1

422 17 3
                                    

KEIRA kini menatap kosong ke arah jendela. Dia pikir setelah 3 tahun menghabiskan waktu di Negeri Ratu Elisabeth, dengan setumpuk tugas dari setiap dosen kampus nomor satu di sana akan membuatnya lupa tentang semuanya. Tentang Jakarta, tentang masa SMAnya, dan tentang Revan. Sampai sepucuk surat dari mamanya membuat pertahananya luluh lanta tak bersisa, prisai yang selama ini dia bagun hancur begitu saja.

Keira sadar bahwa rasanya untuk Revan memang masih ada,bahkan tak pernah hilang. Hanya saja dia terlalu pengecut untuk mengakui isi hatinya, Keira terlalu sibuk membohongi dirinya, dan kini dia sadar semuanya sia-sia.

Ya,tepatnya satu minggu lalu setiap kata dari ibunya yang ia baca mambuat dia tersadar, dia memang membohongi dirinya sendiri, Keira telah kalah telak dengan hatinya.

To: Keira, anakku tercinta

Kayla, apa kabar di sana nak? Semoga baik-baik saja. Keira kapan mau pulang ke Indonesia nak? Mama tau jika ditanya perihal ini kamu akan terus mengelak, tapi sampai kapan kamu mau terus mengelabuhi dirimu sendiri nak? Pulanglah Keira, selesaikan masalahmu dengan Revan. Mama dengar dua bulan yang lalu Revan sudah pulang dari Jerman, dan sebulan lagi kamu juga akan wisuda kan? Kalau begitu pulanglah ke tanah air. Mama mohon nak, jangan kau lukai sendiri hatimu yang sudah sakit. Citra mama selalu menyertai Keira

Salam sayang beriring rindu,
Ranti, ibu yang sangat mencintaimu

Tanpa sadar air mata Keira jatuh ketika membaca tulisan tangan ibunya. Sejuntai masa lalu begitu saja berkelinat di kepalanya. Seperti sebuah film yang begitu saja terputar tanpa bisa ia hentikan.

Dulu,tepatnya tiga setengah tahun lalu Keira bukan seorang kutu buku seperti sekarang, justru sebaliknya dia seorang remaja 17 tahun yang sangat nakal,atau bisa dibilang Bad Girl. Bolos sekolah,kasus setiap hari,sampai terancam Drop Out sudah menjadi makananya,tapi dia santai saja dengan semua kecaman itu. Sampai suatu hati pria yang berbalik 360° denganya datang dan mengubah dunia hitamnya menjadi warna-warni layaknya pelangi. Revan Bagaskara,nama yang selalu berusaha ia hapus tapi sudah terpatri kuat di hatinya.

Tiga setengah tahun lalu Revan perlahan menyusup kehidupnya,memberikan sejuta kenangan manis pada wanita yang kini merupakan salah satu calon lulusan muda Oxford University. Tapi malam itu mengubah segalanya,saat Agra yang Keira kenal sosok genius,soleh,sosok yang lebih tepat disebut malaikat,dengan bangganya mabuk dengan seorang wanita jalan di pinggir jalan,dan ahh..sudahlah terlalu memuakan bagi Keira untuk memerintah otaknya memutar kembali memori itu,dan semua itu dia lakukan tepat satu hari setelah menyatakan cinta pada Keira. Untung saja waktu itu Keira belum mengutarakan perasaanya yang sama seperti Revan. Sejak malam itu,Keira yang baru saja selesai UN menerima tawaran papanya untuk meneruskan jenjang pendidikan diluar negeri,dan tak tangung-tanggung kampus yang dipilihnya adalah salah satu kampus terbaik,yang untuk tes masuknya saja sangat menguras tenaga.

Sejak saat itu ia tak pernah lagi mendengar nama Revan,sebisa mungkin dia memutuskan segala bentuk komunikasi dengan Revan dan orang-orang terdekatnya. Dan kabar terakhir yang ia dengar 2 tahun lalu Revan pindah ke Jerman untuk kuliah di salah satu universitas di sana dan tinggal bersama kakaknya.

Keira tersadar dari lamunanya,perlahan dia mengatur napasnya yang kini masih sesenggukan akibat tangis. Keira telah memilih keputusan,semoga saja pilihan hatinya tak mengahantarkanya kembali pada jurang keterpurukan.

Waktu,Kenyataan,Luka.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang