bab 1 - haruskah

685 24 1
                                    

" Pak!! Haruskah saya menikahi gadis ini!!! " ujarku sebari melempar foto gadis itu

" Benar pak Ali!.. bapak harus menikahi gadis itu, supaya bapak bisa mendapatkan hak waris penuh dari beliau.." ujar sang pengacara itu mencoba menjelaskan

" Apa gak ada cara lain, HAH!!! " tanyaku. " tidak pak Ali, ini hanya sementara saja nikahi dia selama 2 tahunan ini. bapak sudah menjadi ahli warisnya.." jawab pengacara itu

Flashback on~

" pak Ali, saya pengacara hak waris dari beliau. Saya akan memberi tau sekarang" ujarnya sambil membuka amplop coklat itu

" cepet! lama banget sihh!!" Ocehku. " baiklah saya mulai, saya hendra syarief memutuskan hak waris saya kepada cucu saya bernama ali sebesar 60 % dan alya sebesar 40 %. Untuk hak waris Ali saya ingin memberi 1 syarat. Bahwa Ali harus menikah dengan anak yang saya pilihkan.. jika ia menolak! Hak waris saya, saya berikan pada panti.." ujarnya

" Apa!!! "

flashback off~

" Ok.. ini hanya 2 tahun'kan.. " ujarku pasrah menerima keadaan ini

" iya pak ali.. 2 tahunan saja.." balasnya

Author pov

Ali yang telah mendapatkan hak warisnya dengan syaratpun memutuskan untuk mendapatkan hak waris itu walau terpaksa. Dan ia memutuskan untuk mencari tau tentang gadis itu, setelah ia mencari tau tentangnya akhirnya ia menemui gadis itu.

" Omah bie pergi sekolah dulu yaa.. omah jaga diri baik baik dirumah okay.." ucap gadis mungil itu sambil mencium punggung tangan omahnya itu. " iya sayang, yasudah kamu berangkat sekolah gihh nanti telat lho.." ujar sang omah

Namaku Prilly, Prilly Mahetai Latuconsina. Aku seorang pelajar SMA kelas 3. Sebentar lgi hari kelulusanku akan tiba, aku juga tak punya uang cukup untuk meneruskan kuliahku nanti. Apakah aku harus berhenti sampai sini? Dan harus bekerja untuk memenuhi ke hidupanku dan omah!

Author pov

Sesampainya prilly di kelas, ternyata kelas itu masih kosong. Hari ini juga hari dimana ia harus piket kelas. 30 menit telah ia habiskan untuk membersihkan kelas.

Nettttt-----------( bell bunyi masuk kelas )

Semua orang panik sorai untuk masuk ke kelas, deru nafas merekapun terdengar tersenggal senggal karna terburu buru. Tidak terkecuali Prilly yang sudah duduk manis di tempatnya.

Pelajaran demi pelajaran telah usai waktu istirahatpun datang, disaat prilly ingin menikmati waktu yang cukup singkatpun terpaksa ia urungkan niatnya untuk istirahat. Saat mendapatkan telfon dari seseorang ia pun berlari dengan sangat kencang dan bertumpah airmata.

" iya hallo "

"....."

" apa!!! "

"....."

" Omahh!!! "

" pril!! Omah luh kenapa?! " tanya Rasya sahabat gue

" omah...! Omah sya... omah gue kecelakaan! Sekarang ia kritis Sya... " ujar gue dalam tangis

" apa!!! "

" Sya.. temenin gue Sya! Temenin gue dirumah sakit! Luh mau kan Sya.. " ujar gue. " iya Pril gue temenin. Ayo, dimana rumah sakitnya? " balasnya.

" rumah sakit Amanah Surga Sya!!! "

" ok.. kita kesana sekarang " ujarnya

Di perjalanan aku hanya bisa menangis, menangis, dan menangis. Sesampainya di rumah sakitpun aku tetap menangis. Dokter yang keluar dari UGDpun menanyaiku, apakah aku keluarganya atau tidak!

" apakah kamu keluarga pasien? " tanya dokter itu

" iya dokk! Saya cucunya, ada apa dengan omah saya dok!"

" ikut saya keruangan saya! " ujarnya

Takut! Iya aku takut! Aku takut jika ada apa apa dengan omahku. Karna omah hanya satu satunya keluarga yang aku miliki.

" ada apa yaa dok?! " tanyaku

" begini, pasien mengalami ke terjepitan saraf diatara saluran otak kecil dan otak besar. Jadi pasien harus segera di operasi! Jika pasien tidak di operasi saluran saraf ke terjepitannya itu. Maka akan menjadi gumpalan. Dan itu akan sangat bahaya untuk pasien tersendiri " ujar dokter itu menjelaskan

" dok! Berapa yaa biaya operasinya? " tanyaku

" 150 juta biaya operasinya, dan belum termasuk sama biaya inap pasiennya " ujarnya lagi

" apa!!! Se.. seratuss.. lima puluh juta dok!!! Lakukan dok! Saya akan mencari uangnya! " ucapku lantang

" baik! Kami akan lakukan sebisa kami, untuk kesembuhan omahmu " ujar dokter itu

Prilly pov

' apa 150 juta! Itu juga belum biaya inap omah! Aku harus cari dimana uang segitu ' batinku

setelah mendengarkan penjelasan dokter tadi, akupun keluar dari ruang dokter itu. Kulihat Rasya sedang duduk di kursi tunggu, sepertinya ia kelelahan. Harusnya aku tak mengajaknya.

" Sya..! " panggilku. " ehh, iya pril ada apa? Apa kata dokter itu? " tanyanya

" dokter bilang, saluran saraf omah gue kejepit! Omah harus di operasi! "

" apa! Di operasi! " ujarnya tak yakin dengan pendengarannya. " iya Sya.. " jawabku

" berapa biayanya pril?! "

" 150 juta, itu juga belum biaya inap omah selama omah disini Sya! " ujarku

" Prill! Aku akan membantumu untuk mendapatkan uang itu, aku akan membantumu. Jangan menangis lagi yaa! " ujarnya mencoba menenangkanku

" iya, makasih Sya. Tapi gak usah, gua masih bisa cari kerja kok! Buat dapetin uang segitu. Sekarang lo pulang ajh! Gua mau jagain omah di sini " ujarku tersenyum, supaya aku tak dikasihani

" yasudah gue pulang yaa Pril! Kalo ada apa apa telfon gue ajh. " ujarnya. " iya Sya, bye! " ujarku melambaikan tangan kepadanya. " bye Pril! ".

Setelah Rasya pergi dari sini. Ada seseorang yang datang menemui gue disini. Aku tak mengenalnya, dia datang menghampiriku.

' siapa dia? Kenapa dia ke arahku? ' batinku bertanya tanya

" maaf! Apa lo Prilly Mahetai Latuconsina? " tanyanya, yang ku balas dengan anggukan saja

" kau pasti sangat membutuhkan uangkan?! " tanyanya lagi.

" kamu siapa?!"

" hmm, saya Aliando Syarief. Saya kesini ingin membayar pelunasan operasi omahmu itu. Tapi dengan 1 syarat! " ujarnya

" apa!! Saya tidak terima uangmu maaf! Saya bisa mencari pekerjaan! Dari pada mendapatkan belas kasih orang! Maaf pak sepertinya bapak salah orang, yang ingin mendapatkan uang bapak itu! Saya masih punya tangan dan kaki! Masih kuat untuk bekerja! " ujarku panjang kali lebar

' hmm, menarik sekali gadis ini! Pendiriannya kuat! ' batinnya

" hmm, begitu yaa! Yasudah jika kau tidak mau, ini kartu nama gua. Jika lo berubah pikiran, hubungi gua aja! " ujarnya sambil menyerahkan kartu namanya dan pergi begitu saja.

Aku termenung melihatnya pergi dengan sombongnya keluar dari rumah sakit ini. Akupun melihat kartu nama itu dan kubuang kartu nama itu ke tong sampah.

" gua gak butuh ini " kubuang kartu namanya ke tong sampah yang sudah tersedia di samping kursi tunggu

Ali pov

' ckk.. sombong sekali dia! ' batinku berdecak

_________________________________

Hay pembaca gelap! Tinggalin jejak kalian disini! Jangan ngebaca doang!!! ^-^ yaa!!!

Sekali lagi!

VOTE!!!

and!

COMENTnya!!!

Yaa!!! ^-^

Cinta dan Air mata (Ali-Prilly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang