--Blurb--

27.5K 1K 37
                                    

Aku yakin, cinta itu memang ada dan dapat dirasakan. Buktinya aku merasakan rasanya jatuh cinta kepadanya. Sayangnya aku kurang beruntung. Di saat aku jatuh cinta kepadanya, aku juga harus mendapatkan sebuah luka bernama patah hati. Bukan patah hati akibat putus cinta, tapi justru karena ternyata cintaku bertepuk sebelah tangan, tak berbalas sedikitpun.

Dia pergi begitu saja setelah meninggalkan luka menganga di dalam hatiku. Hanya sakit dan pedih tak terlupakan yang bisa aku rasakan. Bahkan bekas lukanya pun aku rasa akan sulit dihilangkan.

Aku berusaha menegakkan kepala untuk melanjutkan langkahku yang mulai sedikit terseok. Aku harus bisa menemukan obat penawar atas luka yang telah tertoreh di hatiku, agar luka menganga itu tidak menggerogoti hatiku semakin lebar.

Dalam pencarianku sendiri, aku mampu menemukan pengobat untuk lukaku. Namun yang terjadi, obat itu bukannya menyembuhkan lukaku, justru menjadi racun paling mematikan bagi seluruh kehidupanku.

Kembali aku menulusuri lorong waktu, menerobos segala hal tentang indahnya cinta untuk sekadar mencari pengobat luka di hati, sekaligus penawar racun yang hampir menghancurkan kehidupanku.

Tuhan masih baik kepadaku, dikirimkan-Nya obat sekaligus penawar racun itu. Namun entahlah, kali ini aku malah diliputi rasa ketakutan sendiri. Aku begitu ketakutan obat dan penawar racun yang seharusnya untuk menyembuhkan, justru akan kembali menjadi racun paling mematikan bagi lukaku yang masih setia menganga. Sungguh, aku takut jika harus terluka lagi, lagi dan lagi.

Kini aku harus bagaimana? Menggunakan obat penawar yang telah Tuhan kirimkan kepadaku atau justru mengabaikan obat penawar kedua itu dan membiarkan begitu saja untuk menyembuhkan luka lain bukannya lukaku?

Dilema, itu yang kini tengah aku rasakan.

-----

^vee^

Jodoh Untukku (Jodoh Series #4)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang