Sunset

16.8K 877 236
                                    

"Aku datang," Suara itu bergema.

"Yoora? Aku datang." kim Seokjin, pacar dari Im Yoora, melangkahkan kakinya mencari wanita yang menunggu kedatangannya.

Bagaikan rumahnya sendiri, Kim seokjin berjalan tanpa beban mencari Yoora.

"Ahh, Sudah kuduga ia akan tertidur disofa sambil menungguku." ia menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum.

"Ya, Kenapa kau tidur disini?" Dia mengusap pelan pipi Yoora dan mencium keningnya.

Yoora membuka matanya perlahan, dan tersenyum.

"Ah kau sudah datang." Yoora mengusap kedua matanya dengan malas dan mendudukkan dirinya.

"Sudah lama tertidur disitu?" Ia mengelus kepala Yoora.

"Ani, baru saja kok." ia mengangguk mengerti.

"Kenapa tidur disitu? Apa kasurmu kurang nyaman untuk ditiduri?" Yoora terkekeh dan menggeleng.

"Tentu saja tidak, aku hanya menunggumu lalu tertidur." Jin hanya menatap kedua bola mata Yoora sambil sedikit tersenyum.

"Kenapa kau menatapku begitu?" Tanya Yoora malu-malu.

"Ani, aku hanya ingin menatapmu." Jawabnya tanpa mengalihkan padangannya dari wajah Yoora.

"Ahh, berhentilah menatapku seperti itu." Yoora mendorong dadanya pelan dan ia tersenyum tanpa merasa terdorong sedikitpun.

"Percuma, kau itu sangat lemah." Ucapnya asal, Yoora cemberut dan menggembungkan pipinya.

"Mwo!?, kau tidak tahu aku ini adalah anak taekwondo yang sudah mendapatkan sabuk putih?" Ucap Yoora sambil memperagakan gerakan Taekwondo yang dia tahu. Tidak lupa kata 'hiyatttt' pada setiap gerakan yang ia tunjukkan.

Ia tertawa keras melihat tingkah bodoh kekasihnya.

"Bukankah sabuk putih adalah tahap pertama? Heol.." ia kembali tertawa. Yoora menutup mulutnya malu, astaga ia lupa putih adalah awal dan hitam adalah akhir.

"Ah sudahlah." Yoora bangkit berdiri dan meninggalkan Jin diruang keluarga sendirian.

Ia masih tetap terkekeh pelan sambil mengikuti langkah Yoora.

"Iya-iya, Jeongmal Mianhae, tuan putri." Yoora masih mendiaminya dan merebahkan dirinya dikasur. (Maafkan aku)

Jin mengikutinya dan berbaring disebelahnya. Yoora membelakanginya.

"Yoora-ya ayolah, aku sudah minta maaf." Ia memeluk pinggang Yoora.

"Mianhae, habisnya kau lucu sekali." Ia mengecup leher belakang Yoora.

"Ah baiklah, bagaimana kalau besok kita jalan-jalan? Matahari terbenam di pantai Eurwang-ni?" Yoora dengan cepat membalikkan tubuhnya.

Yoora menatapnya tidak percaya, astaga ini akan jadi liburan yang terindah dihidupnya.

"Jinjja?" Ia mengangguk dan tersenyum. (Benarkah?)

"Waaaaaaa.." Yoora berdiri dikasur dan melompat senang.

"Omo, aku tidak tahu kalau reaksimu akan sesenang ini." ia terkekeh dan memegangi kaki Yoora, takut Yoora salah melompat dan jatuh.

"Jinnn!" Yoora mendudukkan dirinya dan tersenyum pada kekasihnya.

"Gomawooo!" Yoora memeluknya erat. (Terimakasih)

"Haha, sesekali tidak apa-apa kan jalan-jalan bersama kekasihku ini?" Yoora memeluknya sangat erat.

FATE; Kth [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang