B. semakin menyenangkan

28 0 0
                                    

24 agustus 2016, (05:10) hari ini aku bangun agak siang, tapi aku tidak terlambat. seperti biasa aku bangun selalu lebih dahulu dari adikku Haikal. dan seperti biasa walau alarm berdering dengan kencangnya adikku tidak terganggu lalu segera bangun dari tempatnya. dia malah asik tertidur pulas, maka dari itu sebabnya papa selalu membangunkan dia setiap pagi. aku tak tahu mengapa, dia selalu mengantuk dan selalu tidak cukup untuk tidur.  Setelah papa keluar dari kamar kami. adikku malah melanjutkan tidurnya. yasudah dengan kesalnya aku tidak melanjutkan rutinitas pagiku tanpa pusing memikirkan adikku.

(07:00) Pelajaran olahraga dimulai, tapi kini tak nampak guru olahragaku yang biasanya sudah bersiap di lapangan. MIA aku dan 2 MIA yang lainya berolahraga di waktu yang sama.
aku sudah mengganti baju olahraga dari rumah. saat jam olahraga aku hanya mengobrol dengan monica dan zaki. lalu kami membeli makanan dikantin sesuai selera kami. zaki, membeli minum. aku, membeli bakpao hijau/roti hijau dan monica ikut membeli roti hijau sepertiku.
"ca roti ijo ca..." kata monica
"iya mon roti ijo, enak isinya. rasa cokelat" jawabku.
"gue beli juga ahh" lanjut monic.
setelah itu kami berjalan menuju koridor dan duduk.
"ca, kan gue baca buku, nah bukunya akhir ceritanya itu ternyata mimpi ca. ngeselinkan?" ucap zaki.
"haha.. terus-terus?" jawabku dengan penasaran.
kami terus saling bercerita. Hingga Rizqi mengajak zaki bermain bola Voli. tersisa aku dan monica disana. kami melihat pertandingan itu, Sungguh pertandingan itu membuat perutku terkocok, dan tenggorokanku serak. dari, Pukulan rizqi yang tak mengenai bola, smash aji yang tak sampai garis lawan, gaya zaki yang membanyol, dan lawakan yang dibuat oleh Tim lawan yang merupakan Teman-temanku juga. Aku sangat menyayangi mereka. haha.

(10:00) istirahat berlangsung aku memutuskan untuk tidak keluar kelas kali ini dan memilih untuk belajar Matematika Peminatanku.
"ca,.." teriak monica.
"kenapa mon?" kataku sambil melepas salah satu headset yang mengatung di telingaku.
"ada dia ca disini" monic berteriak didepan pintu tanpa menghiraukan penggunu kelas mendengar atau tidak.
"mana mon?" aku bergegas keluar dan meninggalkan buku dan pulpenku segera.
"dia tadi masuk kekelas itu!" monica menunjuk kelas yang berada tak jauh dari kelasku.
"pasti cowok?" ucap Tia.
"iya,.." kataku.
"iya, itu kehidupan anak SMA banget"
tanpa senggaja aku menyebut namanya sekilas, tapi Tia dapat menangkap nama yang terucap dari mulutku.
"oh, dia. Tau gue." kata ani sambil memainkan Hp ditanganya. dan duduk disampingku.
"Diakan nyukain Ani" kata Tia
"seriusan lo?" ucapku dengan sedikit kaget dan agak bersedih.
"iya, gue tau tuh dia pas kelas 10 nyukain Ani" kata Tia, dengan serius.
"bukanya Ani yang nyukain dia?" ucapku dengan nada penasaran dan sedikit Risau.
"iya, Anikan nyukain dia, nah dia juga. dia tuh udah chat-chatan gitu. terus tegor-tegoran gitu ca." jawab Tia.
"oh gtu,.." kataku. Tia tersenyum kepadaku, lalu bergegas pergi kekantin.
"Tia, jangan bilang-bilang ya" ucapku.
"ya...ca" kata Tia. perkataan Tia, membuat lututku lemas, dan bersedih. Hati itu terpukul. dan entah mengapa sesak terasa di dada. Hawa tubuhku menjadi panas. dan tak seenak saat aku, bersemangat dipanggil monica tadi.
Aku melihatnya sedang keluar dari Kelas sebelah itu, dan ucapan Tia tadi membuatku menghiraukan keberadaannya itu. Dari yang tadinya aku ingin melihatnya dengan lama, yang tadinya aku menunggu Bel istirahat berdering, untuk hanya sekedar untuk melihatnya. dan mataku yang selalu melihat kearah Pintu kelasnya. Dan saat itu juga, aku tak menginginkan ia ada dihadapanku, dan aku ingin bergegas masuk kedalam kelasku dan melakukan hal apapun yang membuatku Tenang.
"yang sabar ya ca...." kata monica.
"nggak apa-apa kok mon" jawabku. hanya itu yang dapatku ucapkan pada monica.

Aku memutar lagu yang ada di Playlist ku, Pamit dari Tulus. lagu itu seakan cocok dan menenangkan untuk didengarkan pada suasana seperti ini. Aku membaca Kembali buku yang tadi kutinggalkan, ku raih pulpenku lagi. tapi, aku hanya bisa melihat dan memegangnya saja. aku tak tahu apa makna dari aku melakukan itu. aku hanya menekan ujung pena ke sebuah kertas yang ada dihadapanku. aku melihat kosong Tulisan yang berisi Angka itu. dan lagu itupun tak dapat ku ketahui maknanya apa. aku tak dapat mendengar lirik tersebut dengan seksama yang kudengar hanya orang berteriak dengan iringan melodi harmoni didalamnya. kusenderkan kepalaku di Dinding, ku dengarkan playlist selanjutnya Whenever you call- Mariah Carey. dan Hatiku mulai Tenang dan tubuhku berelaksasi dengan sendirinya. dan disaat Aku mengalami perasaan seperti ini, sering sekali terjadi saat aku mulai mencintai orang-orang yang baru. Sering sekali. aku selalu mengingat Alvin. seakan aku berlindung dibaliknya. aku tak tahu mengapa Alvin itu ada. Tapi dengan memikirkan Alvin, Hatiku selalu merasa tenang dan bahagia. itu Sangat Terasa.
Seakan alvin berkata padaku,
"aku akan selalu ada untukmu". hatiku selalu Tenang dan rasa sesak itu menghilang dia, menenangkan jiwaku. dia bagai pil penenang yang diberi Tuhan untuku. dengan memikirkan dia ada saja aku Tenang, dengan membayangkan senyumanya Aku damai. Terima Kasih Ya tuhan kau ciptakan Alvin...

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 02, 2016 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

NOURMALWhere stories live. Discover now