Bagian satu

18.4K 1.6K 24
                                    

Bagian I


"Menurut kamu, gimana? Aku pantes pakai gaun ini?" Lelaki yang tengah melihat wanitanya mematut diri di cermin itu, kini mulai mendekati, lalu menarik Refa dalamdekapannya. Bibir Rega, tak berhenti menyusuri halusnya bahu serta leher milik kekasihnya tersebut. Apa lagi jika bukan desahan yang Refa keluarkan?


Menikmati waktu-waktu bersama, menghabiskan malam penuh desiran kenikmatan, mereka mampu melampaui perkiraan. Jika orang lain mengira Refa begitu polos, mereka semua salah. Nyatanya, Refa mampu menaklukan CEO-nya sendiri.


"Kamu selalu cantik, aku selalu suka kalau kamu enggak pakai gaun apa pun ... itu sia-sia, Sayang. Karena akan dirobek juga akhirnya." Refa mengulum senyum, ia kembali membayangkan betapa sering uangnya habis hanya untuk membeli gaun-gaun mahal, dan akan ia tunjukkan pada Rega, yang pada akhirnya akan tergeletak di lantai dalam keadaan tidak layak pakai kembali.


"Kamu selalu ingin tubuhku," sahut Refa yang ternyata kehilangan rasa membuncahnya. Rega merasakan keengganan sang kekasih untuk melanjutkan aktivitas, lalu menarik diri, dan membalik tubuh Refa. "Hei! Kenapa membahas ini?" Rega selalu menghindar mengenai pembahasan, apakah lelaki itu mencintai Refa atau tidak. Sebagai perempuan, Refa ingin sekali mendapat pengakuan. "Aku capek," sahut Refa, membuat lelaki itu makin menegang. "Lebih baik, kita selesaikan, Ga. Aku enggak bisa mengikuti hasratmu terus. Aku mau kita putus."


"Aku enggak akan pernah menuruti kemauanmu!" jawab Rega cepat. "Kenapa harus putus?Kamu tahu aku membutuh―"


"Hanya tubuhku!" cekat Refa sebelum Rega menyelesaikan kalimatnya. "Aku lelah. Kalau kamu bertujuan membuatku seperti pelacur ... kamu berhasil. Tapi, aku enggak pernah nyangka, kamu memang enggak pernah berusaha memberikan hatimu buatku, Ga."


Pembahasan yang biasanya hanya sebatas pembicaraan ringan, di mana Refa akan tetap menurutinya hingga berujung kembali pada kegiatan di ranjang, nyatanya kini tak berhasil. Keinginan Refa sudah bulat. Merasa jengah, Refa melepas tangan Rega dari bahunya. Refa berjalan mengambil sling bag hitamnya, dan melangkah pergi dari apartemen kekasihnya. Ralat. Mantan kekasih.


"Fa, kamu enggak bisa kayak begini!" Rega mencoba berteriak, tetapi Refa tak menghiraukannya. Refa terus berjalan, hingga Rega tidak sabar lagi, pria itu menarik tangan Refa membuat tubuh mereka bertubrukan, lalu dengan cepat Rega mencium kasar bibir Refa. Refa selalu kalah, ia sempat membalas lumatan keras Rega, tetapi akhirnya tersadar. Refa menampar wajah Rega setelah berhasil melepaskan diri dari Rega.


"Jangan pernah menyentuhku lagi. Cari pelacur lain yang diam-diam kamu sembunyikan dariku!" Refa kembali memutar tubuh, mengarah pada Rega. "Oh, ya. Katakan pada Ratu, aku bahkan melakukannya karena mencintaimu, bukan karena uangmu!" Rega tertegun, wanitanya kini begitu kecewa.


Rega tidak pernah menyadari jika dia selalu mengatakan hal bodoh pada teman-temannya mengenai Refa. Rega bahkan telah tega tidak pernah membalas kata aku mencintaimu dari Refa setelah pergulatan panas mereka. Yang Rega tahu, Refa hanya perempuan dari keluarga sederhana yang giat bekerja untuk membiayai keluarga serta diri perempuan itu sendiri. Lebih gila lagi, Rega tidak memikirkan usaha Refa membeli gaun-gaun mahal hanya untuk diperlihatkan, hingga akibatnya uang Refa terbuang sia-sia.


Rega menunduk, tanpa sadar matanya mengair, meneriaki diri sendiri. Setelah wanita itu pergi, baru Rega ketahui jika ia membutuhkan wanita dewasanya, wanita gilanya, wanita yang berhasil membuat hidupnya bahagia. Aku akan mendapatkanmu kembali, Refa.

SAGA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang