JVD - TIGABELAS

38.4K 1.9K 69
                                    

Cerita ini samsek nggak da niat buat di cetakin>.< gue syo'og, speachless, ngaminin baca selsatu coret-coretan di dinding profil wkwkwk sory gue hibernasi kelamaan wkwkwk. Selamat membaca^^ semoga part 13 sampai part 16 yang di publish berbarengan bisa mengobati sedikit rasa rindu kalian semua^^

Dan satu lagi, JVD mau gue perbaiki dari part awal sampe 12 wkwkwk selama nunggu revisi dari JVD, mampir yuk ke lapak Di yang baru^^ udah di update beberapa chapter^^ *promosi*Sanis,Di^^

-oOo-

"Ciee, yang akur." goda Farah menatap Daton dan Rasti yang baru keluar dari mobil sambil bergandengan tangan.

"Ciee yang ngiri." balas Daton sambil merangkul Rasti. Membuat Farah mengerjapkan matanya beberapa kali. Sementara Dea cekikikan di gandengan Rasti.

"Mustahal! Daton come back!! Oh my god!! Miss you!!!" Farah menerjang Daton mengecup kadua pipi Daton berulang-ulang. "Farah!! Berenti!!" Daton meletakkan telapak tangannya di dahi Farah. Mendorong Farah kuat-kuat. Menjauhkan wajah Farah dari jangkauan pipinya. Farah berhenti, bersedekap di depan Daton dengan wajah merengut seperti anak kecil.

"Nggak tau orang lagi seneng apa!" Daton memutar bola matanya bosan "Itu namanya nyari kesempatan." katanya mencubit pipi Farah gemas. "Aduh..duh..duh.. Dea, bantuin tante." Dea bukannya membantu malah tertawa geli di samping Rasti. Mengamati papah dan tantenya yang seperti anak kecil. "Datoonn.." rengek Farah minta di lepas. Daton mengalah, akhirnya melepaskan pipi Farah. Menyebabkan Farah mengelus pipinya dengan sayang.

"Besok gue mau masang tarif, nyubit gue beliin gue tiket ke Venice!" sungut Farah jengkel Daton menaikan satu alisnya dengan tampang super nyolot, minta di cipok! Eh salah, di gaplok!! "Besok gue juga mau masang tarif, berani cium gue berarti berani bayarin tiket bulan madu kita!" Kata Daton merangkul bahu Rasti erat, menyebabkan pipi Rasti merona dibuatnya. "Uh, so sweet!!" Ujar Farah dengan nada sarcasm yang tidak perlu repot-repot dia tutupi. Membuat Daton geleng-geleng kepala.

"Udah sana, Dea masuk." Daton mengusap rambut Dea sayang, mengecup puncak kepala Dea lembut. Dea mengangguk, segera berpindah gandengan dari Rasti ke Farah. Daton menoleh ke arah Rasti tersenyum hangat lalu berucap "Anak kecil nggak boleh niru." sambil menutup mata Farah dengan telapak tangannya.

Reflex tangan Farah menutupi mata Dea sambil berucap "Anak kecil nggak boleh liat." Daton mengecup singkat bibir Rasti. Membuat lagi-lagi pipi Rasti merona. "Selamat bekerja. Nanti siang aku jemput di SD." Ya tuhan! Rasti meleleh....

-JVD-

"Ras, napa sih lo?" tanya Winda mengerutkan dahinya menatap Rasti yang tengah tersenyum-senyum menyeramkan di seberang mejanya yang kebetulan berhadapan dengan meja Rasti. Sebaiknya Winda harus memikirkan bertukar meja dengan guru yang lain apabila Rasti masih bersikap seperti orang setengah waras.

"Hii... Tiba-tiba bulu kuduk gue merinding." keluh Winda Rasti menoleh ke arah Winda, masih dengan senyum-senyum tidak jelas. Mengingat kejadian tadi pagi. Lalu melanjutkan menilai tugas anak-anak didiknya.

"Dasar gila!" lirih Winda, namun sedetik kemudian Winda melempar tip-x ke arah Rasti yang melotot garang ke arahnya sambil berseru "Ciee.. Yang lagi seneng bentar lagi mau nikah. Inget ya Ras, kalo calon laki lo masih ada temen atau keluarga yang kosong, selipin nomor pribadi gue." Winda mengedip menggoda lalu nyengir lebar.

"Males!!! Lagian juga kalo dikenalin lo pasti bakalan nggak mau. Usaha sendiri sana, Wlekk.." Winda merengut menatap kesal Rasti yang memeletinya. "Huh! Temen macem apa itu. Temennya lagi jomblo bukannya dibantuin malah disepelein. Kasih aja ya Ras, kalo calon lo punya kenalan cowok single, duda nggak papa deh, sapa tau kayak calon lo yang ganteng kuadrat. Gue yakin, pasti ada yang khilaf ngehubungin gue."

Janda Vs Duda Where stories live. Discover now