"Dasar lelaki sinting! Kau Kira kau kepala dokter disini?! Sehingga seenak jidatmu memberi perintah seperti itu padaku!!" Kata Rivaldo tegas.

"Ya,ya,ya"

Ferri pergi keluar sambil melambaikan tangannya kebelakang Tapi tak membalikkan badannya. Aku hanya bisa tersenyum melihat perdebatan mereka berdua. Kulihat Dr. Rivaldo mengambil barang-barang yang tak kutau entah apa, dan datang mendekatiku kembali.

Dia memeriksaku dalam diam, mulai dari mata, mulut, detak jantung dan terakhir di bagian perut. Dia hanya mengeleng pelan. Aku tentu tak tau apa yang ada dipikirkannya.

"Apa begitu sakit?" Ucapnya menatap iba mataku

Aku langsung mengalihkan pemandanganku darinya.

"Ti..Ti..tidak dok, i... ini biasa saja" ucapku. Bagaimana dia bisa tau?

Ohiya, Aku lupa jika dia dokter.

"Apa dia melakukanmu begitu keras?"

Sekarang Aku bingung. Apa maksud Dr.Rivaldo. Aku tak mengerti kemana arah pembicaraannya Sekarang.

"Aku tau.. Aku tau semuanya. Kau bukan Vanesa. Kau office girl yang kujumpai dikantor Ferri bukan?"

Aku hanya diam menunduk. Entah mengapa, seharusnya Aku senang. Tapi mendengar nada bicara prihatinnya terhadapku. Itu membuatku sedikit risih dan sedih.

"Maaf, Maaf karna tak bisa membelamu. Ferri memang orang yang sangat keras kepala. Dan karna kehilangan Vanesa si gadisnya. Dia semakin menggila dan semakin bertingkah seperti bangsat. Maaf, Maaf karna ketidakmampuanku menjaga sifat sahabatku, kau harus menjadi korbannya. Aku tau, kau baru saja disetubuhi paksakan olehnya?"

Aku melongo terbodoh. Dari mana dia tau? Apa Ferri yang menceritakannya? Sumpah! Sekarang Aku malu untuk berhadapan dengan lelaki seperti Dr.Rivaldo.

"A... apa Ferri menceritakannya padamu?" Ucapku tanpa melihatnya.

"Tidak, Aku bisa mengetahuinya dari situasi luar dan dalam tubuhmu yang sangat kacau. Tunggu, siapa namamu?"


"Raisa. Namaku Raisa Bramantyo" Kulihat dia tersenyum lembut padaku.

"Bolehkah Aku meminta 1 permintaan padamu?" Ucapnya memohon.


Apa yang akan diminta Dr.Rivaldo dari orang sepertiku? Aku sudah tak memiliki Apapun Sekarang. Oh, iya. Hanya satu yang kupunya. Organ-organ dalam tubuhku. Salah satunya adalah hatiku. Apakah Ia meminta hatiku untuk mencintainya? Ohgod! Aku gila! Aku gila! Kenapa Aku menjadi wanita yang kepedean seperti ini?! Sumpah, ini bukan sifatku! Dari mana sifat ini berasal?! Aish.. ini membuatku malu

"Mm... memang, Apa yang ingin dokter minta dariku?"

"Aku minta kamu mau menjadi Vanesa seutuhnya, memperbaikki hidup sahabatku. Merubahnya agar menjadi orang yang kukenal dulu. Semenjak Vanesa pergi, sifat dingin Ferri semakin menjadi. Dan hal itu membuatku frustasi. Kau tau? Aku sampai membawanya ke dokter kejiwaan untuk memperbaikki mentalnya yang sudah hancur parah. Kuharap kau mengerti. Hanya kau kurasa yang mampu mengubahnya."

Duar!

Seakan berjuta-juta tegangan arus volt diberikan kepadaku. Apa barusan dikatakannya?! Dia.. dia gila! Dia gila! Dugaanku salah. Kukira dia yang akan menjadi malaikat penolongku dari siksaan yang diberikan Ferri. Kukira, Aku bisa berharap sidikit perasaan dari dirinya. Tapi, Tapi Apa?! Dia sama dengan Ferri! Sama-sama bangsat yang menjerumuskanku untuk menjadi Vanesa yang selalu mereka puja-puji. Sekarang Aku bisa Apa? Apa tidak ada seorangpun yang mampu mengeluarkanku dari kejadian yang terlalu kelam ini?

------------

Oke, author gaje memang salah. Author gaje datang kembali karena tidak menyangka ada yang menunggu cerita abal author ini.. buat @dewiikusuma thanks udah ngingatin author buat ngelanjutin cerita ini. Thanks banget.. ini chap 5 khusus buat kamu :"

stayinmystory🙏🙏

Bigthanks

-JiSun-

3 juli 2017

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You Belong With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang