5. Basket

25.3K 2.8K 88
                                    

"Dari mana, Dav?" David menghela napas saat suara Amru adalah suara yang pertama ia dengar setelah memasuki rumah besar ini. Bukannya tidak suka, suara Amru lembut tapi entah kenapa terdengar seperti penuh tekanan.

"David tadi keluar bentar sama temen, Nek."

"Kenapa sih kamu seneng banget main-main ga jelas gitu?"

David tidak habis pikir. Ia hanya telat pulang dua jam. "Nenek kenapa sih? David keluar cuman sebentar dan itu ga ada pengaruh apapun buat Nenek."

"Emang ga ada, tapi buat masa depan kamu pasti ada."

"Jangan sok tau, Nek."

"Apa?"

David sontak merapatkan mulutnya dengan raut wajah kaku. Ia kelepasan sungguh. Remaja itu semakin menegang saat melihat Amru berjalan mendekatinya.

"Nenek udah berusaha merawat kamu supaya kamu punya etika, tapi ternyata Nenek kurang keras sama kamu."

Plak

David meringis pelan saat pipinya menerima tamparan pedih itu.

"David minta maaf," ujar laki-laki itu dan langsung berlari menaiki tangga, namun belum sempat David menghilang dari pandangannya, Amru kembali bersuara.

"Nanti malam Nenek berangkat ke Batam, Nenek harap kamu bisa bersikap sesopan mungkin."

David berhenti sebentar. Menyeringai. Dan, kembali berlari menuju kamarnya.

🎬

"Ma, aku tuh galau."

Alana yang baru saja memasuki rumah tidak bisa menahan tawanya saat mendengar suara Kevin seperti itu. Sontak, Kevin menoleh dan langsung mengangkat kepalanya dari bahu Kalila.

"Ini bocah dateng aja," gerutu Kevin kesal karena acara curhat dengan Kalila terganggu karena kehadiran adik bungsunya ini.

"Abang galau kenapa?" tanya Alana menggoda seraya menaik turunkan alisnya. Kevin yang kesal langsung melempar wajah Alana dengan salah satu bantal sofa yang ada di dekatnya. Alana yang terkejut tidak sempat menghindar.

"Aduhh! Sakit hidung Alana, Bang!" pekiknya seraya memegangi hidungnya yang kembali memerah karena dilempar bantal oleh Kevin.

"Hidungnya kenapa, Dek?" tanya Kalila seraya pindah duduk ke sisi kanan Alana. Kevin pun demikian, ia bergerak menuju sisi kiri Kalila.

"Hidung lo kenapa, Dek?"

"Tadi kena bola basket terus berdarah tapi it's okay, ga patah kok."

Kevin yang mendengar itu spontan menoyor kepala Alana dengan penuh perasaan. "Songong amat."

"Bang! Adeknya lagi sakit juga," ujar Alana seraya memukul punggung tangan Kevin.

"Biarin, Ma. Kalo aku sakit aku bakal ngerepotin Bang Kevin," sahut Alana.

"Emang gue pik-"

"Mampus, Bang! Nanti malam ada reoni SMP!" Kata-kata yang akan dikeluarkan oleh Kevin tertelan begitu saja setelah melihat dan mendengar teriakan Dean seiring laki-laki itu berlari dari lantai dua menuju ruang keluarga.

"Ya terus apa mampusnya?"

"Gue kan abis putus, Bang. Apa kata temen-temen gue dateng ga bawa cewe?"

"Heh! Emang harus apa bawa cewe?" Kalila tiba-tiba menegur seraya melempar bantal sofa ke arah Dean.

"Itu tuh harga mati, Ma. Emang Mama mau aku diejekin nanti?"

AwkwardWhere stories live. Discover now