7

10.7K 390 33
                                    

Hai hai ^_^

Seneng banget tiap kali nyalain internet di hp satunya muncul notif bertubi-tubi dari vote kalian..

Seneng juga banyak readers yang ngevote dan ngikutin terus cerita ini.. Tolong comment nya yaa.. Di bagian yang kalian seneng juga gapapa kalian nyeletuk. Pasti Author bales hehehe

Selamat membaca :*

----------------------------

"Ayo kita berangkat sekarang. Aku ingin menemui kedua orang tuamu," ucap Daniel. Mendengar hal itu, mata Carolina membulat tak percaya.

"Sekarang?" tanya Carolina.

"Kau tahu aku tidak suka mengulangi perkataanku, Carolina. Bersiaplah. Kemasi semua barang-barangmu."

"Baiklah. Aku akan berdandan sebentar," ucap Carolina. Dia langsung berlari sofa ruang televisi membawa alat make up nya.

Dia mengobrak-abrik isinya untuk menemukan sesuatu. Karena sepertinya akan lama jika dia mengenakan foundation, bedak, eyeshadow, dan yang lainnya, dia memutuskan untuk memakai lip balm saja. Carolina mengusap bibirnya pelan.

"Ah, bibirku kering sekali. Sepertinya kali ini aku harus banyak minum," gumamnya pelan.

"Aku bisa membantumu untuk membasahinya sekarang juga, Carolina. Kau mau?" tanya Daniel yang ternyata sedari tadi berdiri di belakangnya.

Mendengar hal itu, pipi Carolina bersemu merah.

"Melihatmu seperti ini, aku jadi yakin kalau kau tidak memerlukan blush on." Ucap Daniel.

Carolina hanya tertunduk malu. Daniel sangat gemar menggodaku. Aku malu, sih mendengarnya, tapi.... Aku senang! Apa benar dia menyukaiku? Rasanya sulit untuk kupercaya.

Hmm.. Ngomong-ngomong ada urusan apa dia ingin bertemu kedua orang tuaku? Aku harus menanyakan hal ini padanya.

Sedangkan Daniel? Diam-diam dia tersenyum menuju kamar untuk mengemasi barang-barangnya. Banyak wanita yang dapat dipilihnya, tetapi mengapa hatinya justru jatuh pada gadis biasa-biasa saja seperti Carolina?

Dengan menggunakan taksi, Carolina dan Daniel pergi menuju ke rumah orang tua Carolina. Gadis itu tampak gugup. Dia mengepalkan kedua tangannya di pangkuannya. Melihat sikap gadis itu, Daniel menggenggam lembut tangan kanannya.

"Ada urusan bisnis apa hingga kau harus menemui mereka, Sir?" Carolina bertanya ketus.

"Hmm.. Tidak ada. Aku hanya merasa sepertinya kau sangat merindukan mereka."

Jawaban Daniel membuatnya terkejut. Jujur saja, awalnya Carolina menyangka bahwa dia hendak bertindak macam-macam kepada kedua orang tuanya. Atau mungkin saja dia akan berkata kata 'juallah anakmu padaku. Aku akan memberikan kekayaanku untuk kalian.' mengingat dulu Daniel pernah menyentuhnya tanpa izin.

Mendengar jawaban Daniel, Carolina jadi merasa bersalah karena berpikir yang tidak-tidak. Setelah beberapa saat, akhirnya mereka berdua tiba di depan sebuah rumah kayu yang minimalis. Rumah itu memiliki dua lantai, dengan pekarangan kecil di depan rumahnya.

Daniel Pov

Kami tiba di depan rumah orang tua Carolina. Rumahnya tampak sangat sederhana, namun nyaman dilihat. Seolah-olah, jika berada di dalamnya, aku akan merasakan kedamaian. Sepertinya aku harus membuktikannya. Carolina berlari dari dalam taksi menuju ke kandang kecil yang ada di pekarangan. Dia berjongkok di depan kandang itu dan sesosok makhluk kecil keluar dan menjilati gadisku.

{SLOW UPDATE} My Bossy Boss, Mr. ArroganteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang