17. Hurt Feeling

3.7K 304 10
                                    

Status : Republish

Jadwal up date : Setiap Rabu

Genre : Romance

Plot : Plot maju mundur

---o0o---


Sasha kenali perasaan samar samar ini, iya benar....

Sepertinya sesak ini dia sering merasakannya dulu, setiap kali Leon mengenalkannya pada pacar pacarnya, setiap Sasha melihat Leon menggandeng dan memeluk pacarnya, setiap tidak sengaja Sasha memergoki Leon dan Alice berduaan dibalkon kamarnya setelah pulang sekolah, atau setiap Leon memintanya membantu buatkan surat cinta kepadanya.

Rasa aneh yang menyesakan hati, yang mati matian Sasha tekan di bawah sadarnya.

Flashback on

Sasha mendesah memandang punggung Leon yang menjauh dengan seragam putih abu-abunya. Di sampingnya, Leon menggandeng tangan Alice sebagai pacar Leon saat mereka kelas tiga SMA.

Leon dan Alice pacaran lumayan lama, dan sepertinya Leon benar-benar mencintainya, tidak seperti mantan mantannya dulu.

Sasha menghela nafas.........

"Sha, kamu tidak marah Leon jalan sama Alice?" tanya Dira teman sebangku Sasha, karena saat kelas tiga, Leon dan Sasha pisah kelas.

"Kenapa harus marah? dia sahabat gue Dir gak lebih," jawab Sasha sambil merapihkan buku bukunya.

"Tapi gw tahu perasaan lo Sha, gw tahu perasaan Lo ke dia lebih dari ke sahabat," ucapan Dira membuat Sasha kaget atas asumsi salah Dira.

"Ngaco Lo Dir. Beneran gw sama Leon bener bener sahabat dari kecil dan tetanggaan," kilah Sasha.

"Tapi yang gw lihat dari wajah Lo gak kayak gitu Sha, gw lihat setiap Leon ke kelas kita untuk jemput Alice, Lo jadi murung dan diam," asumsi Dira, apa benar muka Sasha seperti itu?

"Gak mungkin Dir, Lo tau sendiri playboy kayak apa si Leon itu kan Dir? Walaupun gw sahabatnya tapi gw gak mau jadi korban kesekiannya lah," ucap Sasha.

"Lo boleh menyangkal seperti apapun Sha, tapi kebersamaan kalian dari dulu sepertinya membuat Lo terbiasa dengan keberadaannya disisi Lo. Tanpa sadar perasaan lo tumbuh dengan sendirinya. Gw bisa lihat gimana sayangnya Lo ke Leon, Sha. Gimana khawatirnya Lo saat Leon jatuh saat main basket, Lo lari kenceng dari kantin demi melihat keadaan Leon dilapangan basket. Apa itu namanya kalau bukan cinta Sha??" Sasha tertegun dengan penjelasan Dira tentang hati Sasha yang dia sendiri tidak tahu apa itu, bukannya seorang sahabat seperti itu?

"Dan menurut gw cinta Lo gak bertepuk sebelah tangan Sha, menurut gw lagi, Leon juga sebenernya ada rasa sama Lo. Lo inget gak waktu ulang tahun Calvin minggu kemarin, waktu Calvin narik tangan Lo buat jalan ke halaman belakang rumahnya. Dari jauh gw liat Leon kaya orang kebakaran jenggot Sha, mukanya kayak nahan marah. Bahkan Alice yang disampingnya aja gak dihiraukannya," ucap Dira sambil tertawa membayangkan kejadian diulang tahun Calvin bulan lalu.

"Terus Lo tahu kan adegan selanjutnya?" ucapnya lagi sambil terkikik.

Sasha ingat saat dia dan Calvin sedang duduk diayunan belakang rumah Calvin yang besar. Saat Calvin memegang tangan Sasha dan akan mengucapkan sesuatu tiba tiba Leon sudah ada di samping, lalu menarik paksa tangan Sasha dan mengatakan bahwa ibu Sasha menelpon menyuruh mereka pulang, padahal Sasha tahu dia masih dibatas jam toleransi ibunya.

"Kalau dia ada rasa sama gw, dia gak mungkin pacaran sama Alice lah Dir, dan gw juga gak cemburu kok. Ya mungkin gw murung karena anggaplah perhatian sahabat gw udah terbagi, jadi gak ada perasaan apa apa diantara kami, oke.... Udah yuk cabut pulang," ucap Sasha lalu beranjak berdiri disusul Dira.

Bagi Dira pendapat Sasha salah, lalu menggelengkan kepala melihat kekeras kepalaan kedua temannya ini.

Sasha yang lemah lembut lebih suka memendam perasaan dan mengatas namakan perasaannya sebagai rasa kepada sahabat, dan Leon tidak menyadari perasaannya karena sudah terbiasa ada Sasha disisinya sehingga dia tidak merasakan bagaimana rasanya jika Sasha tidak ada untuknya...

Sudahlah bukan urusanku gumam Dira.....

Flashback off
 

"Sasha...," panggil Revian

"Oh iya, dia suami saya Mr. Valdez, maaf saya tadi tidak fokus dengan pertanyaan anda," ucap sasha setelah memutuskan tidak mau memikirkannya lagi.

Matanya sudah panas dan dia tidak mau menangis malam ini. Cukup tahun tahun lalu dia merasakan sesaknya. Sudah cukup.....

Akhirnya Sasha dan Revian mengobrol sambil berdiri di dekat jendela, cukup akrab dan santai karena terlihat Revian dan Sasha sering tertawa.

Dibalkon setelah kepergian Alice, Leon bermaksud kembali ke meja Sasha, namun mendapati pemandangan Sasha dengan seorang pria membuat Leon terkejut, malam yang seharusnya menjadi begitu spesial menjadi rusak karena kedatangan Alice, dan siapa laki laki yang sedang berbincang akrab dengan Sasha? Dengan cepat Leon menghampiri mereka dengan tangan mengepal.

"Ekhmm, sorry lama," tegur Leon dingin saat sudah mendekat ke Sasha, bahkan kehadiranya tidak disadari oleh Sasha, batin Leon.

"Oh iya, Leon kenalkan ini Mr. Revian Valdez, klien diperusahaanku," Leon menjabat tangan Revian.

"Dan Mr. Valdez, ini suami saya Leon Sastranegara," ucap Sasha, Sasha memandang raut muka Leon yang terlihat tidak senang, apa ada hubunganya dengan Alice, kenapa Leon tidak memberitahukannya.

"Panggil saya Revian saja, oke saya undur diri, selamat malam Leon, Sasha," ucap Revian dengan senyum simpul ke Sasha. Leon yang melihatnya mendengus tidak suka.

Leon dan Sasha makan malam dalam diam, jauh berbeda dengan 30 menit yang lalu. Mereka berkutat dengan pikiran mereka masing-masing.

Sasha memikirkan sejauh mana peran Alice dalam hidup Leon hingga saat ini, terus terang Sasha berharap bahwa Alice hanyalah orang asing dalam hidup Leon. Semoga Alice sudah tidak berarti apa-apa dihati Leon.

Apakah Sasha cemburu? Memikirkan bahwa tangan yang memeluk Sasha juga memeluk wanita lain, bibir yang mengecup kening dan pipi Sasha, juga telah mencium kening dan pipi bahkan mungkin telah mencium bibir orang lain.

ooh God memikirkanya saja tidak sanggup.... Sasha menarik nafas dengan berat, Risotto yang dia pesan sudah tidak enak lagi di lidahnya.

Sedangkan dipikiran Leon, penuh tanda tanya mengenai laki laki tadi yang cukup akrab dengan Sasha, siapa dia? Kenapa seorang klien bisa begitu akrab, bahkan saat memandang Sasha begitu lembut.

Apa peluangku masih begitu jauh, selain bersaing dengan Willy, juga ada si Revian itu.... Leon menarik nafas, dia hanya mengaduk-aduk Ravioli'nya saja.

Manajer restoran yang dari tadi melihat pasangan tersebut, yang tidak selera dengan hidangan yang disajikan, langsung menulis note untuk mengevaluasi mengenai rasa ke bagian dapur, selama ini pelanggan yang masuk ke restorannya tidak ada satupun yang tidak terpuaskan, tidak seperti wajah kedua orang di meja suduh tersebut. Manajer tersebut pun menghela nafas.

---o0o---

First Publish : 28 November 2016

My SerendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang