“enak aja aku gak mau tidur di kamarmu!”

“kalau begitu aku yang akan tidur di kamarmu” Marcus mengedipkan sebelah matanya.

Grrrr

***

“kau ikut mobilku saja” Marcus menawarkan ketika Queen ingin menyetir mobilnya, lebih tepatnya ia memerintah wanita itu.

“tidak usah, aku tidak ingin ada gossip di kantor.”

“baiklah, sampai jumpa di kantor” kata Marcus tidak memaksa, tahu wanita itu membutuhkan waktu pribadi.

Queen menghela napas dan masuk ke mobilnya, di perjalanan semua kejadian dua hari terakhir ini melintas di kepalanya dan ia menyadari kehadiran pria itu mengubah semua kehidupan tenangnya hanya dalam 48 jam.

Di kantor Queen kembali menjadi wanita bertangan dingin yang ditakuti atau disegani karyawannya, tergantung presepsi masing-masing individu.

“Ran, apa kemarin aku mendapat pesan?”

“ada bu, dari bapak Doni manajer produksi katanya meeting akan ditunda sampai lusa dan adik anda menelpon untuk memberitahu dia membatalkan janji makan siang.” Kata Rani, sekertarisnya yang manis dan ramah.

“oke, terima kasih.”Queen kembali ke kantornya dan mengerjakan pekerjaannya yang terabaikan kemarin dan beberapa menit kemudian ia pun sudah larut dalam pekerjaannya hingga melupakan semua kejadian dua hari terakhir.

Tok tok tok..

“masuk” seru Queen dengan mata masih tertuju pada berkas yang sedang dibacanya.

“ini sudah lewat waktunya pulang” ucap Marcus begitu membuka pintu.

Melirik jam tangannya Queen sedikit terkejut dengan cepatnya waktu berlalu iapun membereskan kertas-kertas yang berserakan dan mematikan komputer lalu mengambil tas-nya.

“kalau begitu saya permisi pak.”

“ naik mobilku saja ini sudah malam.”

“aku membawa mobil sendiri.”

“tinggal saja mobilmu di kantor”

“tidak terima kasih”

“gadis keras kepala. Ada yang ingin kubicarakan denganmu di mobil. Masalah pekerjaan.” Tambahnya.

Dengan enggan Queen pun mengiyakan.

Di dalam mobil suasana hening sesaat saat Marcus meluncur ke jalan yang cukup lancar karena udah lewat jam pulang karyawan.

“apa yang ingin kaubicarakan”

“besok aku akan pergi ke luar kota.”

“oh yah, berapa lama?” Tanya Queen dengan bersemangat.

Marcus mengerutkan dahi melihat semangat wanita itu “dua minggu”

“baiklah, selamat jalan.” Ucapnya dengan mengulas senyum bahagia.

“kau juga ikut denganku.”

“Apa!?”

“masih ingat daerah yang kita bahas beberapa hari lalu? kita akan mensurvei daerah itu dan melihat apakah produk kita akan diminati atau tidak di sana. Kau sebagai manajer pemasaran yang dipilih untuk melakukan survey.”

Tentu saja Queen masih ingat topik bahasan mereka saat rapat itu, perusahaan ingin memperluas pasar di daerah yang sedikit lebih jauh dari ibukota dan terakhir kali mereka masih belum memutuskan siapa yang akan dikirim ke sana.

“kapan hasil keputusan itu diberitahukan?”

“saat kau tidak masuk kemarin”

Mendengar itu Queen hanya menjawab dengan berat hati “oke aku akan bersiap”

***

Keesokan harinya mereka berdua berada di bandara menunggu penerbangan mereka dan mengabari beberapa orang tim yang sudah lebih dulu berada di daerah yang ingin mereka survey.

Mereka masih sibuk dengan pikiran masing-masing sehingga tercipta keheningan sampai mereka tiba di hotel dan di antar ke kamar yang sudah disediakan oleh petugas hotel.

Dua jam kemudian mereka bertemu di lobi hotel setelah sebelumnya, tepatnya setengah jam lalu Marcus menelpon dan berkata akan berkumpul anggota tim yang lain di lobi hotel.

Saat anggota tim lain sudah menunggu mereka Queen terkejut juga senang karena anggota lain yang dimaksud adalah teman semasa kuliahnya “Jerry!” serunya

“Queen” Jeremy tersenyum lebar “hai”

“hai” ia masih menatap Jerry dengan terpesona karena perbedaan fisik yang begitu mencolok dengan waktu mereka sekolah dulu, sekarang pria itu bertubuh tinggi dan tegap walaupun tidak setinggi Marcus hanya sorot matanya yang masih sama. Masih ramah dengan bola mata berwarna hijau teduh yah maklum karena Jerry itu asli peranakan luar negeri, made in US.

“ehem..”

Menoleh ke samping Queen melihat Marcus yang berdiri di sampingnya menatapnya tajam ‘ada apa sih dengan pria ini’ pikirnya bingung.

Setelah Mereka berjabat tangan dan berkenalan secara formal, merekapun memulai diskusi mereka tentang langkah-langkah yang akan mereka ambil.

***

Setelah rapat yang berlangsung dua jam di lobi hotel itu berakhir dan para rekan se-tim sudah pamit untuk beristirahat meninggalkan Queen, Marcus, dan Jerry yang masih berada di lobi hotel.

Queen menghampiri Jerry dengan bersemangat dan menyapanya seperti teman lama yang sudah lama tidak berjumpa, yang memang seperti itu “Jerry! Wow kau sangat berubah, aku hampir tidak pernah mengenalimu!.”

“dan kau masih seperti dulu, Queen. Masih tetap mempesona” kata Jerry yang langsung memeluk Queen dan dibalas wanita itu.

“kalau begitu aku permisi dulu”   

Sedikit terlonjak kaget Queen melupakan pria itu yang sedari tadi memperhatikan mereka dengan wajah datar lalu pergi. Ia pun tidak memikirkan sikap pria itu dan kembali mengobrol dengan Jerry “jadi sejak kapan kamu kembali ke Jakarta?” Tanya Queen karena dulu pria itu meneruskan sekolahnya di tempat kelahirannya di London.

“aku baru saja kembali beberapa bulan lalu karena perusahaan pusat menempatkanku di sini dan aku langsung dipercayakan mengurus proyek ini.”

“ih, jahat deh masa uda beberapa bulan di Jakarta gak kabar-kabarin aku” ucap Queen dengan sedikit manja.

“masih manja kaya dulu nih si ‘ratu manja’” goda Jerry

“Cuma sama kamu doank koq manjanya” Queen balik menggoda seperti kebiasaannya saat mereka sekolah dulu.

Jerry dengan gemas mencubit hidung Queen “aduduh….” Protes wanita itu kesakitan.

Lalu mereka pun melanjutkan obrolan mereka tanpa menyadari seseorang menatap mereka dengan tajam.

Because You're MineWhere stories live. Discover now