tanda untuk Dana menjawab pertanyaan Dokter Syahrul.


"Tidak terlalu baik. Seluruh badan saya sakit semua, tulang-tulang rasanya remuk."


Dokter Syahrul mengangguk, "Wajar saja, namanya juga habis kecelakaan. Beruntunglah bapak masih diberikan kesempatan untuk menjalani hidup kembali. Ada keluhan? Seperti sakit kepala atau semacamnya?"


Dana menggeleng, "Tidak ada. Sakitnya hanya sakit biasa, sama seperti sakit yang saya rasakan di sekujur tubuh saya."


"Baiklah, bisa saya periksa bapak terlebih dahulu?" tanya Dokter Syahrul. 


Dana mengangguk pelan meskipun terlihat sangat jelas kalau ia enggan. Dokter Syahrul langsung memeriksa Dana secara cepat. Pemeriksaan yang dilakukan adalah pemeriksaan standar seperti detak jantung, tekanan darah, dan mata.


"Saya menerima laporan kalau bapak tidak dapat mengingat apa yang terjadi dengan bapak." Ujar Dokter Syahrul setelah memeriksa Dana, "Boleh saya tahu apa yang bapak ingat tadi sesaat bapak sadarkan diri?"


Dana mengerang pelan, "Saya tidak ingat apapun. Yang saya ingat, saya sedang di jalan menuju rumah kekasih saya. Setelah itu saya tidak ingat apa-apa lagi, saya sadarkan diri saya sudah berada di rumah sakit. Bisa dokter jelaskan apa yang terjadi pada diri saya selain saya mengalami kecelakaan yang itu sudah jelas sekali?"


"Dana!!!" tegur Pak Ramadi yang sedari tadi diam.


"Tenang, Pak, tidak apa-apa." Dokter Syahrul berusaha meredam suasana, "Terkadang hal ini terjadi di beberapa kasus dimana pasien menjadi sedikit lebih agresif karena ke-frustasiannya yang tidak dapat mengingat apa yang terjadi."


Dokter Syahrul kembali menatap Dana, "Kami akan melakukan pemeriksaan lanjutan mengenai apa yang terjadi kepada bapak. Saya dapat menarik kesimpulan kalau bapak mengalami selective amnesia dari apa yang saya lihat."


"Selective amnesia?" Ibu Teti membuka suaranya, "Maksudnya apa, Dokter?"


"Selective amnesia adalah kondisi dimana pasien mengalami lupa ingatan pada beberapa memori tertentu namun tidak seluruhnya, seperti kejadian traumatik yang memang ingin dilupakan." Dokter Syahrul mulai menjelaskan, "Selective amnesia merupakan salah satu tipe dari gangguan yang kita kenal sebagai amnesia disosiatif atau amnesia psikogenik. Amnesia psikogenik muncul pada kerusakan otak atau penyakit dan mempunyai penyebab psikologis. Ketidak mampuan untuk mengingat informasi dari masa lalu, dikenal sebagai reterogate amnesia. Reterogate amnesia dapat mempunyai penyebab organis ataupun psikologis ataupun keduanya. Sebagai contoh, orang yang mengalami kecelakaan mobil yang serius dapat mengalami reterogate amnesia sesaat sebelum kecelakaan. Reterogate amnesia dapat terjadi karena kerusakan otak dari benturan di kepala pada saat kecelakaan berlangsung, atau dapat juga merupakan keinginan untuk melupakan kejadian yang mengarah pada pengalaman traumatik."

Bound By MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang