Setelah pintu ruangan di tutup, Karen berniat ingin kembali ke kursinya. Namun pintu kembali terbuka menampilkan Daffa dan Melly yang sedang menarik-narik lengan Daffa.

"Ren, aku mohon sekali ini saja.."

"Eh lo susah banget sih disuruh keluar!" Melly terlihat kesal saat menarik lengan Daffa untuk segera keluar.

"Maaf aku gak bisa!" Sahut Karen sudah keputusan bulatnya.

Daffa pun akhirnya keluar dari ruangan Karen. Mungkin saat ini ia belum berhasil.

Tak lama kemudian, pintu ruangan Karen kembali terbuka pertanda ada orang yang masuk.

"Apalagi hah!" Bentak Karen. Namun ia langsung membulatkan matanya melihat siapa yang datang.

"Wow. Be calm, baby" sahut Oliver. Ia sangat kaget saat masuk ruangan Karen tiba-tiba Karen langsung membentaknya.

"Oliver. Maaf aku gak tau kalau itu kamu" ucap Karen. Ia pikir yang masuk ke dalam ruangannya Daffa lagi. Tetapi ia salah.

"It's okey. Sepertinya kamu lagi marah-marah hari ini. Kenapa?" Tanya Oliver seraya menempelkan bokongnya pada sofa di ruangan Karen.

"Gak apa-apa kok. Cuma lagi kesel aja" kilah Karen.

"Tadi aku sempat lihat Daffa. Kamu gak di apa-apain sama dia kan?" Oliver meraba-raba wajah mulus Karen takut Karen kenapa-kenapa.

Oliver sempat lihat Daffa saat di lift tadi. Namun mereka berdua tidak saling menyapa seperti orang asing. Oliver pun khawatir dengan Karen. Secepatnya ia menuju ruangan Karen.

"Gak kok. Sudah ah, aku gak mau bahas itu lagi" sahut Karen sambil melepaskan tangan Oliver yang membelai pipinya. Ia lagi-lagi merasa terhipnotis hanya dengan menatap mata biru Oliver.

"Ok. Oh iya sayang, aku belum cium kamu hari ini.." Oliver mendekatkan wajahnya pada Karen. Karen ingin memundurkan wajahnya namun sia-sia.

Oliver mengecup bibir Karen dengan lembut. Karen pun membalas ciuman Oliver walaupun masih sedikit kaku.

"Aku mau ajak kamu keluar sekarang.." Ucap Oliver setelah melepas ciumannya di bibir Karen.

"Kemana?" Tanya Karen.

"Suatu tempat" jawab Oliver singkat. Ia pun menarik tangan Karen.

"Ayo!" Ajaknya.

"Tapi, kerjaan aku masih banyak" ucap Karen sambil menunjuk berkas-berkas yang masih bertumpukan di mejanya.

"Minta handle dulu sama teman kamu" Oliver tetap menarik tangan Karen keluar dari ruangan.

"Tapi--"

"Ikuti aja apa kataku" ucap Oliver tegas membuat Karen tidak bisa menolak.

Ketika melewati meja Melly. Oliver pun menggandeng tangan Karen dengan lembut dan Melly menyapa.

"Hai ganteng!" Sapa Melly dengan cengiran lebarnya.

"Melly, kamu tolong handle semua pekerjaan Karen dulu ya. Saya mau mengajaknya keluar" ucap Oliver pada Melly. Ia tidak mau Karen lembur karena pekerjaan yang selalu ditunda terus.

"Siap, ganteng!" Melly memberi hormat pada Oliver dan tersenyum menggoda Karen. Sedangkan Karen hanya memutarkan kedua matanya malas.

Oliver pun menggandeng tangan Karen untuk segera menuju parkiran.

Melly hanya tersenyum manis pada sahabatnya dan si ganteng Oliver. Ia juga merasa senang karena sahabatnya sangat beruntung memiliki pria yang peduli dan baik padanya.

My Love CEOWhere stories live. Discover now