"Baiklah gadis manis, kalau begitu kau harus menghabiskan makananmu terlebih dahulu" kata Ferri lembut lalu mengusap kepala Raisa halus.

"Em... boleh Aku minta satu hal lagi?" Tanya Raisa sambil mengeluarkan mata imut nan memohonnya kepada Ferri.

"Tentu saja nesa.. apa yang kau inginkan, hm?"

Mendengar kata nesa, hati Raisa seperti tertusuk. Entah mengapa. Ini aneh, Seharusnya Raisa biasa saja. Tapi ada rasa aneh yang mengganjal dihati Raisa. Entah apa itu. Raisa pun tak tau mengartikannya. Apa mungkin Raisa mempunyai perasaan lain karna kejadian buruk semalam? Atau senyuman Ferri yang mampu mengalihkan perasaan bencinya dengan hal yang lebih nyaman. Apapun alasannya, Tapi Raisa ingin tetap membenci pria yang tidak dikenalnya ini. Bagaimanapun caranya.

"A... A... apa boleh se...setelah pulang dari rumah sakit, Aku kembali kerumah kontrakkanku?" Katanya tertunduk.

"Jangan memancing amarahku lagi nesa.. listen, kamu sekarang tidak Perlu bekerja ataupun kembali ke kontrakkanmu. Sekarang kau tinggal disini. Bersamaku dan merajut hidup baru yang jauh dari kata masa lalu."

Saat Raisa ingin membantah Ferri langsung memotong ucapan yang bahkan belum keluar dari bibir mungil Raisa.

"Tidak ada bantahan! Sudah kubilang, Jangan memancing amarahku! Apa susahnya sih nuruti perkataanku Nes?"

Raisa hanya mengigit bibir bawahnya untuk menahan tangisnya. Ia tak tau lagi harus bagaimana. Mungkin ini jalan Tuhan untuk kehidupan Raisa. Atau Mungkin ini malapetaka?

-------------

Setelah selesai makan, Ferri langsung menggendong Raisa ala Bridal style menuju mobil Ferri yang sudah terparkir Rapi di depan mensionnya.

Raisa tak gugup. Ia biasa saja. Ia tak merasakan apa-apa sekarang. Tapi saat tatapan mereka saling bertemu, mungkin pandangan Raisa mulai aneh. Raisa merasa jika Ferri amat sangat tampan. Ini tak wajar! Raisa tak boleh merasakan Ini! Raisa langsung mengalihkan wajahnya dari tatapan Ferri.

Memang Raisa belum pernah merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta. Bahkan cinta pandangan pertama Raisa saja tidak ada. Entah mengapa, tapi Raisa selalu menjaga jarak kepada kaum lelaki. Bukan karna Raisa jelek atau mempunyai kelainan. Tapi hanya saja, Raisa ingin menjaga dirinya. Ia tak mau terjerumus ke dunia gelap yang sekarang banyak menimpa kaum remaja. Walau ia tak pernah merasakan jatuh cinta, tapi hati dan dirinya tau. Apa itu defenisi jatuh cinta.

Cinta bisa datang kapan saja. tanpa diri kita sadari, Cinta datang memasuki hati yang sudah lama kita jauhi. Kita terkadang tak berharap ia datang, bahkan Kita membencinya. Tapi hati tak bisa dibohongi. Bila Cinta sudah tumbuh dihati kecil kita, apapun yang jita lakukan untuk menjauhinya, itu malah membuat rasa ini semakin bertumbuh.

Setelah sampai dirumah sakit, Ferri masih saja bersihkukuh untuk tetap mengendong Raisa. Tentu saja ia seperti itu. mengingat bahwa kaki Raisa telah disakitinya yang membuat Raisa susah untuk berjalan. Bahkan bisa dikatakan tidak dapat berjalan.

Mereka memasuki ruangan yang bertulisan Dr.Rivaldo yang terletak dilantai pertama rumah sakit besar ini. Raisa hanya pasrah dan menundukkan wajahnya di balik bahu tegap Ferri. Ia tak tau harus berbuat apa selain hanya diam.

Diletakkan Ferri perlahan Raisa ke sebuah kasur pasien.

"Tunggulah sebentar, Aku hanya keluar untuk memanggil dokternya" ucap Ferri merapikan bajunya yang sedikit berantakan akibat mengendong Raisa tadi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 03, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

You Belong With MeWhere stories live. Discover now