TIGA

5.5K 605 12
                                    

_________________________

Our Destiny

a fanfic written by Strawbaekki_

Chapter Tiga

__________________________

APA itu cinta?

Apakah perasaan cinta menyebabkanmu terus ingin bertemu dengannya? Ingin melihatnya lagi, dan lagi? Dan jantungmu berdebar kencang tiap kali kau didekatnya? Atau pipimu merona saat dia menatapmu?

Jika ya, maka Baekhyun memang jatuh cinta. Jangan tertawa karena sebelumnya Baekhyun pacaran bukan karena cinta, melainkan hanya karena dia membutuhkan status itu sebagai lelaki normal. Kejam? Tidak sepenuhnya, karena pacar Baekhyun terdahulu lah yang menyatakan perasaannya dan Baekhyun tinggal menjawab 'ya'. Dan sekarang dia malah linglung terhadap perasaannya sendiri. Semua ini didasari kenyamanannya saat bersama... Chanyeol.

Ya, Park Chanyeol.

Model tampan dengan tubuh tinggi mempesona. Yang tengah menelepon kekasihnya diiringi senyum lembut yang amat Baekhyun inginkan. Wajahnya terlihat lebih cerah, dan seolah kelelahannya selama bekerja, lenyap begitu saja. Well, kenyataan bahwa Chanyeol telah memiliki kekasih memang telah membunuh semangat Baekhyun untuk menarik perhatiannya. Tetapi menjadi teman akrab? Itu bisa saja. Dan... wanita itu pastilah beruntung memiliki Chanyeol.

Baekhyun mengulas senyum ketika pandangannya bertemu dengan Chanyeol. Pemuda tinggi itu melambai singkat, kemudian fokus lagi pada teleponnya sebelum Baekhyun sempat membalas. Mendesah panjang, Baekhyun mengusap pelan wajah ber-make up-nya. Saat ini sedang jeda waktu pemotretan, dan Baekhyun duduk dipojok studio, sedangkan Chanyeol berdiri menyender didekat pintu belakang, masih dengan jas abu-abu yang tadi dikenakannya saat pemotretan berlangsung. Dan dia tampan. Sangat, malah.

Baekhyun sempat mengulang kembali masa lalunya, dimana sosok Chanyeol samar-samar diingatannya. Mereka memang teman sekelas, tetapi tidak terlalu akrab. Kalaupun berbicara, hanya untuk memberitahu informasi dari teman atau guru yang berkepentingan, selebihnya... mereka hanyalah orang asing. Namun, entah mengapa, walau sudah lama tidak bertemu, keduanya masih bisa mengingat wajah satu sama lain, dan kebiasaan saat dikelas dulu. Bagaimana Chanyeol yang selalu tidur di jam fisika, atau Baekhyun yang selalu mengenakan headphone ketika sendirian. Mungkin kami saling memperhatikan, tetapi hanya sebatas mengenal teman sebaya, batin Baekhyun, atau karena takdir. Yeah, takdir dan kebetulan.

"Memikirkan sesuatu, Baek?"

Baekhyun terlonjak atas suara berat itu, dan menoleh cepat pada pemiliknya yang kini menahan tawa geli. Merengut, ia justru membuat pipinya terasa memelar karena tarikan gemas.

"Chwanywwol swakit! Uwwh!"

"Duh, duh, lucunyaaaaa!"

Baekhyun memukul tanagan Chanyeol hingga terlepas dari pipinya. Dia mengusap pipinya ang terasa panas dan nyeri, lalu melotot tajam pada Chanyeol yang tertawa renyah disampingnya. Baekhyun memutar bolamatanya. "Tertawa saja, tertawalah. Sampai kau puas, Yeol."

Chanyeol berusaha menghentikan tawa dan mengusap airmata diujung matanya. "Uh~ jangan ngambek~ Sini Oppa peluk! Nyanyanya~" katanya sambil merentangkan kedua tangan.

"YAK! Aku bukan perempuan!"

BUK!

"Aw! Kasarnya, duh!" Chanyeol meringis, mengusap kepalanya yang terkena pukulan Baekhyun. "Ck. Maaf, maaf! Aku hanya bercanda! Kau sensitif sekali. Sedang datang bulan?"

Our Destiny - ChanBaek.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang