" Kau yakin tidak mau ku antar? "
" U'um..jaa.. "
" Ki o tsukete "
Kutarik nafas terdalamku sebelum meninggalkan rumah Ino siang itu. Huft.. Beruntung hari ini sekolah libur.
Namun tiba-tiba langkahku terhenti saat ku lihat sosok itu. Berdiri tepat di depanku. Hanya berjarak sekitar 2 meter dariku.
Entah kenapa rasa kesal yang tadi kupikir sudah hilang mendadak datang menghampiri bersama sosoknya. Aku menatapnya lekat.
Tapi kemudian aku berbalik dan memutuskan tuk pergi darinya.
" Matte "
Aku terus berjalan meninggalkannya.
" Hinata "
Ku tutup kedua telingaku dengan tanganku sambil terus berjalan. Ku percepat langkahku agar dia tak bisa mengejarku.
" Berhenti Hinata "
Tangannya berhasil meraihku.
" Apa yang terjadi denganmu? " ucapnya.
Aku diam membisu. Aku sungguh tak ingin membahas masalah yang membuatku merasakan sakit yang begitu dalam.
Kupalingkan wajahku.
" Lihat aku Hinata "
Aku masih dalam posisiku tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
" Ah.. "
Dia menarik lenganku begitu saja. Membawaku entah kemana.
" A.. "
Ku urungkan niatku tuk memanggil namanya. Ku gigit rapat bibirku.
Kami terus berjalan. Dan kemudian berhenti di sebuah.. taman?
" Duduk " perintahnya.
Masih diam, hanya menuruti perintahnya.
" Lihat aku Hinata "
Kami saling pandang di bangku taman siang itu.
" Katakan padaku, apa masalahnya " ucapnya.
Tidak..tidak..tidak... aku tak ingin membahas masalah itu. Tapi, semua tidak akan selesai jika aku seperti ini. Akh..
" Kenapa kau menangis? "
" ... "
" Kenapa kau tak menjawab telponku? tak membalas pesanku? "
" ... "
" Kenapa kau menghindariku? Apa salahku? "
" ... "
" Katakan Hinata, jangan hanya diam "
" ... "
Dia terus mencecarku dengan berbagai pertanyaan. Entahlah, dia sungguh khawatir padaku atau hanya kewajibannya sebagai kekasihku. Aku hampir tak bisa membedakan mana Sasuke-kun yang ku kenal dulu dengan Sasuke-kun sekarang.
Ah.. aku mulai melantur, mengatakan hal-hal yang hanya membuatku tambah pusing.
" Jangan diam saja Hinata "
Hentikan Sasuke-kun, aku benar-benar tak ingin membahasnya. Biarkan aku sendiri, komohon. Sebelum aku meledak dan membuatmu semakin jauh dariku.
" Hinata.. "
" Kau sangat ingin tau tentangku? " ucapku akhirnya.
" Tentu saja "
" Untuk apa? "
" Apa maksudmu? "
" Kau ingin tau kenapa aku menangis? Kenapa aku tak menjawab telpon mu, tak membalas pesanmu? bahkan menghindarimu?"
" Katakan "
" Itu semua karna kau Sasuke-kun.. kau... "
Ah padahal aku berencana ingin memendamnya sendiri.
" Aku? "
" Kau acuh padaku, kau tak pernah melihatku lagi, kau tak perhatian padaku lagi, kau... "
Air mataku luluh manakala aku mengingat semua yang telah terjadi.
" Aku cukup sabar menghadapimu, meski kadang aku merasa kehadiranku tak ada artinya bagimu "
" Apa maksudmu Hinata "
" Hingga saat ku lihat kau tertawa bersama seorang gadis "
" Gadis? "
" Sakura Haruno "
" Dia.. "
" Kau mau membelanya? "
" Hinata.. kau cemburu? "
Cih. Ku palingkan wajahku, mengusap air mataku. Kesal!
" Lihat aku Hinata "
Aku tak bergeming. Rasa kesalku serasa sudah di ubun-ubun.
" Arigatou na.. " ucapnya tersenyum.
Tangannya memegang kedua pipiku. Menghapus air mataku. Kenapa dia berterima kasih padaku, menyebalkan.
" Karna sudah cemburu " lanjutnya.
" Hah? "
" Aku selalu bertanya-tanya selama ini, apa kau masih mencintaiku "
" Eh? "
" Tapi aku tak pernah berani menanyakannya "
Tunggu, dia juga memikirkan aku?
" Juga.. gomennasai.. aku tak tau kalau kau selama ini menderita karna ku " lanjutnya.
Tangisku semakin menjadi usai mendengar pernyataannya. Dia tulus, aku tau itu.
" Antara aku dan Sakura tak ada hubungan apapun, kami hanya teman biasa "
" Uso "
" Sungguh.. "
Hening. Aku ingin mempercayainya lagi. Dan kuharap ini bukan kesalahanku.
" Jadi, sebagai permintaan maaf juga untuk memperbaiki hubungan kita.. kau ingin aku melakukan apa? " ucapnya.
Aku terdiam sejenak. Mungkin inilah kesempatanku, aku harus mengatakan semua yang ku inginkan selama ini.
" A-aku ingin.. "
Aku mulai gugup juga malu mengatakannya.
" Hn? "
" A-aku ingin kau.. melihatku "
" Aku sudah melihatmu "
" Bu-bukan seperti itu "
Ku jauhkan wajahnya yang kini berada tepat di depan wajahku.
" Lalu? "
" Aku ingin kau selalu melihatku "
" Baik, ada lagi? "
" A-aku juga ingin.. "
" Hn? "
" A-aku ingin kau.. lebih perhatian padaku " ucapku.
" Aku tidak dengar Hinata "
Dan diapun mulai menggodaku.
" Aku ingin kau lebih perhatian padaku, aku ingin kita slalu bergandengan tangan, aku ingin selalu bersamamu " seruku.
Blush
Ku tutup mulutku rapat-rapat. Apa yang baru saja ku katakan? Kenapa aku jadi begitu berani. Baka!
" Yosh.. sudah ku catat semua di kepalaku "
" Eh? "
" Mulai hari ini, bersiaplah melihatku yang akan lebih perhatian padamu "
" Eh? "
Entah kenapa aku merasa, sesuatu yang buruk akan terjadi nanti.
~SKip~
KAMU SEDANG MEMBACA
SasuHina - Cinta Itu..
FanfictionLavenderku membulat manakala dia mengecup hidungku sambil tersenyum. Aku langsung jatuh. Entah kenapa itu membuatku sangat malu. Ku rebahkan kepalaku di meja dan menutupinya dengan buku. Baka.. baka.. baka... Kenapa Sasuke-kun sekarang berani sekali...