Lorong Hati

213 0 1
                                    

Terkadang aku merasa aku terlahir untuk disakiti saat aku bersedih. Terkadang aku merasa aku terlahir untuk bahagia saat aku berbahagia. Terkadang aku merasa untuk sendirian ketika aku kesepian. Dan terkadang aku merasa terlahir untuk dicintai ketika aku bertemu dia.

Selama ini, aku tak pernah mengerti apa arti cinta. Menurutku definisi cinta iti sendiri berbeda setiap orangnya. Ada yang berpikir, cinta hanyalah rasa kagun dengan paras seseorang. Ada juga yang berpikir, cinta adalah saling melengkapi. Bahkan ada juga yang berpikir bahwa cinta adalah rasa saling memiliki. Jujur saja, aku bingung. Mencintai orang itu bukanlah karena parasnya saja, bahkan hati hingga kebiasaan buruknya juga harus dicintai. Aku bukanlah orang yang terlalu mendewakan cinta. Malah terkadang, aku merasa bahwa cinta hanyalah mengada-ngada. Banyak orang bilang cinta itu buta. Tetapi menurutku, cinta bukan buta, tetapi kebal dalam hal diberitahu bahwa itu bukanlah cinta yang benar. Selama ini, aku tidak pernah merasakan cinta yang sebenarnya, tetapi mungkin sekarang aku merasakannya.

Aku bertemu dia dalam lorong yang jarang orang sadari. Di gedung kuliahku, memang terdapat tempat tersembunyi yang hanya murid yang sering berjelajah sekolah yang dapat mengetahuinya. Disaat aku tertekan dalam hal pelajaran, tugas, atau apapun, aku akan kembali ke tempat ini. Lorong ini kosong, kanya sederet bangku kayu yang kuat tersender di dinding lorong tersebut. Biasanya, aku akan kembali ke lorong itu sekitar pukul lima sore. Lorong itu menenangkan. Sebab disaat duduk di bangku kayu tersebut, akan terasa angin sepoi-sepoi melambai dan mengelus tubuhmu dengan halusnya. Waktu itu, aku sedang tertekan dengan tugasku yang amat banyak dan harus dikumpulkan esok hari. Ditambah lagi dengan presentasi magang yang harus kulakukan demi dapat uang tambahan untuk membayar administrasi kuliahku. Sekitar jam lima lebih, aku pergi ke lorong itu bermaksud untuk menenangkan diri sejenak. Tetapi, lorong itu tidak seperti apa yang ku kenal sebelumnya. Dindingnya menjadi penuh dengan gambar indah yang bercerita tentang anak kecil yang kesepian. Aku sungguh menikmatinya ketika ia memegang punggungku.

"Permisi, boleh tolong mundur sedikit ya. Catnya belum kering." Ujarnya.

"Oh ya maaf." Ujarku

Sejak itu kami mulai berkenalan dan ternyata, ia adalah mahasiswa jurusan bisnis yang gemar melukis. Mungkin aneh rasanya mahasiswa bisnis yang mahir melukis dengan indahnya. Ia bercerita ketika ia mencoba untuk mencari pekerjaan sambilan dengan mengajukan permintaan pada sekolah untuk memperindah dinding gedung kuliah hingga akhirnya iapun diijinkan untuk menghias lorong yang tua itu walaupun tak banyak dilihat orang banyak. Sebenarnya, itu adalah hal  aneh bagi sebagian orang. Tetapi dilihat dari perbuatannya, aku dapat melihat bahwa ia adalah orang yang pekerja keras hingga rela melalukan hal itu demi mendapatkan uang lebih untuk biaya hidupnya. Selain itu, kami mempunyai banyak kemiripan. Kami sama-sama gemar bercerita dan bercanda, kami yang tak gemar keberisikan, dan masih banyak lagi. Entah mengapa, aku merasakan hal yang berbeda ketika dekat dengan dia. Kami saling mengetahui bahwa kami saling mencintai walaupun cinta kami bukanlah berdasarkan status. Menurutku, cinta tanpa status merupakan hal yang menguntungkan. Ketika ia merasa ada yang lebih baik dari diriku, ia tidak perlu canggung untuk melontarkannya. Ketika aku memilih orang lain dari pada dia, aku tak perlu membuatnya sakit hati. Dan kurasa, ketika cinta dengan status pacaran hanya membuat suasana menjadi canggung. Misalnya ketika si lelaki memuji kecantikan pacarnya, itu hanya membuat si perempuan menjadi malu. Aku lebih nyaman dengan cinta seperti sahabat dekat. Ketika berpacaran, salah satu dari mereka akan sakit hati ketika yang satunya menyatakan bahwa ia jelek. Tetapi dengan keadaan aku sekarang ini, aku dapat bercanda sesuka hati dan membuat kita berdua tertawa.

Namun bagiku, cinta adalah saling melengkapi, saling mengasihi,saling menyayangi, dan menerima ia apa adanya.




You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 14, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

KUMPULAN CERPEN "Seorang Gadis"Where stories live. Discover now