Chapter 1 " My Life"

28.7K 1.5K 31
                                    

" Valientine!! Ayo kita kembali...!!" Teriak Roy. Aku pun menoleh dan segera berjalan kearahnya. "Vale, cuaca hari ini sangat cerah ya?" Tanya Roy sambil berjalan. "Hmmm" aku mengangguk sambil tersenyum.

Lalu Roy berhenti sejenak dan memutar badan ku hingga kami berhadap-hadapan. Tiba-tiba ia memasangkan mahkota bunga yang sangat indah dikepalaku.

" Wahhh terimakasih..." Teriak ku kaget. " Senyumanmu sangat manis Vale. Hahahaha aku hanya bercanda, sebenarnya kamu itu jelek sekali..!!" Teriak Roy sambil mencubit pipi ku. Lalu ia lari dan aku mengejarnya.

Kami tertawa sepanjang perjalanan pulang. Roy mengantar ku sampai tepat di depan pintu rumah ku. Ia langsung berjalan pulang kerumahnya. Dan aku masuk ke dalam rumah gubukku.

"Aku sendiri lagi." Pikirku. Aku memang tinggal sendiri sejak orangtuaku meninggal 3 tahun yang lalu. Mereka adalah korban perang Yoorsh dan Hersh. Kadang aku kesepian ketika sendirian di gubuk ini. Kadang aku menangis merindukan Ibu dan Ayah ku. Ini sangat menyakitkan.

Untungnya ada Roy, ia adalah temanku sedari kecil. Ia sangat baik dan tampan. Ia selalu ada untuk ku. Ia selalu menemaniku sejak orang tuaku meninggal. Ia selalu memberiku jika aku membutuhkannya. Jika aku sedih ia selalu menghibur ku dan selalu ada untukku.

Kadang aku mengucapkan kata-kata yang rasanya tidak bisa habis terucap dalam benak ku " Terimakasih Roy."

----Roy

Aku meninggalkannya lagi di gubuk tua itu. Sedih rasanya, ia harus hidup sendiri didalam gubuk itu. Ia pasti merasa kesepian. Kalau bisa aku selalu ingin menemaninya. Kapan aku bisa mendapatkan hatinya.

Aku terus berjalan melihat jalanan yang becek karena hujan. Tak terasa aku sudah sampai di pintu rumahku. Aku membuka pintu dan Ibuku langsung menyambutku.

Aku sangat beruntung karena Ibu selalu disini. "Ayo kita makan." Ajak ibu. "Makan? Apa yang ia makan untuk makan malam?" Pikir ku memikirkan Vale. "Apakah ia memiliki cukup makanan malam ini?" Aku selalu memikirkannya.

Ia adalah teman yang sangat berharga bagiku. Senyuman yang indah itu tidak bisa terlupakan. Kenapa ketika melihat senyuman itu, aku selalu merasa "Aku ingin melihat senyuman itu terus berada di wajah nya."

Rambut pirang panjang nya yang halus. Dan mata indahnya, segelap lautan terdalam. Mungkin ia adalah teman ku, tetapi di dalam hati ini kau adalah kekasihku. Aku sangat mencintainya lebih dari siapapun.

----Vale

Pada pagi seperti biasanya, aku bangun dan sarapan. Tetapi bahan makanan ku sudah hampir habis. Hanya tinggal segenggam kacang dan sepotong roti. Mungkin nanti aku akan memanen wortel di ladang.

Tak lama selesai sarapan....
Tok...!!tok...!!tok...!!
Suara pintu diketuk. Aku pun membukanya dan seperti biasa Roy selalu menjemputku.

Aku dan Roy bekerja di ladang. Kami selalu bekerja bersama. Kami bekerja menanam jagung dan padi.

"Apa kau tidak akan makan Vale??" Tanya Roy. Aku sangat canggung karena aku tidak membawa bekal, persediaan makanan ku habis tapi aku tidak bisa memberi alasan itu pada Roy.

" Aku belum lapar. Aku hanya haus." Jawab ku dengan tersenyum. Tetapi tiba-tiba perutku berbunyi."Hmm kau selalu begitu, kau membohongi dirimu sendiri rupanya. Makan saja ini." Perintah Roy sambil menyodorkan separuh rotinya. " Ayo ambil..." Paksa Roy.

Aku hanya diam dan bingung. Aku hanya bisa tersenyum dan mengambil roti itu "Terimaksih Roy kamu teman ku yang paling baik." Ucapku sambil tersenyum malu. Lalu
ia tersenyum sambil melanjutkan makannya.

Ketika sore aku dan Roy memanen hasil tanaman kami di kebun belakang rumah ku. Roy selalu membantuku tetapi sore ini sangat gelap.

Tiba-tiba ada suara terompet yang artinya kami semua harus berdiri di depan rumah untuk menyambut seluruh anggota kerajaan yang kembali dari entah dari mana.

Aku dan Roy bergegas keluar, dan berdiri di depan gubuk ku. Sepertinya ada keluarga kerajaan yang lain yang datang.

Segerombol kalveri (sekelompok pasukan berkuda) datang didepan dengan kuda-kuda nya yang sangat gagah pengawal dari keluarga kerajaan. "Kalverinya sangat banyak sperti mau berperang saja." Setelah segerombol kalveri-kalveri itu, tamu raja lewat dan kami semua harus menundukan kepala.

Tiba-tiba ada yang mengajak ku bicara, " siapa namamu?" Tanyanya dengan suara beratnya. Aku hanya bisa diam dan berpikir kalau bukan aku yang ditanyai. Lalu tiba-tiba ada salah satu pengawal yang memanggil ku dengan kasar. "Hei..!!!! Raja bertanya siapa namamu??" Aku hanya bisa terdiam ketakutan. Aku menoleh kepada pengawalan raja itu, " Valientine Rosetta, adalah namaku." Jawab ku dengan mulut bergetar.

Aku hanya melihat raja asing itu sekilas. Dan ia tersenyum kecil melihat aku ketakutan. Lalu ia pergi melanjutkan perjalanan nya ke istana.

Setelah ia pergi, aku dan Roy saling bertatapan. Lalu kami tertawa, dan kami melanjutkan kerja kami di kebun belakang rumah ku.

Jujur aku sangat kaget, ketika raja asing itu berbicara padaku. Aku masih memikirkannya. Tapi siapa raja asing itu.

"Kenapa kamu tidak menjawab waktu Raja itu tanya namamu??" Tanya Roy. " Aku.... waktu itu aku pikir Raja asing itu tidak berbicara padaku." Jawabku dengan polos. Roy langsung tertawa ketika aku menjawabnya.

" Raja asing?? Hahahaha kamu tidak tau dia itu siapa??" Tanya Roy, aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku. " Dia itu Raja Edward, pemimpin kerajaan Yoosh. Ia sudah menaklukan berbagai kerajaan besar. Mungkin Raja kita takut peperangan akan terjadi, mungkin saja mereka sedang membuat perjanjian perdamaian." Jawab Roy.

......

King Edward, kenapa aku jadi sangat penasaran padanya. Aku selalu teringat bayangan matanya, suara beratnya yang sangat lembut. Seketika hatiku berdebar. Aku menyentuh dadaku. "Apayang terjadi padaku.?" Pikirku.

----------------------

Dragon Queen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang