Repair: Chapter 1

10 0 0
                                    

Apa maksudnya manusia diciptakan? Sementara takdir kita sudah tercatat, dan yang paling jelas adalah pada akhirnya semua orang akan mati.
Kehidupan mana yang akan kita pilih untuk di usahakan dalam sisa hidup ini?? Ingin jadi presiden? Pahlawan? Pengusaha kaya? Politisi? Atau menjadi orang biasa saja seperti diriku??
Setelah gagal tes masuk perguruan tinggi negeri, rasanya aku benar baru mengenal sulitnya kehidupan. Tak ada uang, tidak mahir matematika. Mimpi menjadi orang besarpun harus ku kubur dalam-dalam.
Namaku Wangi Melati, nama yang sama sekali tak membawaku dalam keberuntungan masa depan yang cerah. Yang ada hanyalah kerikil-kerikil tajam yang membatasi jalanku untuk meraih cita.

Tapi pada akhirnya aku mulai menata kehidupan yang jauh dari rencanaku terdahulu. Sulitnya mencari kerja yang layak bagi lulusan sekolah menengah atas. Dan disinilah aku sekarang, bekerja di toko swalayan dengan gaji tak seberapa. Dan Ibuku....tiada saat melahirkanku. Baru lahir saja, aku sudah membuat ibuku sendiri tiada. Sementara Ayahku sudah memiliki keluarga baru, aku memutuskan untuk tinggal sendiri setelah memiliki pekerjaan.
"Selamat datang di Andamart... Silahkan berbelanja.. "ucapku tersenyum menyambut pengunjung.
Seorang laki-laki membawa belanjaannya ke meja kasir, yang ia beli hanyalah makanan-makanan instan, tebakanku pasti dia anak kos.
"Totalnya lima puluh enam rubu rupiah."ucapku ramah. Tapi orang itu sedang sibuk melacak semua kantong yang ada di pakaiannyabdengan sedikit wajah panik.
"Aduh mbak maaf dompet saya ketinggalan..."Ucapnya dengan muka memerah, mungkin karena malu.
"Ya udah ambil aja nih... Kamu kan udah cape-cape kesini, kasian kan kalo harus bolak balik. "ucapku sambil menyodorkan kantong belanjaannya.
"Tapi mbak... Saya kan gak bawa uang, terus siapabyang bayar? " tanyanya menggaruk kepala.
"Saya dulu yang bayar... Kapan-kapan bisa diganti. "ucapku.
"Yaudah kalo gitu mbak catat nomber hp saya aja."ucapnya.
"Yaudah nih  tulis sendiri." ucapku memberikan ponselku padanya.
"Nih udah mbak... Makasih banyak." ucapnya mengembalikan ponselku. Dan nama Dimitri tercatat di kontak ponselku. Wajah orang itu cukup tampan, tapi bukan itu alasanku menolongnya. Suatu saat aku akan memerlukan bantuan seseorang, dan aku percaya suatu kebaikan yang diperbuat pasti ada balasannya.

Selepas pulangkerja aku langsung membersihkan badanku yang terasa lengket. Lalu aku memasak mie instan dan menyantapnya sambil menonton tv, sesekali melihat ponsel. Hanya itulah kegiatanku sehari-hari, terlihat membosankan, dan memang benar membosankan.
Tiba-tiba lagu Ed Sheeran terdengar yang berasal dari ponselku. Dan nama Dimitri tertera di layar ponsel, aku pun menjawab panggilan itu.
"Halo.. "ucapku singkat.
"Ini mbak kasir yang tadi nolong saya kan?"ucapnya.
"Ooh... Mas orang yang ketinggalan dompetnya."ujarku.
"Iya mbak... Sekali lagi terimakasih ya mbak, besok bisa ketemu gak? Saya mau bayar hutang saya, sekalian traktir makan tanda terimakasih saya."ucapnya menawarkan.
"Gak usah mas! Maksud saya gak usah traktir, tapi hutangnya sih bayar mas.. "ucapku.
"Mau dong mbak? Saya mohon. "ucapnya memaksa.
"Yaudah deh mas kalo maksa."ucapku.
"Siip... Besok saya kasih tau tempatnya. Saya tutup dulu telponnya ya? "Tanyanya.
"Oh silahkan mas.."
"Makasih.. "
"Sama-sama. "


To be continue...

RepairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang