Happily Ever After

3.7K 235 20
                                    

Chapter 9

Yunho menggenggam tangan Jaejoong dengan erat. Ia tak ingin melepaskannya. Ia tak ingin kehilangan gadis pujaannya itu. Konyol, benar-benar konyol. Ia kembali dipertemukan dengan gadis itu dengan cara yang tak terduga.

Yunho menoleh ke sebelahnya. Gadis itu masih secantik dulu, bahkan jauh lebih cantik. Bagaimana ia bisa melupakan gadis itu? Ia bahkan melupakan wajah gadis itu dan semua tentangnya.

Jantung Jaejoong berdebar. Tangannya terasa kaku. Ia merasakan betapa hangatnya tangan Yunho. Apakah ini benar terjadi? Yunho menggenggam tangannya. Jikalau ini hanya mimpi, ia tidak ingin terbangun dari mimpi indahnya.

Jalanan yang mereka lalui sangat sunyi, hanya ada beberapa kendaraan yang lewat. Suasana yang tenang ini membawa angan Yunho dan Jaejoong terbang tinggi.

Aku tidak akan melepaskanmu. Kali ini aku tidak akan menyerah. Kini aku tidak seperti dulu, bukan siapa-siapa, seseorang yang tidak mungkin kau sudi untuk melirik. Aku akan memaksamu untuk melihatku. Inilah aku, Jung Yunho, seseorang yang sangat mengagumi dirimu.

"Ke mana kau akan membawaku?" Ucapan Jaejoong membuyarkan lamunan Yunho.

Yunho terhenyak. "Tentu saja aku akan mengantarmu pulang. Apakah kau ingin pergi ke tempat lain?"

"Rumahku di sebelah sana." Jaejoong menunjuk ke kiri. "Kau sama saja seperti Changminnie, lupa jalan menuju rumah kami."

Yunho tersenyum salah tingkah. Ia merasa malu di hadapan Jaejoong. "Ayo!" Ia menarik tangan Jaejoong. Ia terlihat sangat bahagia.

Jaejoong menatap tangan mereka yang berpegangan. Ia merasa sedih mengingat status Yunho yang merupakan tunangan dari wanita lain. Oh, Tuhan! Aku tidak sanggup untuk menolaknya. Aku begitu mencintainya. Aku tahu ia adalah milik wanita lain. Tidak seharusnya aku membiarkan ia menggenggam tanganku. Aku akan menyakiti wanita lain. Namun, aku tidak sanggup. Aku tidak ingin ia melepaskan tanganku. Aku ingin terus bersamanya. Biarkanlah aku bersamanya, setidaknya untuk malam ini saja, walaupun ia hanya menggenggam tanganku! Semua itu sudah cukup bagiku.

.

.

.

Yunho berhasil mengantarkan Jaejoong sampai ke depan pagar rumah Jaejoong. Ia menghela nafas. Rasanya ia tidak ingin berpisah dengan Jaejoong. "Kita sudah sampai."

Jaejoong tidak ingin Yunho pergi terlalu cepat. "Apa kau mau mampir? Aku akan membuatkan teh untukmu. Aku masih memiliki persediaan lava cake kesukaanmu di dalam lemari es."

"Sekarang sudah malam. Tidak baik aku berkunjung malam-malam." Walaupun sedang dimabuk cinta, Yunho tidak hilang kesadarannya.

"Uhm..." Jaejoong merasa sedikit kecewa. Akan tetapi, ia mengerti alasan Yunho. Ia adalah seorang janda. Apa kata orang nanti jika ada seorang pria bertamu ke rumahnya malam-malam? "Kalau begitu, aku akan membungkuskan kuenya untukmu." Ia membukakan pintu pagar rumahnya untuk Yunho.

Changmin, yang sedang berbaring di kursi teras, terperanjat mendengar pintu pagar rumahnya dibuka. Ia terkejut melihat ibunya pulang berdua dengan wali kelasnya. Lebih terkejut lagi saat ia melihat mereka berdua berpegangan tangan. Hatinya panas. "Ibu dari mana saja? Mengapa ibu baru pulang? Bukankah ibu hanya pergi untuk mengambil raportku?"

Changmin menatap Yunho dengan marah. Wali kelasnya itu sudah bertunangan dengan wanita lain. Berani-beraninya Yunho merayu ibunya, memegang tangan ibunya. Ia segera menarik tangan Jaejoong. "Ke mana pak guru membawa ibuku pergi? Tak tahukah pukul berapa sekarang?"

My 4D Mom (Yunjae Fanfiction)Место, где живут истории. Откройте их для себя