"Em."

Saat Ferri keluar, Raisa mulai berpikir aneh. Bagaimana Ferri bisa langsung Masuk tanpa pamit terlebih dahulu? Dan apa tadi katanya? Memanggil dokter? Memangnya dia sudah mengurus dataku sehingga seenaknya dia masuk dan langsung memanggil dokter? Tapi Raisa berusaha untuk acuh terhadap perlakuan aneh Ferri, walaupun terkadang hal itu sangat membingungkan.

-----------

Raisa POV

Ferri masuk bersamaan dengan seorang pria berjas putih bersih. Tunggu! Aku mengenalnya. Ya, dia lelaki yang tak sengaja kutabrak di kantor Saat Aku mengepel. Ya, lelaki itu pasti dia. Oh... ternyata dia seorang dokter.

Tiba-tiba Suara Ferri menyadarkanku dari pikiranku

"Perkenalkan,ini sahabatku. Dan dia yang akan memberimu pengobatan sampai kau sembuh total," kata Ferri

"Hay! Aku Dr.Rivaldo. senang berkenalan denganmu manis." ucapnya ramah.

Apa dia tidak mengenalku? Kenapa dia seperti tidak pernah berjumpa denganku. Apa dia mengangap kejadian waktu itu hanya hal sepele? Tapi, bagiku itu sesuatu yang bersejarah. Karna, ya kalian juga pasti tau. Hanya dia lelaki yang memperlakukanku dengan selayaknya.

"Hey.. apa kau melamun manis?" Ucap Dr.Rivaldo sambil mengoyang-goyangkan tangannya di wajahku.

"Jangan memangilnya seperti itu pervert! Atau kau mau mati?!"

"Hahaha.. kau terlalu sensi sob. Tapi, tunggu dulu. Sepertinya Aku pernah melihat gadis ini"

Akhirnya! Akhirnya dia mengenalku!! Aku tersenyum senang mendengar perkataannya.

"Dia... Em.. diaa.. -berpikir- dia seperti Vanesa. Ya! dia sangat mirip dengan Vanesa! Apa dia Vanesa Fer? Wah.. selamat ya.. Akhirnya kau menemukan gadismu yang hilang. Hahaha"

Mendengarnya ada sedikit kesedihan dihatiku. Kenapa harus Vanesa lagi? Seberapa pentingnya Vanesa sampai semua lelaki tampan mengenalnya? Terkadang Aku iri kepada Vanesa. Padahal Aku belum pernah melihat bagaimana orangnya. Itu wajar saja bukan? Secara, Aku hanya menjadi pengganti dirinya diantara mereka.

"Stop Raisa! Stop memiliki perasaan seperti itu! Kau tau? Kau hanya menjadi penganti! Dan setelah Vanesa kembali, kau.. kau.. kau akan dicampakkan. Ingat! Dicampakkan!!"

Aku tersenyum kecut mendengar perkataan dewi batinku. Fuh!

"Ya, dia Vanesaku. Kuharap kau mau mengobatinya dengan baik dan benar. Jika terjadi kesalahan, kepalamu yang akan kupenggal"

"Dasar gila! Baiklah, Baiklah! Sekarang kau lebih baik keluar. Aku ingin mengobati Vanesamu ini"

"Apa tidak boleh Aku Menunggu disini saja?" kata Ferri mengeluarkan tatapan memohonnya.

Tumben, Tumben Ferri bersikap imut seperti ini. Biasanya dia sangat maskulin dan sangat-sangat manly. Sehingga membuat pemikiran wanita bahwa Ferri adalah pria yang kaku.

"Jika kau mau disini, yasudah. Kau saja yang periksa dia, dan Aku yang keluar" jawab Rivaldo sewot.

"Baiklah. Tapi Aku memberimu waktu hanya setengah jam untuk memeriksanya"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 03, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

You Belong With MeWhere stories live. Discover now