P r o l o g

254K 15.8K 301
                                    

Hai! Ini cerita repost dari beberapa tahun yang lalu ya. Kalau ada nemu bagian yang kosong, silakan refresh library kalian atau hapus dulu cerita ini dari library dan add kembali. Terima kasih❤

••••

"Ayo, kita menikah."

Satu kalimat itu berhasil membuat Namira tersedak minuman yang baru saja melintasi tenggorokannya.

"Kamu gila, ya?" tanyanya kemudian seraya menahan agar pekikannya tak keluar.

Pria yang duduk di hadapan Namira hanya menggelengkan kepalanya dengan raut wajahnya yang tampak tak merasa berdosa sama sekali setelah melontarkan ajakan tersebut.

"Enggak. Saya cuma pengen nikah sama kamu. Apa salah? Lagian, orang tua kita juga udah jodohin kita."

Namira menghela napas panjang seraya mengibaskan tangannya di sekitar wajahnya karena merasa kepanasan walaupun pendingin ruangan di kafe ini dalam kondisi menyala. Perkataan polos pria itu lah yang membuat dirinya kepanasan seperti ini. Bagaimana bisa pria itu mengajaknya menikah segampang itu? Dan soal perjodohan, ia bahkan sudah menolaknya dan orang tuanya menghargai keputusannya.

"Aku rasa pembicaraan ini udah selesai," ucap Namira seraya mengeluarkan selembar uang lima puluh ribuan untuk membayar minuman yang ia beli lantas meletakkannya di atas meja.

"Kamu mau ke mana?" tanya pria itu saat melihat Namira yang sudah bangkit dari duduknya.

"Pulang."

"Biar aku antar."

"Nggak!" teriak Namira yang berhasil membuat seluruh pasang mata menoleh ke arahnya. Ia lalu meringis pelan karena merasa malu sebelum berderap meninggalkan pria itu dengan kakinya yang melangkah cepat.

Sepeninggal Namira, pria itu mendesah pelan sebelum menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi lantas menggulung lengan kemejanya sampai siku. Bagaimanapun juga, ia harus membuat Namira menikah dengannya dan menjadi istrinya.

••••

22 November, 2016

Becoming His WifeWhere stories live. Discover now