Part 2 (bantu aku bernafas!!!)

12 2 0
                                    

Benar benar sesak terasa , entah betapa sesaknya sampai aku ingin mati . Jam mungkin menunjukan jam 6.30 tapi, aku masih dalam kamar mandi dibawah aliran air . Bukan aku tak peduli dengan jam sekolah , tapi ini benar benar sesak .
Terdengar pintu sudah diketuk , aku yakin itu pasti mrs.sela. aku berusaha untuk berdiri , namun sangat susah . Saat aku sudah mampu berdiri , pinu terbuka dengan kerasnya . "Kamu kenapa ?" Mrs . Zela menatap ku dengan agak marah bercampur khawatir dan gelisah . Mrs. Zela tau monster dalam diriku , memang kadang dia agak tegas namun, dia sangat perhatian . " masuklah kamarmu dan ganti baju , aku akan beritahu pihak sekolah . Bahwa kamu kurang sehat" aku hanya mengangguk , dadaku sebenarnya sesak tapi aku tahan . Aku tidak mau sampai mrs.zela absen dari tugas mengajarnya .

Aku sendirian , teman sekamarku sudah berangkat sekolah . Nafasku kucoba atur , aku benar benar takut kehilangan kendali . Kendali yang kurasa mampu menarik diriku keluar duniaku .
Saat diriku masih sibuk dengan nafasku , aku terperengah dengan suara benda yang menghantam jendela kamarku . Ngan nafas dan tubuhku yang berkeringat , kucoba membuka jendela . Mataku yang sedikit buram , menangkap bayangan qin . "Nay , kau baik baik saja" suara qin terdengar ditelingaku . Aku mencoba tersenyum pada qin . "Aku mau mati qin" entah kata kata itu terlontar begitu saja dari mulutku . Kakiku tak sadar naik keatas meja , terdengar suara qin panik . Tapi, tetap saja tubuhku tak bisa ditahan, lantai 2 tidak terpikir lagi bagiku.tubuhku , terasa melayang  kebawah . Mataku tertutup . Yang kudengar terakhir dari bibir qin "aku akan menangkapmu " dan semuanya gelap  .

Mataku terbuka , aku menoleh kearah cahaya . Tampak wajah seseorang bercahaya tidur disampingku , ajaibnya nafasku terasa tidak sesak lagi . Wajah qin , nampak bersinar . Dia tidur dengan tenang, seketika otakku mengingat apa yang terjadi .
Tubuh qin tertutup sebagian oleh tirai .
Mataku terlalu terfokus pada qin, hingga tak sadar dia terbangun . "Kau membuatku mati . Kau membuatku khawatir " suara qin yang sedikit terdengar parau namun tulus membuatku ingin menangis . "Harusnya kau membiarkan ku mati tadi, kenapa menyelamatkanku . Aku benci pada qin . Lihat sekarang qin yang terluka " qin justru menatapku dengan lembut cengengesan . "Nyawamu lebih berarti dari tanganku, lagi pula enam bulan sudah sembuh" ucap qin , terdengar suara langkah kaki mendekat . Aku hafal bunyi langkah kaki itu, orangtuaku pasti datang . Kulihat orang tuaku masuk kedalam ruangan dengan seorang pria sekitar 25 tahun,  mirip dengan qin, dan sepertinta itu memang kakak dari qin . "Nay ,tolong jangan membuat khawatir" mama dan papa memelukku dengan erat , melepaskan rindu mereka sekaligus ke khawatiran mereka . Aku membalasnya sambil tersenyum . Tirai qin tertutup rapat sekarang, sepertinya ada privasi yang harus disimpan. Namun , itu membuatku justru khawatir .

Tirai qin nampak terbang sedikit, kulihat qin sepertinya qin nampak bahagia dalam pelukan kakaknya .wajahnya tersenyum , seperti menunjukan 'aku tak apa apa , teraenyumlah"
. Ibu dan ayah memaksaku pulang kerumah, tapi seperti jawabanku pada orang tuaku dulu 'tidak' . Padahal, orangtuaku telah meminta izin pada pihak sekolah .
Aku dinyataan sudah bisa pulang begitu juga dengan qin.
Aku turun dari mobil, qin juga tiba bersamaan denganku . Orangtuaku memeluk dan menciumku dan pergi, walau sepertinya mereka tak rela meninggalkanku .aku tersenyum sambil melambaikan tangan ku . Qin juga tak nampak berbeda , kakak nya memeluknya sangat erat lalu pergi dengan mobil mewah bewarna putih . Aku bisa sedikit menebak kehidupan qin .
"Ayo masuk" aku mengangguk dan tersenyum pada qin . "Qin" kuhentikan langkahku , dan qin mengikutinya . "Terimakasih telah membqntu ku bernafas " ucapku , dengan air mata yang tak kusadari menetes dipipiku . Qin mendekatiku , lalu mengusap pipiku . "Dan terimakasih, masih membiarkanku bernafas" ucap qin seraya menarik tanganku ,
Kutatap qin dengan seksama
. Apa dia oksigen yang kubutuhkan ?

Bersama Rahasia Where stories live. Discover now