Ahop - Gu - 9

2.9K 377 11
                                    

Saturday.

[19:46]

Mark : Soo Ah

Mark : kita ketemuan bisa?

Soo Ah : Bisa. dimana?

Mark : cafe deket sekolah

Soo Ah : oke otw

Read

"Semakin hari hubungan persahabatan gue dengan Mark kenapa jadi aneh gini?"

<><><>

"Maaf lama," ucap Mark sambil duduk di depan Soo Ah.

"Lo yang ngajak lo sendiri yang telat." Soo Ah menyeruput Vanilla Latte nya. "Kenapa ngajak ketemuan?"

"Sekarang gue ngajak lo kesini dalam rangka gue mau kencan buta sama lo."

"Kencan? Tapi kan, gue..." Belum selesai Soo Ah bicara, Mark nyerocos duluan.

"Gue tau. Tapi gue menginginkan ini dari dulu. Sekarang gue sadar, gue udah terlambat. Lo udah sama Taeyong."

"Mark..."

"Mau gak mau, temani gue ke Namsan Park. Seenggaknya gue bisa curhat sama lo tentang perasaan gue sekarang," pinta Mark. Soo Ah yang merasa kasihan menyanggupi permintaan Mark untuk menemaninya disana. Sebagai teman curhat.

Sesampainya disana, mereka mencari tempat duduk yang nyaman dengan pemandangan yang masih terlihat indah tentunya.

"Mau curhat apa?" tanya Soo Ah.

"Soo Ah, sekarang gue mau mundur buat mengejar cinta. Cinta selalu membuat gue merasakan sakit yang tidak berdarah. Batin gue sakit, Soo Ah." Mark menghela nafas dan kini matanya mulai berkaca-kaca. "Gue mundur. Gue gak mau ngejar lo lagi. Cukup sampai disini gue merasakan sakit."

Soo Ah merasa hatinya tertusuk oleh kata-kata Mark, dia merasa kasihan. Soo Ah mengelus punggung Mark dan berusaha menenagkan Mark yang mulai menangis.

"Mark, cinta itu tidak bisa dipaksakan. Cinta itu seperti Angin, tidak terlihat wujudnya tapi bisa dirasakan. Semakin besar angin bertiup, semakin besar pula rasa sejuknya. Sama seperti cinta. Tapi gue cinta sana lo sebagai sahabat masa kecil gue," ucap Soo Ah.

"Kenapa lo gak bisa menganggap gue lebih dari itu? Kenapa?"

"Karena gue gak mau merusak persahabatan hanya demi cinta, Mark. Gue gak mau. Kadang, setelah sahabat menjadi pacar, itu rasanya menjadi jauh berbeda. Mark, gue mohon, jangan paksain gue." Mata Soo Ah kini berkaca-kaca dan ingin menangis, tapi dia tahan semuanya.

Mereka saling duam beberapa menit hingga Soo Ah membuka suara lagi.

"Di dalam sebuah hubungan persahabatan antara cewek dan cowok pasti tidak pernah langgeng. Itu bagi mereka yang tidak berprinsip dalam hidup. Bagi gue, sahabat itu teman hati. Teman yang selalu ada disaat kita senang dan sedih. Tapi tidak hanya itu, sahabat adalah orang yang dimana saat kita jatuh dalam berjuang, dia akan selalu mensupport kita dari belakang dan ikut senang saat kita telah sukses."

Mark tertegun dengan ucapan Soo Ah barusan, kini hatinya tersadar berkat Soo Ah. Dia mengahpus air matanya lalu bangkit dari tempat.

"Makasih, lo udah buat gue sadar. Sekarang, gue akan telfon Taeyong buat jemput lo disini," ucap Mark sambil menekan nomor tujuan di handphonenya.

The end.

Chatting ➡Taeyong 「Book 2」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang