ancaman

71 8 5
                                    


( previous )

Bang Faisal memegang jidatku lalu mendorongnya dengan pelan "Bau lu, Mandi sono buru. Oh iya ada temen gue diluar jangan lupa pake jilbab kalo mau keluar dari kamar ye"

"Siapa temen lu yang dateng bang?" tanyaku

"Adadeh rahasia lu liat ae ndiri"

"Kaga penasaran juga sih gue" jawabku sambil meledeknya

Setelah selesai mandi aku lalu bersiap-siap untuk pergi ke mushola, ketika aku hendak keluar dari kamar aku melangkah dengan perlahan sambil mengintip ke arah ruang tamu, karena tadi abang bilang bahwa temannya sedang berkujung ke rumah, tetapi nyatanya aku tidak melihat satu orangpun yang berada di ruang tamu. Sunyi, itulah yang aku rasakan ketika aku sampai di ruang tamu.

Aku pulang ke rumah dan sesuai dugaanku aku melihat abang beserta teman-temannya yang tengah asik berbincang di ruang tamu

"Assalamualaikum" ucapku sambil masuk ke dalam rumah

"Waalaikumsalam" jawab mereka serempak

"Nah ini dia orang yang daritadi pada lu tungguin kan. Ini adek gue" sambung bang Faisal

Aku hanya menatap bang Faisal dengan tatapan heran. Biasanya abang tidak memperlakukan aku seperti ini ketika ada temannya yang datang ke rumah, untuk apa juga dia memperkenalkanku kepada temannya, membuatku canggung saja.

"Hai Nadira Swift." Sela salah satu teman bang Faisal

"Loh kok kak Angga?" jawabku kaget ketika melihat kak Angga

"Ciee cieeh ehem ehem cikiciw cikiciw" olok teman-teman abang yang lainnya

"Jadi ini calon pacar lu Ngga?" ujar salah satu teman bang Faisal yang tak kuketahui namanya

"Calon istri gue tuh. Awas lu pada kalo ada yang berani deketin die" sahut kak Angga dengan percaya dirinya

***

Aku terkejut mengetahui bahwa kak Angga itu adalah teman bang Faisal, setelah abang menceritakan semuanya aku merasa sedikit tertipu. Pantas saja aku sering bertemu dengan kak Angga, ternyata abang adalah dalang dari segala kejadian ini, entah kenapa aku merasa ilfeel kepada kak Angga.

Semenjak aku tahu bahwa kak Angga adalah temannya bang Faisal, Kak Angga jadi lebih sering main ke rumah, dia juga selalu mengirimkan pesan kepadaku, terkadang dia mengajakku jalan-jalan tetapi aku selalu menolak ajakannya. Dia semakin agresif, bahkan dia berani datang ke rumah dengan alasan ingin bertemu dengan diriku.

Puncaknya pun terjadi pada saat kak Angga datang ke rumahku bersama dengan kedua orang tuanya.

"Ada maksud apa ya Ibu dan Bapak datang kemari?" tanya Ayahku yang kebetulan lagi berada di rumah pada saat itu

"Kami datang kemari dengan maksud yang baik ingin melamar putri Bapak, Nadira." jawab Ayahnya kak Angga

"WHATTTTTTT?!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!! APA? KAK ANGGA LAMAR GUE BANG? INI GAK MUNGKIN!!!" ujarku terkejut mendengar pembicaraan Ayah bersama kedua orang tua kak Angga

Bang Faisal juga tampak sangat terkejut dengan kejadian ini, dia menarikku masuk ke dalam kamar agar tidak ada yang mendengarku berteriak

"Pokoknya gue gak mau bang, gue gak mau!" protesku

"Bang, gue gak siap nikah. Gue juga gak suka sama kak Angga, bang please!!! gue harus gimana?" lanjutku sambil memegang tangan bang Faisal

"Gue gak nyangka si Angga sampe beneran ngelamar elu Nad, awalnya gue kira dia cuman bercanda kalo dia ngomongin soal mau ngelamar elu" jawab bang Faisal

love is punishmentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang