Chapter 8

286 14 0
                                    

Fran's point of view

_______________

Gue melangkah menuju meja kasir dengan dua buku di tangan. Karin mengikuti dari belakang. Suasana masih terlalu canggung buat gue untuk membuka percakapan. Sometimes, orang bisa jadi sangat bodoh jika menyangkut perasaan.

Antrian di belakang kasir masih panjang, jadi gue memilih untuk melihat-lihat novel di rak best seller. Gue menelusuri judul-judulnya. Kebanyakan novel cinta yang covernya sama sekali bukan selera gue. Sunshine becomes you, Paris I'm in love. Gue berdecak membaca tajuk-tajuk itu.

Gue masih melihat deretan buku disana ketika menemukan sebuah novel tergeletak jatuh di lantai. Bungkus dan segelnya sudah dibuka, ini pasti kerjaan orang iseng yang cuma mau baca tanpa mengeluarkan uang. Gue memungut buku itu, membalik dan membaca sinopsisnya.

Hanya ada satu kalimat disana yang diketik menyerupai tulisan tangan.

"Bagaimana ketika masa lalu menjadikan satu-satunya alasanmu untuk bertahan hidup?"

Gue tertegun begitu membacanya. Ingin menertawakan pertanyaan bodoh itu. Ketika masa lalu menjadikan satu-satunya alasan untuk bertahan hidup? That's sounds so deseperate.

Namun ketika gue berniat untuk mengembalikan buku itu ke atas rak, nggak sengaja gue melihat sampul depannya. Saat gue menyadari judul novel itu, gue terkesiap.

Cold coffee & Memories, Karina Anindita.

**

This book is dedicated for you,

Who stuck between the past and the future ahead,

Who drown in bittersweet memories but still don't know how to swim.

And this book is for you, someone in the past.

Who I thought would complete my life,

But turns out to be memory,

Just like the others.

gue membaca paragraf itu berulang kali, masih compeletely shock dapat menemukan novel Karin di toko buku tadi. I mean, how it could be? Gue datang kesana bersama dia, dan nggak ada satupun yang sadar bahwa cewek disamping gue ini penulis yang bukunya terpajang di rak best seller? This is seems like a joke for me.

Gue memutuskan untuk membeli buku itu tanpa sepengetahuan Karin. It because I had to read it. Dari pertama kali gue melihat judul dan halaman pengantarnya. Gue tahu,

This book is definetely for me. For us, and the memories we've shared in the past.

Gue menunggu Karin di pintu keluar toko buku. Novelnya tadi sudah gue amanin dibalik buklet kesehatan yang sekalian gue beli.

Beberapa saat kemudian Karin keluar membawa bungkusan yang isinya novel-novel sastra. Gue berdecak skeptis melihatnya, this girl is definetely a bookworm.

"Abis ngerampok periplus ya?" Gue meliriknya.

"Baru juga tiga, belum selusin kan?" Dia mendelik.

Kami berjalan keluar dari area pertokoan. Gue nggak tahu abis ini mau kemana lagi. mungkin gue akan mengantar dia pulang ke apartementnya, atau opsi kedua, gue akan mengajaknya ke suatu tempat. Tapi gue gue nggak yakin apa dia suka.

Gue menyalakan alarm mobil dan masuk ke dalam. Langit yang lagi cerah-cerahnya membuat suasana di mobil sesak dan panas banget. Gue segera menyalakkan mesin dan keluar dari tempat parkir.

"Rin, mau dengar lagu apa? Pilih aja tuh di dashboard." Gue melirik kearahnya dengan kedua tangan memegang setir.

Dia membuka laci dashboard lalu mengeluarkan beberapa keping kaset. "Lagu jadul semua, ya." Tiba-tiba dia bergumam.

"Hehe, iya. Lagian gue lebih suka lagu lama."

Dia menyingkirkan beberapa barang untuk mengambil tumpukan CD yang berada di belakang. Pandangan gue fokus ke jalan yang lagi lenggang. Sehingga nggak sadar kalau dia menemukan sesuatu di sana.

"Aku setel yang ini aja ya." Dia memasukkan kaset itu ke dalam player seebelum gue sempat menoleh kearahnya.

Tiba-tiba, bunyi petikan gitar akustik yang familiar mengalun pelan. Gue refleks menoleh kearahnya, baru menyadari bahwa dia menemukan kaset yang nggak pernah gue setel lagi sejak lima tahun lalu.

Suara serak stephen jerzak mengisi heningnya perjalanan kami. Together with the sundown, versi live yang dulu sempat menjadi lagu kesukaan gue dan Karin.

Dia hanya terdiam, tidak menyuruh gue untuk menghentikannya, tidak juga berkomentar.

Gue mendesah, lagu ini, dan 10 track lain dalam cd tersebut adalah kumpulan kenangan gue bersamanya.

***

Together with The SundownWhere stories live. Discover now