"Tidak mungkin.." ucap Yuta, ia lalu menatap lamat mata yang ada di balik tubuh Yoongi itu. Sama sekali tidak memancarkan rasa ketakutan sedikitpun saat ia berada di samping Yoongi dan bahkan matanya yang berbeda warna itu menatapnya tenang memberitahukannya jika dia aman berada di sampingnya.

"Sekarang gilianmu. Ada sesuatu yang ingin kau katakan padanya? Rahasia terbesarmu mungkin..."

Secara tidak langsung Yoongi telah memancing rasa keingin tahuan Sana dan membuat yeoja yang ia genggam tangannya itu menatapnya lamat penasaran, musuhnya ini ternyata mengambil kesempatan di dalam kesempitan.

"Begitukah?" tidak ada pilihan lain selain ini, waktunya bagi Yuta untuk mengungkapkan tentang dirinya pada Sana.

"Jika memang begitu baiklah, aku akan mengatakannya. Sana-ah dengarkan baik baik." Yuta menghembuskan nafasnya sejenak, ia benar benar tak percaya akan melakukan hal ini.

Di mata Yuta, Sana adalah segalanya, seseorang yang sudah ia anggap sebagai bagian dari keluarga terbesarnya yang sangat ia sayangi karena dia berbeda dan sangat rapuh. Karena itulah dia tak mau berlama lama menyembunyikan hal ini darinya.

Sejenak manik mata Yuta beralih menatap sosok yang ada di samping Sana, dia Yoongi dengan wajah penuh kemenagan yang sangat jelas ia tunjukkan.

Yuta, mengepalkan tangannya.

"Mianhae Sana-ah, karena aku menyembunyikan ini darimu setelah sekian lamanya kita bersama, dan aku rasa ini adalah saat yang tepat untuk mengatakannya padamu."

Suasana di ruangan itu hening, semua para anggota pack yang masih berada di sana pun ikut antusias menjadi saksi pengakuan seseorang yang di ketahui sebagai Alpha dari The Silver Moon Pack itu di sini.

Sebelum mengatakannya, Yuta melihat Sana menggenggam erat tangan Yoongi dan ia terus menatapnya dengan penuh tanda tanya besar.

"Aku, adalah seorang werewolf."

Alpha dari Pack terbesar ke dua dan musuh Alpha dari The Dark Moon Pack itu mengakui kebenaran dirinya pada seorang yeoja di wilayah musuhnya sendiri.

Suasana sedikit riuh karena kejadian itu, namun sesaat kemudian kembali hening ketika mereka mendapati aura kemarahan dari Yuta.

Sana menatap oppanya tak percaya. Seorang yang sudah berada di sampingnya, menjaga dirinya, dan menjadi tempat berlindungnya di saat Sana bersedih, selama ini telah menyembunyikan rahasia yang besar padanya.

"Tidak mungkin..." Sana menggelengkan kepalanya.

"Kenapa kau lakukan ini oppa, kenapa kau harus berbohong padaku?" pikiran Sana sudah kemana mana
Dan entah mengapa dia merasa sulit menerimanya, berbeda dengan Yoongi ada suatu hal yang mendorongnya untuk percaya begitu saja padanya. Sana merutuki dirinya sendiri karena hal itu.

" Apa kau mau memaafkanku?" Yuta merasa dirinya bukanlah Oppa yang baik bagi Sana sekarang, ia mengepalkan tangannya menahan amarahnya karena sekarang dia sudah di permalukan di pack musuhnya sendiri.

"Memaafkanmu? Kau pikir aku akan dengan mudah memaafkanmu" tanya Sana lagi, dan kini mata itu sudah mulai sedikit berair, ia lupa jika Sana sudah besar sekarang dia pasti tahu dan mulai mengerti dengan semua situasi yang ada di sekitarnya.

Sudah banyak Sana berbagi cerita pada Yuta dan tidak ada satupun yang Sana sembunyikan bahkan ia rahasiakan pada Yuta. tapi setelah mengetahui Yuta berbohong padanya, rasanya... Sana seperti tidak ada gunanya sama sekali, dan merasa bukan siapa siapa selama ini di mata Yuta.

"Aku membencimu,.... Oppa,...!" kilatan matanya menunjukkan amarah yang besar, ia tak bisa membendungnya lagi.

Sana melangkahkan kakinya pergi, ingin melampiaskan semuanya di suatu tempat yang akan ia temukan nanti.

You Are My Mate? (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat