Episode 1

2.7K 189 26
                                    

"Arghhh..." leguh Yoona melepas penat, tangan kirinya sibuk memijat tengkuknya yang sakit, sedangkan tangan lainnya sibuk melepas masker yang betengger di lehernya.

"Noona..." panggil Yuta yang berlari kearahnya dengan nafas yang terengah-engah.

Yoona menangkap tangannya ketika sesaat Yuta akan limbung karena berlari kencang, "Wae..wae..wae~~?" tanyanya kemudian, bingung melihat Yuta yang terburu-buru.

"Itu..sshhuhhh,, sshhuuhhh, Dr. Kim meminta sshhuhh..sshhuhh...dokter dari sshhuhh...departemen bedah sshhuhh...huff...shhhh..hauff....Dr. Kim meminta dokter dari departemen bedah untuk membantu menangani pasien kecelakaan beruntun di UGD..." jelasnya mengulang setelah berhasil mengatur nafasnya.

"Oh, geurae..." jawab Yoona santai, sesekali masih memijat tengkuknya.

"Noona..."

"Waeyo?" tanya Yoona bingung

"Sekarang noona~!" jawab Yuta tak habis pikir.

"Mwo?..........Aish,kajja!" jawab Yoona yang baru menyadari situasi darurat itu. Segera mereka berlari kelantai dasar.

"Apa dokter yang lain sudah disana?" tanya Yoona masih sibuk berlari mencari jalan di sela pasien yang berlalu lalang.

"Dr. Park masih menjalani operasi dan akan menyusul secepatnya" jawab Yuta yang masih berusaha mengimbangi laju lari Yoona.

"Seberapa parah keadaannya?" tanya Yoona ketika mereka memasuki Lift.

"Kacau...seperti sebuah bencana, beberapa korban meninggal di tempat kejadian. Seperti badai berdarah, makanya semua dokter diarahkan kesana" jelas Yuta dengan wajah ketakutan bercampur sedih.

TING, pintu lift terbuka. Segera mereka berlari kearah UGD. Mata Yoona membuka lebar, belum pernah dia melihat keadaan yang seperti ini, benar kata Yuta, seperti ada bencana besar yang terjadi. Orang terluka berserakan dimana-mana.

"Noona..." panggil Yuta menyadarkan lamunannya, segera Yoona berlari menghampiri salah satu pasien.

Hatinya masih gugup, karena terkejut. Sejenak dia memperhatikan pasien yang terduduk kesakitan didepannya, luka cukup lebar masih mengeluarkan darah segar di kakinya. Dengan segera Yoona menyambar cairan alcohol untuk membersihkannya dulu. Kemudian menyambar kassa yang sudah basah dengan cairan pembersih kuman meletakkan di atas permukaan lukanya. "Tekan sebentar, aku akan menyiapkan obat biusnya" ucapnya pada pasien itu. Kemudian sibuk memasang handscoon.

"Dr. Im kau perlu bantuan?" tanya Jieun(IU) yang berlari kearahnya.

"Ah... Jieun~ah, bisa kau ambilkan Tissue foceps, Anatomy pincet, Needle holder, injection needle, suture needle dan catgut?" tanya Yoona masih berusaha mengurasi pendarahan. [*Penjepit, Pinset, penjepit jarum, alat suntik, jarum jahit dan benang]

"Nde Im euisa-nim" ujawab Jieun cepat lalu berlari keruang peralatan.

Yoona kembali menekan kassa yang dengan cepat berubah warna menjadi merah. Memandangi pasien ini. Wanita yang dikiranya sekitar 20an, jauh lebih muda darinya menahan sakit dengan wajah yang basah dengan air matanya.

"Ada bagian lain yang kau rasakan sakit?" tanya Yoona memandang wajahnya khawatir.

Nafasnya sesengukan menahan sakit dan tangisnya, berusaha menjawab Yoona. "Anio...Geundae..."

Yoona masih menunggu melanjutkan ucapannya. Bibirnya mulai memucat, dengan cekatan dia memeriksa seluruh bagian tubuh pasien itu. Tidak ditemukan tanda cidera lain selain luka terbuka di kakinya. Diperiksanya denyut nadinya. Yoona terdiam, 'denyutnya lemah, kurang dari batas normal dan bibirnya mulai membiru. Dia butuh darah.' batinnya kacau.

5 WANGJA || HIATUS ||Where stories live. Discover now